Tanam Padi di Perbatasan, Panen Dolar dari Negeri Jiran

Indonesian Govt Encourages Rice Exports Development of the Border Region

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Tanam Padi di Perbatasan, Panen Dolar dari Negeri Jiran
Mentan Andi Amran Sulaiman (kanan) usai menyaksikan penanaman padi di lahan gambut di Pelalawan dan posisi strategis Kuala Kampar dekat Singapura dan Malaysia (Foto: B2B/Mac & Peta: istimewa)

DERU mesin helikopter disambut antusias oleh petani dan warga Kecamatan Kuala Kampar sebagai pertanda 'tamu penting' dari Jakarta membuktikan janjinya hadir di desa mereka, setelah menanti sejak sebulan lalu hadirnya Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman di Pulau Mendol, Provinsi Riau.

"Hampir pak menteri kembali ke Jakarta tadi malam karena ada telepon, Presiden Joko Widodo memanggil Mentan, syukurlah pak menteri mendapat izin dari presiden untuk kembali ke Jakarta setelah Shalat Jumat," kata Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman dalam sambutannya.

Kuala Kampar selain sebagai salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Pelalawan, berada di sebuah pulau yang dikenal dengan sebutan Pulau Mendol atau Pulau Penyalai.

Untuk mencapai Kuala Kampar harus menaiki speedboat selama empat jam dari Pangkalan Kerinci, ibukota kabupaten ke Teluk Dalam di Pulau Mendol. Kendala jarak dan geografis pula yang memaksa Mentan Amran Sulaiman dan rombongan menggunakan helikopter menuju lokasi panen padi di Desa Sei Upih.

Panen padi di Kuala Kampar menjadi penting lantaran petani setempat berhasil mengembangkan hutan gambut menjadi lahan persawahan seluas 5.000 hektar sejak lima tahun terakhir.

Jepang saja harus melakukan reklamasi lahan gambut menjadi persawahan, dan negara-negara di Eropa mengembangkan lahan gambut untuk pertanian hortikultura, sementara di Indonesia lahan gambut lebih banyak dimanfaatkan sebagai hutan tanaman industri (HTI) dan perkebunan kelapa sawit.

"Tidak seperti lahan gambut di daerah lain maupun mancanegara, hampir semua tanaman tumbuh subur di Kuala Kampar seperti kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, sayur-sayuran dan jagung, dan mayoritas petani Pulau Mendol berkebun kelapa sebagai mata pencaharian utama," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Riau, Ferry HC.

2,5 Jam ke Singapura
Peluang dan potensi tersebut yang mendorong Mentan memprioritaskan kunjungan ke Kuala Kampar setelah Merauke di Provinsi Papua dan Provinsi Lampung pada Senin hingga Kamis. Letak strategis Kuala Kampar yang hanya berjarak 2,5 jam melalui laut ke Singapura dan Malaysia, menjadi peluang ekspor beras untuk menuai dolar dari negeri jiran.

Kabupaten Pelalawan terletak di pesisir timur Pulau Sumatera, dengan wilayah daratan membentang di sepanjang bagian hilir Sungai Kampar, serta berdekatan dengan Selat Malaka. Berdasarkan posisi geografisnya, di 1,25' Lintang Utara sampai 0,20' Bujur Timur sampai 103,28' Bujur Timur.

"Indonesia harus merebut peluang ekspor beras ke Singapura dan Malaysia, dari sini hanya 2,5 jam saja, sementara mereka impor dari Pakistan butuh waktu setengah hari. Kita bisa ekspor sambil menanam lalu lempar ke sana, negara pun dapat devisa karena jasa petani di sini," kata Mentan.

Tampak di meja utama Gubernur Arsyadjuliandi Rachman, Bupati Pelalawan HM Harris, Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyk Pusung, Kapolda Riau Irjen Zulkarnain, Danrem 031 Wirabima Brigjen TNI Nurendi, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemprov Riau Ferry HC, sementara Mentan hanya didampingi Tenaga Ahli Sam Herodian.

Mekanisasi 50.000 Hektar
Sesuai target Nawacita 2015-2019 yaitu mewujudkan kedaulatan pangan merujuk pada instruksi Presiden Jokowi untuk 'membangun dimulai dari pinggir' maka Mentan mengambil inisiatif membangun pertanian pada 43 kabupaten di perbatasan NKRI, termasuk Pelalawan, untuk menjadi lumbung pangan di perbatasan. Seluruh kabupaten dapat memenuhi kebutuhan pangan dan sebagian diekspor ke negara-negara tetangga: Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Timor Leste dan Papua Nugini.

"Kebijakan pemerintah pusat bahwa di setiap pulau di Nusantara harus mandiri pangan, maka seluruh komoditas strategis dikembangkan sesuai agroekosistem wilayah dengan target harus swasembada pangan dan peluang ekspor," kata Mentan.

Khusus untuk Kuala Kampar di Pulau Mendol, Mentan menantang Bupati Harris untuk menyiapkan lahan sawah gambut 50.000 hektar, Kementan akan mendukung penuh mekanisasinya karena pemerintah pusat menargetkan Pelalawan sebagai kabupaten eksportir beras ke Singapura dan Malaysia.

"Kenapa ini tidak dilakukan dari dulu? Sebagai langkah awal Kementan beri bantuan 20 unit traktor besar roda empat dan 10 unit pompa air, dan harus sampai di sini minggu depan. Usahakan bisa tiga kali tanam. Kepulauan Riau selesaikan 10.000 ton dan dari sini 50.000 ton. Gubernur dan bupati harus saling mendukung demi kedaulatan pangan," kata Amran Sulaiman.

Dia juga menganjurkan petani Kuala Kampar untuk mengembangkan beras organik, karena harganya mahal sekitar Rp100.000 per kg. "Singapura tidak punya sawah, di Malaysia ada peluang pasar dari 30 juta penduduknya. Bisa kan? Kalau tidak bisa, saya tarik semua bantuan dari Kementan."

 

KUALA Kampar residents in Indonesia's Mendol Island, one of the islands in Riau Province cheered Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman in their hometown after waiting since last month, and the minister to prove his promise.

"Having arrived last night, Minister Sulaiman almost have to go back to Jakarta, after phoned by President Joko Widodo, and thank God he got permission by president returned to Jakarta after Friday prayer," Riau Governor Arsyadjuliandi Rachman in his speech.

Kuala Kampar as one of the 12 districts in Pelalawan district, located on an island known as Mendol Island or Penyalai Island.

For visiting the Kuala Kampar by speedboat for four hours of Pangkalan Kerinci, district capital to Teluk Dalam in Mendol Island. Distance and geography, which forced Minister Sulaiman and his entourage by helicopter to Sei Upih village as location of rice harvest.

The rice harvest in Kuala Kampar be critical for Indonesia because local farmers managed 5,000 hectares of peatland forests into rice fields since last five years.

Japan should be reclaimed peatlands into rice fields, and some countries in Europe to develop peatlands for horticulture, while in Indonesia peatlands mostly used for industrial timber plantations and oil palm plantations.

"Unlike peatlands in other regions and foreign countries, nearly all plants can be cultivated in Kuala Kampar such as palm oil, rubber, coconut, sago palm, vegetables and corn. The livelihood of majority of farmers in Mendol Island are coconuts," said Head of Department of Agriculture Riau Province, Ferry HC.

2,5 Hours to Singapore
Agricultural potential in peatlands which encourages Minister Sulaiman prioritize visits to Kuala Kampar after Merauke in Papua Province and Lampung Province from Monday to Thursday. The strategic location of Kuala Kampar which is just 2.5 hours by sea to Singapore and Malaysia, is an opportunity rice exports as a source of foreign exchange for Indonesia of agricultural sector.

Pelalawan district located on east coast of Sumatra island, a land area extending along downstream part of Kampar River, close to Malacca Strait. Of the geographical position, at 1.25 North Latitude to 0.20' East Longitude to 103.28 East Longitude.

"Indonesia must seize opportunities of rice exports to Singapore and Malaysia, because from here is only 2.5 hours, while imports from Pakistan takes half a day. We can export while planting, the government gets the foreign exchange because hard work of of Kuala Kampar farmers," Minister Sulaiman said.

It was attended by Governor Arsyadjuliandi Rachman, Pelalawan District HM Harris, Commander of Sumatera's Bukit Barisan Military Command Maj.Gen Lodewyk Pusung, Riau Police Chief Inspector General Zulkarnain, Commander of Riau's Wirabima Resort Military Command Brigadier General Nurendi, Head of Agriculture, Food Crops and Horticulture Riau Provincial Government Ferry HC, while Minister Sulaiman only be accompanied by special staff Sam Herodian.

Agricultural Mechanization
According to Nawacita program target of 2015-2019 to
to achieve food sovereignty as instructed f President Joko Widodo to  'build of the state border', Minister Sulaiman initiative developing agriculture in 43 districts in the border region, including Pelalawan. The target, all districts in state border should be able to meet their food needs and exporting excess production to neighbor countries such as Malaysia, Singapore, Brunei Darussalam, the Philippines, East Timor and Papua New Guinea.

"The policy of the central government that every island in Indonesia should be independent of food, the development of strategic commodities based on agro-ecosystem region, the target must be self-sufficient and develop export opportunities," he said.

Especially for Kuala Kampar in Mendol Island, Minister Sulaiman challenged Regent Harris to set up 50,000 hectares of rice fields, the ministry will fully support agricultural mechanization after central government set target Pelalawan District for rice exports to Singapore and Malaysia.

"As an initial step, the Agriculture Ministry provides 20 units of tractor engine four-wheel, 10 units of water pumps, and next week should arrive here. If you can plant rice three times a year. The allocation of export for the Riau Islands province of 10,000 tons, and Kuala Kampar 50,000 tons. Governor and regent must cooperate supports of food sovereignty," Mr Sulaiman said.

He also encouraged the Kuala Kampar farmers for developing organic rice, because it is expensive around 100,000 rupiah per kg. "Singapore does not have fields,
there is an export market opportunities for 30 million people in Malaysia. You can? If not, I'll cancel budget of the ministry for Kuala Kampar."