P2HP: Produktivitas Bunga Melati Terkendala Tanaman Mulai Menua
Jasmine Flowers Hampered by Aging Plants
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Intan Permata Sari
Tegal (B2B) - Kendati volume produksi bunga melati di Kabupaten Tegal terus meningkat, namun terdapat beberapa kendala yang dihadapi para petani lantaran sebagian besar tanaman melati menua.
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) di Kementerian Pertanian mencermati beberapa kendala di lapangan yang dihadapi oleh petani dan pemerintah dalam pengembangan usaha bunga melati.
Sekretaris Direktorat Jenderal P2HP, Yasid Taufik mengatakan kendala lain yang dihadapi dalam pengembangan usaha bunga melati di Kabupaten Tegal adalah abrasi pantai mengakibatkan lahan potensial mulai menyempit, investasi awal tinggi sedangkan menunggu panen relatif lama, alih fungsi lahan untuk kawasan pelabuhan laut.
"Pemerintah tidak menampik fakta bahwa produksi melati belum dapat sepenuhnya diserap oleh pasar, akibatnya sisa bunga melati tidak memiliki nilai ekonomis terutama saat panen raya, air irigasi tidak sampai ke upat-upat serta tenaga kerja menyusut akibat lebih memilih bekerja di pabrik," kata Yasid Taufik yang hadir dalam kunjungan Mentan Suswono ke Tegal, Rabu (26/3) untuk mewakili Dirjen P2HP, Yusni E Harahap yang berhalangan hadir.
Kendati begitu, ungkap Yasid, pihaknya bersama pemerintah daerah setempat pemerintah terus berupaya menambah luas lahan dan peremajaan tanaman, pembinaan kelompok tani, penerapan sistem tanam jajar legowo, terus melakukan promosi melalui pameran produk unggulan serta pemberian bantuan untuk perluasan areal dan sarana serta prasarana panen dan pasca panen.
Saat ini, kata Yasid, jumlah kelompok tani melati di Kabupaten Tegal berjumlah 18 kelompok, tujuh kelompok berasal dari Kecamatan Kramat, sembilan kelompok dari Kecamatan Suradadi dan dua kelompok dari Kecamatan Warurejo.
"Kehadiran Mentan Suswono diharapkan dapat meningkatkan semangat para petani bunga melati untuk meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus dapat menyampaikan kendala yang mereka hadapi kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten demi peningkatan ekspor dari subsektor nonmigas," ungkapnya lagi.
Tegal (B2B) - Although jasmine flowers production volumes continue to increase in Tegal district, but there are some constraints faced by farmers because most of the jasmine plant aging.
Directorate General of Processing and Marketing of Agricultural Products (P2HP) in Indonesian agriculture ministry has examined some of the constraints faced by farmers and governments in the development of jasmine flowers.
Secretary of Directorate General P2HP, Yasid Taufik said another obstacle encountered in the development of jasmine flowers is abrasion resulting potential land began to narrow, high initial investment but the harvest had to wait a relatively long time, conversion of cropland to the sea port area.
"The government does not deny the fact that the production budget has not been absorbed by the market optimally, resulting in the rest of jasmine flowers has no economic value, especially during harvest, inadequate irrigation water and the limited number of workers," Yasid Taufik said who attended the Minister of Agriculture Suswono visited to Tegal today (26/3) to represent P2HP Director General, Yusni E Harahap are unable to attend.
Even so, Yasid said, agriculture ministry with local governments seek to increase the area of land and replanting, fostering of farmer groups, planting system application, the promotion of the exhibition through superior products, support for expansion of land, facilities and infrastructure to harvest and postharvest.
Currently, Yasid said, the number of farmer groups in Tegal regency about 18 groups, seven groups of Keramat sub-district, nine groups from Suradadi sub-district, and two from Warurejo sub-district.
"The presence of the minister of agriculture, we expect to increase the spirit of jasmine flowers farmers to increase productivity, as well as dialogue with minister and governor and regent order to improve exports of non-oil subsector," he said.