Taruna Akademi TNI Ikuti Pelatihan BPPSDMP Kementan Jelang Latsitardanus 32

Indonesian Military Academy Cadets Trained on Food Resilience

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Taruna Akademi TNI Ikuti Pelatihan BPPSDMP Kementan Jelang Latsitardanus 32
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Gunawan Yulianto (kemeja batik) dan Danjen Akademi TNI Letjen TNI Bayu Purwiyono dan sebagian peserta pelatihan (inset) interaksi taruna Akmil dengan petani (Foto2: istimewa)

MULAI 12 April hingga 14 Mei 2017, taruna tingkat akhir Akademi Militer dari Akmil Magelang, Akademi Angkatan Laut dari AAL Surabaya, Akademi Angkatan Udara dari AAU Yogyakarta, Akademi Kepolisian dari Akpol Semarang dan praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri dari IPDN Jatinangor akan mengikuti Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara 32 (Latsitardanus) di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang merupakan aplikasi dari materi pengetahuan teritorial dan pembekalan keterampilan lapangan yang terakhir.

Guna mendukung kegiatan Latsitardanus 32 di Kaltara, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan memberikan pelatihan dan pembekalan tentang ketahanan pangan kepada para taruna dikerahkan ke daerah perbatasan.

Kegiatan pembekalan dibuka secara resmi oleh Danjen Akademi TNI Letjen TNI Bayu Purwiyono dan Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Gunawan Yulianto di Akmil Magelang, Jawa Tengah belum lama ini.

"Pembekalan kepada taruna Akademi TNI bertujuan agar para taruna senior dapat menyampaikan kembali kepada para petani dan masyarakat tentang pentingnya ketahanan pangan bagi ketahanan nasional sehingga para petani di kawasan perbatasan akan terpacu mendukung swasembada pangan," kata Gunawan Yulianto.

Menurut Gunawan, pembekalan wawasan ketahanan pangan merupakan tindak lanjut dari memoranda kesepahaman (MoU) yang diteken oleh Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk mensukseskan program swasembada pangan.

"Sektor pertanian akan menghadapi setidaknya empat isu strategis selama lima tahun ke depan. Mulai dari kecukupan produksi untuk melepas ketergantungan Indonesia pada pangan impor, pemantapan dan peningkatan daya saing dalam negeri, diversifikasi pangan hingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani," katanya.

Asisten Teritorial Panglima TNI, Mayjen TNI Wiyarto mengingatkan tentang proxy war, yang berbeda dengan peperangan konvensional dan tidak dapat diketahui siapa kawan dan lawan karena perang tersebut dikendalikan oleh negara lain.

Setelah membuka pembekalan wawasan ketahanan pangan di Akmil Magelang, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang.

STARTING on Wednesday (April 12) until May 14, cadets of Magelang´s Military Academy, Surabaya´s Naval Academy, Yogyakarta´s Air Force Academy, Semarang´s Police Academy and midshipmen of Jatinangor´s Domestic Governance Institute will participate of integration exercise called the Latsitardanus in North Borneo province for practice of territorial knowledge and social service activities.

In order to support integration exercise, Indonesia´s  Agency for Agricultural Extension and Human Resources Development (BPPSDMP) provide training for the cadets participants of the Latsitarda on food resilience.

The training was opened by the Commander General of the Academy, Lt. Gen. Bayu Purwiyono and Director of Agricultural Education Center, Gunawan Yulianto in Magelang´s Military Academy, Central Java province recently.

"The training aims to get participants to invite the farmers and the public about the importance of food security for national security, so that farmers in the border region will be encouraged to support food self-sufficiency," Mr Yulianto said.

According to him, training on food resilience as the follow up of the memorandum of understanding (MoU) signed by Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman and the TNI Commander General Gatot Nurmantyo  for support achievement of food self-sufficiency.

"The agricultural sector will face at least four strategic issues over the next five years. From sufficiency Indonesia production for remove dependence of the food imports, increasing competitiveness of Indonesian products, food diversification, increase the income and welfare of farmers," Mr Yulianto said.

Territorial Assistant the TNI Commander Maj.Gen Wiyarto reminded about proxy war, unlike conventional war, is not known who is friends and enemies because it is controlled by another country.

After opened the training, continued activities to visited the Magelang Agricultural High School.