Pacu Jawi, Kiat Petani Sumatera Barat Rayakan Hasil Panen Padi
Indonesian Farmers Clinging to the Tails in the Annual Cow Race Called `Pacu Jawi` in West Sumatra
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
PETANI di Sumatera Barat berkumpul untuk merayakan akhir musim panen setiap tahun dengan cara yang tidak konvensional yang Anda bisa bayangkan.
Para petani ini mengikuti kegiatan budaya tradisional Indonesia yang telah ada selama berabad-abad dan berlangsung di kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat ketika sapi berpacu di lahan pertanian yang beralih fungsi sementara menjadi sungai berlumpur dan joki bersaing keras menarik tali kekang sapi pacuannya.
Namun kegiatan tahunan ini bukan sekadar tontonan budaya - tapi juga kesempatan bagi peternak dan pedagang untuk melihat dan menawar harga hewan ternak terbaik dengan harga tertinggi.
Selama pacuan sapi berlangsung, dua sapi diikat pada tali kekang dari kayu untuk membajak sawah dan joki berdiri di belakang memegang kendali. Sapi pun berlari kencang layaknya kuda melintasi sungai berlumpur.
Sapi-sapi berlari kencang hingga 30 meter jauhnya. Joki memegang ekor sapi untuk membuat sapi berlari lebih kencang.
Pacuan sapi ini menjadi tontonan menarik bagi warga setempat dan penduduk kota untuk melihat aksi sapi berpacu dan joki kerap gagal mengendalikan hewan pacuannya dan tersungkur di kubangan lumpur.
Pacu Jawi, yang diterjemahkan menjadi ´pacuan sapi´ dalam bahasa daerah setempat, Minangkabau, kegiatan tersebut terbukti sebagai kegiatan yang tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak terlatih.
Setelah pacuan sapi berlangsung, hewan ternak tersebut dibersihkan dan digiring ke tempat khusus semacam tempat lelang untuk dilelang dengan harga tertinggi.
Sapi pemenang pacuan akan menghasilkan harga dua kali lipat dari biaya sapi biasa bagi pemiliknya, seperti dilansir MailOnline.
INDONESIAN rice farmers gather to celebrate the end of harvest season each year in the most unconventional manner you could imagine.
They take part in a traditional Indonesian cultural event that has been around for centuries and takes place in Tanah Datar´s districts of West Sumatra in Indonesia where cows traverse a very muddy river as jockeys cling to their tails.
But the annual event isn´t just a cultural spectacle - it´s also a chance for breeders and buyers to come together to trade their animals.
During the event, the cows are strapped together with a wooden contraption that each jockey stands on while holding onto a tail. The cows then try and cross a muddy river.
The cows run in pairs one after the other for 20 to 30 metres. The jockey bites the tip of their tails to make them go faster.
Entertaining highlights for the crowds include cows running through the audience or splitting apart from each other and dumping their jockey onto the ground.
Pacu Jawi, which translates to ´push-ahead cow´ in the local language of the Minangkabau tribe, has proven especially dangerous to photographers of the event, with many injured during the event.
Once the cows have made their run, they are cleaned and herded into a display pen for the buyers to make their choice.
Each winning cow will usually generate a price twice the cost of a regular cow for its owner.