Cilamaya, Karawang (B2B) - Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian RI bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Pemerintah Kabupaten Karawang mengembangkan padi varietas IPB 3S, dengan produktivitas 13,4 ton  gabah kering panen (GKP) atau setara 9,4 ton gabah kering giling (GKG) per hektar.

"Saya apresiasi upaya ini untuk meningkatkan produksi pangan nasional, yang berdampak positif pada peningkatan cadangan pangan sekaligus menguntungkan para petani," kata Presiden Joko Widodo saat panen padi di Desa Cikarang, Kecamatan Cilamaya Wetan pada Minggu (27/9).

Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman dalam kesempatan tersebut melaporkan potensi panen 15 juta ton GKG di enam provinsi penghasil beras nasional hingga Desember 2015.

Keenam lumbung beras nasional tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan dengan potensi panen sekitar sembilan juta ton.

"Kementan berupaya keras meningkatkan produksi pangan khususnya beras, dan buktinya sampai hari ini kita belum perlu impor beras. Padahal dampak El Nino saat ini lebih dahsyat dibandingkan 1997-98," kata Amran Sulaiman.

Mentan memaparkan bahwa pada 1998, Indonesia terpaksa mengimpor 7,71 juta ton beras padahal saat itu dampak El Nino tidak sedahsyat sekarang, dan konversi lahan pertanian menjadi kawasan industri belum sedahsyat seperti saat ini.

"Ini berkat perintah dan arahan Bapak Presiden, hasilnya signifikan hingga saat ini kita belum impor beras padahal jumlah penduduk pada 1998 belum sebanyak sekarang, tapi pemerintah harus impor 7,71 juta ton beras," ungkap Amran Sulaiman.