Hari Priyono: Penyuluh Pertanian Harus `Hadir` di Era Perubahan Kelembagaan

Indonesian Agricultural Extension Support the Food Self-sufficiency

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Hari Priyono: Penyuluh Pertanian Harus `Hadir` di Era Perubahan Kelembagaan
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPPSDMP, Hari Priyono (Foto: Humas BPPSDMP Kementan)

Jakarta (B2B) - Penyelenggaraan penyuluhan pertanian dari masa ke masa mengalami perubahan sesuai peluang dan tantangan, yang dilakukan Pemerintah RI sejak 1969 melalui rencana pembangunan lima tahun (Repelita) pertama hingga saat ini, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menjadi bagian penting dalam pencapaian sukses pembangunan pertanian untuk melakukan pengawalan dan pendampingan terpadu dengan mahasiswa dan bintara pembina desa (Babinsa).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPPSDMP, Hari Priyono mengatakan pemerintah harus melakukan perubahan konsep pengembangan penyuluhan pertanian di tengah keterbatasan anggaran maupun jumlah dan kapasitas sumber daya manusia (SDM), dengan menetapkan target yang jelas karena petani memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan penyuluhan pertanian sesuai ketentuan undang-undang.

"Penyuluhan pertanian harus hadir dan tetap berjalan walaupun dalam kondisi terbatasnya kapasitas BPPSDMP maupun jumlah dan kapasitas SDM penyuluh pertanian," kata Hari Priyono di Tangerang, Senin (20/3) pada 'Koordinasi dan Sinkronisasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian yang berlangsung selama tiga hari dan diikuti oleh 274 peserta dari seluruh Indonesia.

Menurutnya, sistem penyelenggaraan penyuluhan pertanian harus dapat diimplementasikan pada skala nasional sehingga seluruh daerah harus mendapat pelayanan penyuluhan pertanian tidak hanya bertumpu pada program tertentu, misalnya program upaya khusus padi, jagung dan kedelai (Upsus Pajale), namun menjadikan proyek seperti Upsus Pajale sebagai momentum pemantapan kegiatan penyuluhan pertanian.

Hari menambahkan BPPSDMP menjadi bagian penting dalam pencapaian sukses pembangunan pertanian, untuk mendukung pengawalan dan pendampingan khususnya pada 11 komoditas strategis nasional: padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, daging sapi, gula, kelapa sawit, kakao, kopi dan karet.

"Kegiatan penyuluhan pertanian harus menyentuh langsung kegiatan sehari-hari petani dan kelompok tani di lahan usaha tani mereka, dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani," kata Hari Priyono yang juga menjabat sebagai Sekjen Kementan.

Di hadapan para kepala dinas pertanian tingkat provinsi/kabupaten/kota, Hari Priyono mengingatkan tentang pendekatan kawasan pertanian sesuai dengan komoditas unggulan yang dikembangkan di daerah tertentu sesuai kondisi alam dan kearifan lokal, dan bukan dengan asumsi tanpa keterbatasan.

Jakarta (B2B) - Indonesia's agricultural extension policy changes because different challenges and opportunities which were developed by government since 1969 through through the first five-year development plan called the Repelita until now, the ministry of agriculture through Agency for Agricultural Extension and Human Resources Development (BPPSDMP) be the key success of agricultural development by involving students and the army for support farmers to increase food production, according to the senior official.

Acting Director General of BPPSDMP, Hari Priyono said  the government should change the concept of agricultural extension despite budget, number and human resource capacity is limited because farmers have a right to agricultural extension services.

"The extension worker should keep working limited budgets and human resource capacity is not maximized," Mr Priyono said in Tangerang of Banten province on Monday (March 20) at 'the Coordination and Synchronization Implementation of Agricultural Extension' which lasted for three days and was followed by 274 participants accross the country.

According to him, agricultural extension systems should be implemented on a national scale so that the entire region gets agricultural extension services not only focus on a particular program, such as a special effort to increase production of rice, corn and soybeans called the Upsus Pajale but make the program as momentum consolidation of agricultural extension activities.

Mr Priyono added BPPSDMP become an important part of agricultural development in Indonesia, for support the increased national strategic food production, especially rice, corn, soybean, chilli, onion, beef, sugar, palm oil, cocoa, coffee and rubber.

"Agricultural extension activities should be beneficial to farmers and farmer groups on their agricultural lands, and indirectly affect the increase income and welfare of farmers," said Mr Priyono who also serves as secretary general of agriculture ministry.

He reminded the head of provincial/districts/cities agriculture office through the approach of agricultural areas of commodity approach featured in each regions according natural conditions and local wisdom and not just assumptions.