Kemendag Dukung Kementan Atasi Rantai Pemasaran Bawang Merah

Indonesian Govt Identify Marketing Problems of Food Commodities

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kemendag Dukung Kementan Atasi Rantai Pemasaran Bawang Merah
Dirjen Hortikultura Spudnik Sujono (kanan) dan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan (inset bawah) panen bawang merah di Kabupaten Nganjuk, dan Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Yanuardi MM (ke 3-kiri) Foto2: B2B/Mac

Nganjuk, Jawa Timur (B2B) - Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan sepakat untuk mengawal komoditas strategis hortikultura bawang merah dari sektor produksi, rantai pemasaran, hingga pasar tradisional dengan memprioritaskan kepentingan petani dan kebutuhan konsumen tanpa merugikan pedagang.

"Panen bawang merah di Nganjuk menjadi bukti bahwa Kementan dan Kemendag sudah satu kata, satu langkah dan kesamaan pandangan untuk mengawal komoditas bawang merah dengan menjaga pasokan produksi di tingkat petani hingga pedagang dan konsumen," kata Direktur Jenderal Hortikultura, Spudnik Sujono usai panen raya bawang di Kabupaten pada Kamis (11/8) Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan juga mengikuti panen bawang merah di Desa   Desa Sidokare dan Desa Mojorembun, Kecamatan Rejoso, sekaligus melakukan koordinasi dengan Kementan dan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketersediaan pasokan bawang merah sebagai komoditas strategis yang mempengaruhi inflasi.

"Kami ingin pastikan dari kegiatan di sini bahwa bawang merah dari petani tersalurkan dan tidak terhambat oleh kendala internal dan eksternal, kami sudah bahas tentang ini dengan pihak-pihak terkait karena kemarin agak terhambat penyalurannya ke pasar," kata Oke Nurwan yang bertolak dari Surabaya bersama Dirjen Spudnik Sujono menuju lokasi panen.

Menurutnya, kedua kementerian ingin memastikan bahwa pasokan bawang merah lebih dari cukup, kemudian pemerintah akan menetapkan harga yang ideal bagi petani, terjangkau oleh konsumen dan menguntungkan bagi petani.

Oke Nurwan menambahkan, dia mendapat informasi bahwa bawang merah Nganjuk saat ini memasok 14 persen dari kebutuhan nasional.

"Saya dan Dirjen Hortikultura ke sini karena share nasional yang dipasok Nganjuk mencapai 14% dari total kebutuhan nasional. Kami ingin mengetahuinya mulai dari tingkat produksi petani, ketersediaan transportasi untuk distribusi, pasokan ke pasar lokal hingga sampai ke pasar-pasar utama khususnya Jabodetabek," kata Oke Nurwan.

Nganjuk, East Java (B2B) - The Indonesian government through the Ministry of Agriculture and Ministry of Commerce agreed to escort commodity onions from production centers to the traditional markets in order to improve the welfare of farmers, fulfill the needs of consumers and profitable for merchants.

"Shallot harvest activity in Nganjuk as a proof that the two ministries had one word and one step to determine the level of availability of shallot production in production centers at the farm level," Director General of Horticulture, Spudnik Sujono said after harvest in Nganjuk district of  East Java province on Thursday (August 11).

Director General of Domestic Trade, Oke Nurwan were present in Sidokare village and Mojorembun village of Rejoso subdistrict for coordination with Agriculture Ministry and related parties to ensure the shallot availability which in Indonesia is known as a strategic commodity for an impact on inflation.

"We want to make sure that the onion is available at the production center, not hampered by internal and external factors, we already discussed about this with the relevant parties for distribution to markets so far hampered," said Mr Nurwan who departed from Surabaya to Nganjuk with Mr Sujono.

According to him, the ministry wants to ensure that the supply of onion is more than enough, then the government would set the ideal price for farmers, affordable for consumers and profitable for farmers.

Mr Nurwan added, he was informed that the onion of Nganjuk supply 14 percent of needs across the country.

"I´m with Mr. Sujono come here because 14 percent of the onion is supplied from here, we want to ensure the start of production at the farmer level, transport, distribution to the local market to provincial and Jakarta are a barometer of consumer needs," he said.