Upsus Siwab Didukung Skema Pembiayaan Koperasi, Ringankan Peternak Pelihara Pedet

Livestock Cooperatives will Support the Financing Scheme of Indonesia`s Local Farmers

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Upsus Siwab Didukung Skema Pembiayaan Koperasi, Ringankan Peternak Pelihara Pedet
Kiri ke kanan: Mendag E Lukita, Menkop UKM Puspayoga, Mentan AA Sulaiman, Gubernur Jatim Soekarwo dan Mendes PDT Eko PS, dan inseminasi buatan secara simbolis oleh Mentan dan koleganya (inset bawah) Foto2: istimewa

Lamongan, Jawa Timur (B2B) - Pemerintah RI akan mendukung skema biaya pemeliharaan pedet (anak sapi) melalui badan usaha koperasi sehingga peternak rakyat tetap mendapatkan penghasilan selama memelihara dan melakukan penggemukan, Kementerian Pertanian melaporkan bahwa pembesaran sapi mulai dari pedet (anak sapi) hingga dewasa butuh waktu 1,5 tahun, dan peternak hanya mengeluarkan biaya produksi tanpa memperoleh hasil yang menguntungkan.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa berdasarkan catatan Kementan, usaha pembesaran sapi mulai dari pedet hingga menjadi sapi dewasa, para peternak akan kesulitan finansial karena selama 1,5 tahun hanya mengeluarkan biaya produksi tanpa memperoleh keuntungan.

"Pedet betina merupakan sumber pengganti induk afkir dan untuk menambah populasi induk, sedangkan pedet jantan sebagai sumber bakalan sapi perah sangat vital bagi pengadaan induk baru untuk perkembangan produksi susu nasional maupun bagi pengadaan sapi bakalan," kata Mentan Amran Sulaiman pada panen pedet hasil inseminasi buatan (IB), Sabtu (8/10) di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan panen 5.000 ekor pedet di Lamongan merupakan bagian dari kegiatan pencanangan program upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab) untuk mendukung percepatan peningkatan populasi sapi di seluruh Indonesia. 

Pencanangan Upsus Siwab diawali kegiatan inseminasi buatan oleh Mentan Amran Sulaiman bersama Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Negara Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi, dan Bupati Lamongan Fadeli. Dilanjutkan pemberian secara simbolis akta pendirian koperasi kelompok peternak, dan penghargaan kepada peternak dan kelompok ternak yang berprestasi.

Menurut Mentan, berdasarkan pertimbangan tersebut maka pengelolaan pedet harus mendapat perhatian khusus karena tidak dapat sekadar diserahkan kepada peternak, karena akan berakibat terbaginya konsentrasi peternak terhadap pemeliharaan induk dan perawatan pedet yang akan mengakibatkan tingginya kematian pedet, dan rendahnya kualitas induk baru serta sapi potong yang dihasilkan.

Menkop Puspayoga menyatakan akan mendukung pembentukan koperasi peternak rakyat maupun skema pembiayaan, dan sampai saat ini jumlah koperasi yang memiliki unit usaha peternakan dan telah terdaftar dalam online data sistem mencapai 556 koperasi.

"Sementara untuk koperasi baru yang memiliki unit usaha peternakan sebanyak 68 koperasi dengan anggota 161 kelompok peternak dan tersebar di sepuluh provinsi di Indonesia," kata Puspayoga.

Menurutnya, sebagai wadah dari para petani peternak sapi, koperasi akan menjalankan fungsi sebagai koordinator petani untuk pengadaan pedet sapi, konsentrat, obat-obatan dan lain-lain, serta mencarikan pembeli sapi yang telah dibesarkan petani anggotanya. Dalam hal ini koperasi peternak bekerja sama dengan pihak lain misalnya pedagang sapi, dinas peternakan, koperasi susu, dan perusahaan besar sapi potong yang akan menyalurkan sapi yang telah dibesarkan ke rumah potong hewan (RPH) terdekat.

Mentan Amran Sulaiman mengingatkan instansi pemerintah yang berwenang harus mencegah para peternak rakyat anggota koperasi dari persaingan yang tidak sehat, tapi lebih banyak memberikan peluang kepada para peternak rakyat  membentuk kemitraan terpadu agar dapat mengembangkan usaha ternak mereka, maupun menciptakan peluang kerja di daerah serta memperolah hasil yang menguntungkan.

Mendes PDT Eko Putro menambahkan bahwa Nawa Cita dari Presiden Jokowi adalah membangun Indonesia dari daerah pinggiran khususnya pedesaan.

"Desa bisa membangun Indonesia. Kebersamaan adalah kuncinya. Kami pemerintah pusat saling mendukung dan juga bersinergi dengan propinsi hingga kabupaten," katanya.

Sementara Anggota DPR Viva Yoga Mauladi menyatakan bahwa parlemen mendukung pemberian IB secara gratis dalam program Upsus Siwab, karena meringankan beban petani, meningkatkan kesejahteraan peternak dan masyarakat sekitar, dan memenuhi kebutuhan daging tanpa harus tergantung lagi pada produk impor.

Upsus Siwab
Mendag Enggartiasto Lukita menyatakan dukungannya kepada koperasi peternak, karena Pemerintah RI berencana memberikan izin impor sapi bakalan kepada peternak rakyat yang tergabung dalam koperasi binaan, supaya berkelanjutan berproduksi dan kebutuhan protein masyarakat dapat terus dipenuhi dengan harga terjagkau.

"Kami mendapat perintah dari Presiden Joko Widodo terkait peningkatan kesejahteraan peternak maka segala upaya harus dilakukan agar tercapai swasembada sapi, dengan skema pembiayaan dari koperasi maka peternak rakyat tetap mendapat penghasilan dari memelihara, dan penggemukan yang kemudian bisa dipotong dan mendapatkan penghasilan tambahan," kata Enggar dalam sambutannya.

Mentan Amran Sulaiman mengatakan Upsus Siwab akan dilakukan secara konsisten oleh Kementan maka pencapaian target swasembada sapi dalam sembilan tahun ke depan seperti yang diharapkan Presiden RI Joko Widodo akan terwujud.

"Tahun lalu, hasilnya luar biasa melalui inseminasi buatan pada 2,5 juta sapi indukan yang menghasilkan 1,4 juta sapi pedet, dan tahun depan kita targetkan empat juta sapi indukan mendapat inseminasi buatan sehingga mampu menghasilkan maksimal tiga juta sapi pedet," kata Mentan.

Program Upsus Siwab akan memantau secara fokus jumlah sapi betina bunting dan pedet yang lahir, maupun sapi betina yang mengalami gangguan reproduksi didukung peningkatan kualitas pakan ternak, kesehatan hewan, rumah potong hewan (RPH), logistik dan sarana pendukung lainnya.

Lamongan, East Java (B2B) - Indonesian government will support the maintenance of the financing scheme calves through livestock cooperatives so that farmers still earn money, the Ministry of Agriculture reported that the maintenance of cattle from birth until the age of 1.5 years, during which time the farmer only the cost of raising calves without benefit.

Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman said that based on reports from the ministry he leads, cattle maintenance costs, since the calf is born to grow up, farmers will struggle financially because for 1.5 years, farmers only spend money for  for the maintenance of cattle without income.

Calves females are a source of replacement cows and increase the population of cows, while the calf males as a source of feeder cattle or dairy cows that are vital to meet the needs of the national milk and increase the population of cattle," said Minister Sulaiman on the lauched of the artificial insemination program for cattle or called the Upsus Siwab here on Saturday (October 8).

Indonesian Agriculture Ministry launching the Upsus Siwab  program to encourage artificial insemination to increase the cattle population across the country. The Upsus Siwab program will focus monitor increase of reproduction rates of cattle was supported by a quality animal feed, animal health, abattoirs, logistics and other supporting facilities.

The launch of Upsus Siwab program preceded artificial insemination symbolically by Minister Sulaiman with Trade Minister Enggartiasto Lukita, Minister for Rural and Transmigration, Eko Putro Sandjojo, and Cooperatives and SMEs Minister AAGN Puspayoga, East Java Governor Soekarwo, members of parliament Viva Yoga Mauladi, and Lamongan Regent Fadeli. Then they handed certificates of cooperative for the farmers and farmers group.

According to him, the calf maintenance should be done in particular by providing financial support to farmers, without it, the concentration of breeders will be divided between maintaining the cow or calf rearing that triggered the high number of dead calves, and the low quality of the cows and beef production.

Minister Puspayoga said it would support the development of livestock cooperatives and financing schemes, and until today the number of cooperatives that have farm business unit registered in online data system of government reach 556 units.

"As for the new cooperative farm with approximately 68 units with members of the 161 farmers group in ten provinces in Indonesia," he said.

According to Puspayoga, as the business entity for farmers, the cooperative will function as coordinator of farmers for the procurement of the calf, concentrate, medicine and find the buyers. In this case livestock cooperatives will collaboration with other parties such as cattle traders, relevant government agencies, dairy cooperatives and beef company that will buy the production of local farmers to meet the needs of slaughterhouses.

Minister Sulaiman reminded the government agencies should be able to prevent local farmers of the livestock cooperatives members of trade fraudulent practices, but provide an opportunity for local farmers to form a partnership in order to develop their livestock business, and create job opportunities for the local people.

Minister Sandjojo said that Cita Nawa program of President Joko Widodo is the development of rural areas.

"Development of Indonesia from the rural areas. Togetherness is the key to success. The central government will support and synergy with the local government," he said.

Member of parliament Viva Yoga Mauladi said that the parliament support the artificial insemination program for free by the Upsus Siwab program, because relieve the burden on farmers, to improve the welfare of farmers and local residents, to meet the needs of the beef that is not dependent on imports.

The Upsus Siwab
Trade Minister Enggartiasto Lukita said it supported the existence of livestock cooperatives the central government plans to authorize imports of cattle to local farmers as cooperative member, so that the sustainable production and protein needs of the people can be met at an affordable price.

"We have orders from President Widodo related to improving the welfare of farmers, all efforts are made to achieve self-sufficiency in beef, with financing schemes from the cooperatives so that local farmers still make a profit," he said.

Minister Sulaiman said implementation of the program consistently by Agriculture Ministry so that the achievement  self-sufficiency of cattle in nine years as expected President Joko Widodo will come true.

Last year, the results are outstanding after artificial insemination to 2.5 million cattle breeders who produce 1.4 million of calves, and next year we are targeting four million cattle breeders so it can produce three million of calves," Minister Sulaiman said.

The Upsus Siwab program will focus monitor increase of reproduction rates of cattle was supported by a quality animal feed, animal health, abattoirs, logistics and other supporting facilities.