CSIS: Petani Puas pada Kinerja Jokowi - JK, Skor Ketahanan Pangan GFSI juga Naik

Indonesian Farmer Claim Satisfied to the Joko Widodo Administration

Reporter : Edo Andhika
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


CSIS: Petani Puas pada Kinerja Jokowi - JK, Skor Ketahanan Pangan GFSI juga Naik
Petani di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Foto: B2B/Mac)

Jakarta (B2B) - Petani berkelamin laki-laki di pedesaan di Pulau Jawa menyatakan puas terhadap kinerja, program dan kebijakan Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla pada tahun kedua menurut hasil jajak pendapat Center Strategic and International Studies (CSIS), yang meningkat dari 50,6% persen di tahun pertama menjadi 66,5% pada tahun kedua pemerintahannya (2014 - 2016).

"Kami menemukan kepuasan publik yang meningkat dari tahun lalu. Rata-rata, masyarakat yang bekerja sebagai petani, berjenis kelamin laki-laki, tinggal di pedesaan dan berada di kawasan pulau Jawa lebih optimis dan bahagia," kata Ketua Departemen Politik dan Hubungan International CSIS, Vidhyandika Perkasa di kantornya di Jakarta pada Selasa (13/9).

CSIS melakukan jajak pendapat bertajuk ´Seberapa optimiskah publik terhadap kinerja, pogram dan kebijakan Jokowi-Jusuf Kalla pada tahun kedua?´ Dilakukan pada 8-15 Agustus 2016 terhadap 1.000 responden yang sudah memiliki hak pilih dengan cara acak (random sampling) di 34 provinsi, sementara margin error dari jajak pendapat ini sebesar 3,1% dan tingkat kepercayaan 95%.

Sementara skor Ketahanan Pangan Indonesia dari 46,8 pada 2012 dan untuk pertama kalinya menembus skor 50,6 menurut Lembaga riset internasional, the Economist Intelligence Unit (EIU) yang merilis data terbaru tentang Global Food Security Index (GFSI) pada 9 Juni 2016.

EIU ternyata turut memantau pembangunan pertanian Indonesia yang menyatakan bahwa dari peringkat GFSI secara keseluruhan (overall) peringkat Indonesia dari 74 naik ke 71 di 113 negara yag disurvai.

Skor indeks GFSI secara keseluruhan ditentukan oleh tiga aspek yakni Keterjangkauan (Affordability), Ketersediaan (Availability), dan Kualitas dan Keamanan ( Quality & Safety). Masing-masing aspek memiliki indikator tersendiri sebagai alat untuk menilai keberhasilan suatu negara dalam menjalankan program keamanan pangannya. Pada 2016, terlihat bahwa aspek Keterjangkauan dan Ketersediaan untuk Indonesia meningkat drastis sehingga menjadi aspek yang dominan mempengaruhi kenaikan nilai indeks secara keseluruhan, sedangkan aspek Kualitas dan Keamanan hampir tidak mengalami perubahan.

Kepuasan petani pria di desa yang dilansir CSIS berkorelasi dengan peningkatan produksi pertanian terhadap Ketahanan Pangan Indonesia yang dirilis EIU melalui GFSI, yang juga terpantau oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef) yang melakukan jajak pendapat terhadap 1.200 petani sebagai responden di 254 desa, 63 kecamatan, 22 kabupaten dan sembilan provinsi pada Maret 2016.

Hasil jajak pendapat Indef menyebutkan petani menyatakan puas terhadap bantuan alat dan mesin pertanian mencapai 75,83%, penyediaan subsidi benih dan pupuk 79,99%, tingkat kepuasan terhadap kebijakan/program Kementerian Pertanian RI (Kementan) 76,80%, dan 71,99% responden puas terhadap pembangunan infrastruktur.

Jakarta (B2B) - Farmers on Java island claim satisfied on the performance of Joko Widodo administration by the survey of Center of Strategic and International Studies (CSIS), which increased from 50.6 to 66.5 percent in the second year after Widodo and Jusuf Kalla was inaugurated as president and vice president of Indonesia in 2014.

"The CSIS finds public satisfaction rises from a year ago. People who work as farmers, male, living in villages on the island of Java confessed optimist and happy," said Vidhyandika Perkasa, Chairman of Department of Politics and International Relations of the CSIS in his office here on Tuesday (September 13).

The CSIS conducted a poll about public optimism on performance, programs and policy of Joko Widodo - Jusuf Kalla in the second year? The survey was conducted on August 8 to 15, 2016 on 1,000 respondents who have the right to vote, the survey method random sampling in 34 provinces, the margin of error 3.1%, and a confidence level of 95%.

Meanwhile Indonesian Food Security score of 46.8 in 2012, and for the first time to penetrate the score of 50.6 according to the international research institute, the Economist Intelligence Unit (EIU) which released the latest data about the Global Food Security Index (GFSI) on June 9, 2016.

The EIU monitor the development of agriculture Indonesia stated that Indonesia ranked the GFSI overall rose of 74 to 71 in 113 countries.

Index score is determined by three aspects: Affordability, Availability, and Quality & Safety. Every aspect has indicators as a tool for assessing a country´s success in implementing food safety programs. In 2016, the aspect Affordability and Availability for Indonesia increased dramatically as the dominant aspect in the overall index scores, while the Quality and Safety aspects virtually unchanged.

Satisfaction of farmers in the village as reported by The CSIS correlation with the increase in agricultural production on food security as released The EIU through GFSI, also been surveyed by the Institute for Development of Economics and Finance (Indef) which conducted a poll to the 1,200 farmers as respondents in 254 villages of 63 subdistricts in 22 districts of nine provinces in March 2016.

The poll results of INDEF mention farmers satisfy with the government assistance reached 75.83%, seed and fertilizer subsidies 79.99%, policies and programs of the Agriculture Ministry 76.80%, and 71.99% of respondents claim satisfied at the development of agricultural infrastructure.