Kementan Siap Laksanakan Instruksi Presiden, Genjot Produksi Hortikultura

Indonesian Govt Eencourages Increase Production of Horticulture

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kementan Siap Laksanakan Instruksi Presiden, Genjot Produksi Hortikultura
Presiden RI Joko Widodo mencicipi buah-buahan lokal didampingi Menko Darmin Nasution dan Mentan Andi Amran Sulaiman usai membuka Indonesian Fruit 2016 di Jakarta (Foto: istimewa)

Jakarta (B2B) - Kementerian Pertanian RI (Kementan) menyatakan siap melaksanakan instruksi Presiden Joko Widodo untuk memanfaatkan anggaran belanja kementerian untuk meningkatkan produksi hortikultura, setelah presiden memastikan cadangan beras Badan Urusan Logistik (Bulog) pada Januari - Maret 2017 dua juta ton, dan kini saatnya pemerintah berupaya mendorong peningkatan produksi hortikultura strategis khususnya bawang merah dan cabai dan pengembangan infrastruktur pengairan khususnya irigasi dan embung.

“Bukan padi, padinya saya kira sudah mulai rampung, harus mulai dibelokkan ke tempat yang lain. Padinya kelihatannya tahun ini sudah selesai, karena kelihatan peningkatan produksinya, dan itu terlihat pada stok di Bulog. Stok di Bulog sudah sampai dua juta ton, biasanya bulan Januari, Februari dan Maret biasanya stok kita paling rendah. Tapi saat ini menjelang panen raya, justru stoknya malah sangat banyak," kata Presiden Jokowi pada sidang kabinet paripurna di Istana Negara Jakarta pada Selasa (4/4).

Menyikapi instruksi tersebut, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Agung Hendriadi mengatakan produksi gabah kering giling (GKG) pada 2016 mencapai 79,3 juta ton atau setara beras 44,4 juta ton yang melampaui kebutuhan konsumsi per tahun sebesar 33 juta ton, dan capaian tersebut akan dipertahankan Kementan untuk mendorong peningkatan produksi beras 2017 dapat melampaui produksi tahun ini.

Menurutnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berhasil mendorong dan mendukung peningkatan produksi hortikultura, dengan capaian produksi cabai pada 2015 sebesar 1,9 juta ton atau naik 9,95% pada 2016 menjadi 2,1 juta ton. Produksi bawang merah juga meningkat 5,74% pada 2016 yang mencapai 1,29 juta ton dari 1,22 juta ton pada 2015.

"Sejak 2016, Kementan tidak lagi mengeluarkan rekomendasi impor untuk cabai dan bawang merah," kata Agung Hendriadi pada Kamis (6/4).

Zonasi Produksi
Mentan Amran Sulaiman mencanangkan target luas tanam cabai pada 2017 mencapai 338.369 hektar termasuk penambahan luas tanam 15.000 hektar, sementara bawang merah seluas 150.900 hektar termasuk luas tambah tanam 7.000 hektar.

Mentan sejak awal 2016 menginstruksikan Ditjen Hortikultura mengembangkan zonasi produksi bawang merah di 32 kabupaten dan pada 2017 akan melebar ke Pulau Kalimantan dan Kepulauan Maluku sebagai buffer zone di Kawasan Timur Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan antisipasi panjangnya rantai pasok dan biaya transportasi sebagai pemicu utama lonjakan harga di tingkat konsumen.

Zonasi untuk Pulau Sumatera dikembangkan di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara kemudian Provinsi Sumatera Barat di Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Kerinci di Provinsi Jambi dan Kabupaten Tanggamus di Provinsi Lampung.

Sementara di Pulau Kalimantan dirintis di Kabupaten Hulu Sungai Selatan di Provinsi Kalimantan Selatan. "Saya tidak ingin lagi mendengar masih ada kapal dari Brebes mengangkut bawang merah sandar di Banjarmasin.

Zonasi terbanyak adalah di Pulau Jawa yang tersebar 18 kabupaten, untuk Provinsi Jawa Barat di enam kabupaten yakni Bandung, Garut, Majalengka, Indramayu, Cirebon dan Kuningan. Tujuh kabupaten di Jawa Tengah yakni Demak, Brebes, Tegal, Pemalang, Pati, Kendal, dan Grobogan. Lima kabupaten di Provinsi Jawa Timur: Malang, Probolinggo, Bojonegoro, Banyuwangi dan Nganjuk.

Pasokan dari Kabupaten Bangli diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen di Provinsi Bali didukung pasokan dari empat kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB) yakni Bima, Lombok Timur, Sumbawa dan Dompu untuk memenuhi kebutuhan setempat hingga ke Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sementara zonasi di Sulawesi berada pada tiga kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yakni Enrekang, Bantaeng, dan Soppeng untuk memenuhi kebutuhan konsumen setempat hingga Maluku dan Papua ditambah dari NTB apabila kebutuhan meningkat pada waktu-waktu tertentu.

Jakarta (B2B) - Indonesian President Joko Widodo asked the agriculture ministry use the state budget to increase horticultural production, after achieved rice self-sufficiency after Indonesia no longer rice import and rice stocks in National Logistics Agency (Bulog) January to March 2017 reached two million tons, and it is time for the government seeks improve strategic horticultural production especially shallot and chilli, and development of irrigation especially ponds.

"No paddy, rice problem I think is complete, we have to think about horticulture. Rice production this year has been positive, because production is increasing, and proven on Bulog's rice stock warehouse. Bulog's rice stocks are already two million tons, rice stocks are usually the lowest in January, February and March. But now ahead of big harvests more than enough," President Widodo said in the plenary cabinet meeting here on Tuesday (April 4).

Spokesman of the ministry, Agung Hendriadi said dry milled grain production (GKG) in 2016 reached 79.3 million tons or 44.4 million tonnes of rice while consumer demand is only 33 million tons last year,  and the ministry will seek to encourage rice production this year more than in 2016.

According to him, Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman managed to increase horticultural production, chilli production in 2015 reached 1.9 million tons or an increase of 9.95% in 2016 to 2.1 million tons. Shallots production also rose 5.74% in 2016, that reached 1.29 million tons from 1.22 million tons in 2015.

"Since 2016, the ministry no longer gave recommendations for import of chilli and shallots," Mr Hendriadi said here on Thursday (April 6).

Production Centers
Minister Sulaiman set the target chili acreage in 2017 reached 338,369 hectares by increasing the planting area 15,000 ha, while shallot 150,900 hectares.

He instructed the Directorate General of Horticulture developing shallot production zone in 32 districts and will expand to Borneo Island and Maluku Islands next year as the buffer zone in eastern Indonesia, for improve welfare of farmers and the anticipation of the supply chain and expense transport which often trigger price increases in consumer level.

Zoning for Sumatera Island developed in Simalungun district of North Sumatra province, West Sumatra province in Solok and South Solok district, Kerinci district in Jambi Province and will developing in Tanggamus district of Lampung Province.

While in Borneo Island has been initiated in Hulu Sungai Selatan district of South Kalimantan province. "I do not want to hear there are still ships from Brebes docked in Balikpapan.

Zonation in Java Island scattered in 18 districts, for West Java province in six districts such as Bandung, Garut, Majalengka, Indramayu, Cirebon and Kuningan. Seven districts in Central Java province namely Demak, Brebes, Tegal, Pemalang, Pati, Kendal, and Grobogan. Five districts in East Java province: Malang, Probolinggo, Bojonegoro, Banyuwangi and Nganjuk.

Supply of Bangli district expected to fulfill consumer needs in Bali provice, who was also supported by supply from four districts in West Nusa Tenggara province namely Bima, East Lombok, Sumbawa and Dompu to meet local needs including in East Nusa Tenggara province.

While zonation in Sulawesi scattered in three districts of South Sulawesi Province namely Enrekang, Bantaeng, and Soppeng to meet the needs of local consumers until Maluku and Papua plus of Nusa Tenggara Barat if consumer needs increases in certain times.