Kementan Pantau Kesiapan BUMN Salurkan 100 Ribu Ton Benih Padi Bersubsidi

Indonesian SOEs Appointed Provides Subsidized Rice Seeds for Farmers

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kementan Pantau Kesiapan BUMN Salurkan 100 Ribu Ton Benih Padi Bersubsidi
Kepala Subdirektorat Pengembangan Varietas di Ditjen Tanaman Pangan, Sigit Setiawan dengan tim pemantau kesiapan Pertani dan SHS salurkan pupuk bersubsidi (Foto2: B2B/Gusmiati Waris)

Subang, Jawa Barat (B2B) - Kementerian Pertanian RI melalui Ditjen Tanaman Pangan pada 2017 mengalokasikan benih bersubsidi untuk benih padi inbrida sebanyak 100.000 ton untuk memenuhi kebutuhan luas tanam 4 juta hektar, padi hibrida 1.500 ton untuk 100.000 hektar, dan benih kedelai 15.000 ton untuk 300.000 hektar, yang akan dipasok oleh PT Pertani dan PT Sang Hyang Seri (SHS) untuk memenuhi kontrak dari pemerintah.

"Penyediaan benih subsidi telah dikontrakkan kepada kedua BUMN, Pertani dan Sang Hyang Seri. Untuk benih padi inbrida, kedua BUMN mendapat porsi yang sama, masing-masing 50 ribu ton begitu pula untuk padi hibrida dan kedelai," kata Sigit Setiawan, Kepala Subdirektorat Pengembangan Varietas di Ditjen Tanaman Pangan kepada pers pada ekspos lapangan di Subang, pada Kamis (12/1).

Dia menambahkan, Pertani dan SHS menjual benih bersubsidi dengan harga terjangkau bagi para petani yakni Rp2.500/kg untuk benih padi inbrida, benih padi hibrida Rp4.100/kg, benih kedelai (BR) Rp3.100/kg, dan benih kedelai (BR1 sampai BR4) harganya Rp2.500/kg.

Menurutnya, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar sangat besar perlu memantapkan kestabilan pangan secara berkelanjutan, sehingga diperlukan strategi dan upaya konkrit untuk antisipasi terjadinya gangguan ketahanan pangan nasional.

"Peningkatan produksi melalui ekstensifikasi semakin sulit dilakukan, karena itu upaya intensifikasi untuk peningkatan produktivitas pada masa mendatang semakin dan harus lebih ditingkatkan," kata Sigit Setiawan.

Dirjen Tanaman Pangan, Hasil Sembiring dalam berbagai kesempatan mengingatkan bahwa benih berperan strategis dalam peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan. Ketersediaan dan penggunaan benih varietas unggul yang bersertifikat yang memenuhi aspek kualitas dan kuantitas diikuti dengan aplikasi teknologi budidaya lainnya, seperti pupuk berimbang mempunyai pengaruh yang nyata terhadap produktivitas, produksi dan mutu hasil produk tanaman pangan.

"Ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat dan penggunaan secara konsisten oleh petani dalam setiap usaha taninya," kata Hasil Sembiring belum lama ini.

Mekanisme Penjualan
Ketentuan pemerintah menyatakan benih bersubsidi disediakan oleh BUMN pelaksana subsidi benih, yang dapat berasal dari areal penangkaran milik BUMN Pelaksana Subsidi Benih, areal penangkaran kerjasama produksi, atau kerjasama pemasaran dengan produsen benih lainnya.

"Mekanisme penjualan dan penyaluran benih bersubsidi dilakukan dengan pola subsidi tertutup, yaitu BUMN pelaksana subsidi hanya menjual dan menyalurkan benih bersubsidi sampai ke lokasi kelompok tani yang mengajukan daftar usulan pembelian benih bersubsidi (DU-PBB)," kata Sigit Setiawan.

Dia menambahkan, kelompok tani membeli benih bersubsidi kepada BUMN pelaksana subsidi benih. Tanda bukti pembelian benih bersubsidi tersebut berupa faktur penjualan yang ditandatangani dan diberi
stempel atau cap oleh petugas BUMN pelaksana dalam hal ini Pertani dan atau SHS.

"Kebenaran dokumen dan fisik penjualan dan penyaluran benih bersubsidi yang mencakup harga eceran tertinggi atau HET, jenis, volume, dan mutu benih menjadi tanggung jawab BUMN pelaksana subsidi benih," kata Sigit Setiawan.

Subang, West Java (B2B) - Indonesian Agriculture Ministry through the Directorate General of Food Crops in 2017 allocates subsidized seeds for inbred rice 100,000 tons for 4 million hectares of planting area, ,500 tons of hybrid rice for 100,000 hectares, and 15,000 tons of soybean seeds for 300,000 hectares, are provided by SOEs, Pertani Corp. and Sang Hyang Seri Corp. or SHS as per the contract from government, according to senior official.

"For the seed of inbred rice, both SOEs got the same allocation, each 50 thousand tons, so does the hybrid rice and soybean seeds," said Sigit Setiawan, Head of Sub development of seed varieties to the press on his visit here on Thursday (1.12.17).

He added that Pertani and SHS sell subsidized seed at affordable prices for farmers: 2,500 rupiah/kg for inbred rice, hybrid rice 4,100 rupiah/kg, soybean seeds types BR 3,100 rupiah/kg, and soybean seeds BR1 to BR4 2,500 rupiah/kg.

According to him, Indonesia as the country with the fifth largest population in the world must ensure a sustainable food supply, so that the necessary strategies and concrete efforts to anticipate national food needs.

"Efforts to increase food production by extensification getting harder so the intensification of the main options," Mr Setiawan said.

Director General of Food Crops, Hasil Sembiring on numerous occasions reminded that seeds have a strategic role for increase productivity and food production. The availability and use of certified seed varieties should be followed by other cultivation technology applications, such as a balanced fertilizer affect productivity, production and quality of food crops.

Sales Mechanism
Government regulation stated subsidized seed are provided by the SOEs, from state-owned breeding areas, breeding areas of production cooperation, or joint marketing with other seed producers.

"The mechanism is carried out with a closed subsidy patterns, SOEs only sell and distribute subsidized seed to the location of farmer groups, who have submitted a list of proposed purchase of subsidized seed," Mr Setiawan said.

He added, farmer groups to buy subsidized seed to SOEs. The proof of purchase in the form of sales invoices signed and stamped by the clerk of the SOEs, Pertani and SHS.

"The validity of documents, sales and distribution of subsidized seed includes the highest retail price, type, volume, and quality of the seeds is the responsibility of state enterprises," Mr Setiawan said.