Mentan Kedepankan Dialog Hadapi Unjuk Rasa Mahasiswa
Indonesian Minister Prioritize the Dialogue Face the Student Protests
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Sekitar 150 mahasiswa dari Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMPI) pada Senin (26/9)berniat melakukan unjuk rasa untuk mengkritisi kebijakan Kementerian Pertanian RI, namun niat mereka diurungkan setelah Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengajak mahasiswa berdialog tentang pembangunan pertanian nasional di era Joko Widodo - Jusuf Kalla, dan diskusi diakhiri dengan aksi selfie.
"Sampaikanlah semua, saya sempatkan pertemuan ini karena saya sayang pada adik-adikku mahasiswa. Sampaikan seluruhnya, apa yang ingin disampaikan," kata Mentan seraya mengajak mahasiswa berdialog di gedung Kementan di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.
Graha Abadi yang berbicara mewakili rekan-rekannya dari FKMPI menyampaikan aneka persoalan yang dihadapi para petani di pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, dan disampaikan pula tentang temuan mereka bahwa alat mesin pertanian (Alsintan) belum produktif mendorong peningkatan produksi pangan nasional.
Mentan mengingatkan bahwa dunia mahasiswa adalah tempat beredarnya pemikiran dengan bebas tapi mahasiswa juga agen perubahan, dan di tangan mahasiswa perubahan-perubahan dari berbagai bidang tercipta. "Sejarah telah membuktikan hal ini, dan hal ini akan kembali tercatat dalam sejarah."
Amran Sulaiman alumnus dari Universitas Hasanuddin Makassar kemudian memaparkan tentang capaian kinerja Kementan antara lain pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi untuk tiga juta hektar lahan pertanian hanya dalam dua tahun, pengendalian konversi lahan melalui regulasi, penyaluran benih gratis untuk empat juta hektar, hampir 160.000 unit Alsintan telah diberikan kepada petani di seluruh Indonesia pada 2015 dan 2016.
"Insya Allah distribusi pupuk tidak lagi menjadi masalah karena kami melibatkan TNI dan Polri untuk melakukan pengawalan, dan hasilnya telah dirasakan oleh petani sementara oknum yang mencoba mengoplos, mencuri dan memalsukan telah ditangkap oleh polisi," kata Mentan yang telah mengunjungi 33 provinsi, 400 kabupaten dan kota, dan hampir 1.000 kecamatan di seluruh Indonesia.
150 mahasiswa fakultas pertanian dari berbagai universitas menyimak dengan antusias penjelasan Mentan khususnya pada keberanian Mentan Amran Sulaiman memotong anggaran perjalanan dinas pegawai Kementan, rapat di luar kantor dan pengeluaran yang tidak penting untuk dialihkan menjadi dana membeli Alsintan bagi petani.
"Saya juga membuat terobosan dengan memerintahkan pejabat eselon satu dan dua di kementerian untuk mendampingi dan mengawasi upaya peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai yang dikenal sebagai Upsus Pajale," kata Mentan.
Tampaknya baru kali ini ada unjuk rasa mahasiswa berlangsung kondusif tanpa harus mengerahkan aparat keamanan, dan keterbukaan Amran Sulaiman berhasil mengajak mereka berdialog dengan kepala dingin.
Mentan meminta para mahasiswa membaca informasi tentang pembangunan pertanian di laman resmi Kementan, dan sebagai informasi pembanding dapatkanlah pula informasi dari media massa cetak, media online dan media sosial sehingga informasi yang diperoleh mahasiswa menjadi berimbang dan komprehensif.
“Sampaikanlah dengan baik apa yang saya terangkan ini kepada rekan rekan dari adik-adikku mahasiswa di manapun berada”, kata Amran Sulaiman.
Dia pun meminta para mahasiswa berperan aktif mengawasi distribusi benih, pupuk, dan sarana produksi pertanian, "apabila ada penyimpangan bisa dilaporkan ke pejabat terkait di daerah atau langsung ke Kementan."
Jakarta (B2B) - At least 150 students from Indonesia's Students Communication Forum of Agriculture (FKMPI) heer on Monday (26/9) will rallies at the Agriculture Ministry office, but their intentions undone after Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman asked the students to dialogue about development national agriculture in Joko Widodo administration and the dialogue ended with selfie activity.
"Tell me everything, I take the time to meet because cares about the students. Say what still needs to be improved," said Minister Sulaiman as he invites the students dialogue in his office in Ragunan of South Jakarta.
Graha Abadi who became a spokesman to represent FKMPI convey the various problems faced by the farmers in rural areas to improve their welfare, and he also argued about their findings that agricultural machinery has not effectively support the improvement of national food production.
Mr Sulaiman warned students to think freely but students are also agents of change, and changes in various fields are created because the student's role "History has proved, and it will be re-recorded in history."
Mr Sulaiman as an alumnus of Makassar's Hasanuddin University Makassar then elaborated the performance of his ministry such as the construction and rehabilitation of irrigation networks to three million hectares of farmland in just two years, control of land conversion through regulation, seed subsidies for four million hectares of farmland, nearly 160,000 units of agricultural machinery has given to farmers across Indonesia in 2015 and 2016.
"God willing fertilizer distribution is no longer a problem because it is supported by the military and police, and the maximum result for the farmers while the perpetrators of theft and forgery has been arrested by the police," said Minister Suliaman who has visited 33 provinces, 400 districts and cities, and nearly 1,000 subdistricts across the country.
150 students agricultural faculty of various universities enthusiastically listened the exposure of minister in particular on the courage he cut business travel budgets, seminars, and spending is not important that the money diverted to buy farm machinery for farmers.
"I also made a breakthrough by having the first and second echelon officials in the ministry to assist and oversee increased production of rice, corn and soybeans are known as Upsus Pajale," Mr Sulaiman said.
Presumably for the first time student protests lasted conducive without having to deploy the police, and an open attitude of Mr. Sulaiman able to persuade them to dialogue with a cool head.
Minister Sulaiman asks the students to read information about the development of agriculture in the ministry's official website, and as a comparison of information from print media, online media and social media so that impartial and comprehensive information.
"Give this information to students on campus and the community," he said.
He also asked the students to participate in supervising the distribution of seeds, fertilizers and agricultural machinery, "if there is an attempt irregularities immediately report it to the relevant authorities in the region or inform the ministry."