Mentan Ajak Unair Surabaya Dukung Pencapaian Swasembada Pangan

Indonesian Govt Invites Surabaya´s Airlangga University Support Food Self-sufficiency

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Mentan Ajak Unair Surabaya Dukung Pencapaian Swasembada Pangan
Orasi ilmiah Mentan Andi Amran Sulaiman pada Dies Natalis Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ke-62 (Foto2: B2B/Humas Kementan)

Surabaya, Jawa Timur (B2B) - Kementerian Pertanian RI mengajak Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk mendukung pencapaian swasembada pangan yang dicanangkan oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo - Jusuf Kalla, karena perguruan tinggi berperan penting menyumbangkan gagasan, hasil penelitian, dan inovasi teknologi demi kemajuan pertanian nasional.

Harapan tersebut dikemukakan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman sebagai keynote speech pada Dies Natalis Unair ke-62 yang mengusung tema 'Indonesia Adil dan Beradab' di Surabaya pada Kamis (10/11), turut hadir Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif yang juga tampil sebagai pembicara utama, pada kegiatan yang dipimpin Rektor Unair, Prof Muhammad Nasih.

"Saya ucapkan selamat pada dies natalis Unair ke-62, dan kalau sudah berusia 62 tahun berarti sudah matang, maka kampus ini tentu sudah menghasilkan banyak sarjana dan karya ilmiah yang luar biasa," kata Mentan dalam orasi ilmiah di Unair.

Menurut Mentan sampai saat ini Kementan telah menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) dan telah mendukung langkah pemerintah melalui pengembangan varietas padi IPB 3S dengan produksi rata-rata 9,4 ton per hektar. Presiden Jokowi pada akhir September 2015 telah meninjau lahan uji coba tanam seluas 500 hektar di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

"Mari kita gandengan tangan bekerja sama, Universitas Lampung dan UGM Yogyakarta kini sudah menjadi mitra Kementan, berikutnya Unair. Saya harapkan dukungan inovasi teknologi dari Unair, karena swasembada pangan mustahil tercapai tanpa dukungan inovasi teknologi, dan di situlah peran perguruan tinggi," kata Amran Sulaiman.

Mentan pun menjanjikan royalti kepada peneliti dari Unair seperti diterapkan kepada para peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan yang menerima royalti Rp2,6 miliar hingga Rp10 miliar dalam setahun.

Dia pun kemudian teringat sempat berbincang dengan seorang guru besar Unair sebelum acara berlangsung, dan meminta guru besar wanita itu berdiri. Mentan kemudian meminta Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Momon Rusmono yang duduk di antara para tamu untuk berdiri.

"Nah cukup salaman jarak jauh, yang penting sudah saling mengenal, berarti MoU sudah jadi dan harus segera ditindaklanjuti. Saya tidak mau ini sekadar MoU seperti banyak terjadi di Kementan selama ini tapi tidak ada hasilnya. Maksudnya memorandum of understanding, yang terjadi adalah memorandum of misunderstanding atau MOM," kata Mentan.

Teknologi Tepat Guna
Sebelumnya, Rektor Unair Prof Muhammad Nasih dalam sambutannya menyatakan bahwa keberadaan key scientists yagn menjadi driver bagi kinerja penelitian Unair. Hingga saat ini terdapat lebih 290 dosen yang telah mempublikasikan karya ilmiahnya pada jurnal-jurnal yang terindeks Scopus, diharapkan jumlah tersebut akan mencapai hampir 1.000 pada 2020.

"Budaya penelitian yang berkembang dan menjadi kegiatan yang utama, selain mengajar bagi dosen Unair," kata Prof Nasih.

Menurut Mentan, sebaiknya hasil-hasl penelitian Unair ke depan juga memprioritaskan inovasi teknologi tepat guna untuk mendukung swasembada pangan, karena pertanian modern menuntut penggunaan varietas unggul yang didukung mekanisasi pertanian.

Amran Sulaiman menambahkan, modernisasi pertanian melalui mekanisasi pertanian merupakan solusi efisien menggantikan pola usaha tani manual, dan juga solusi mengatasi berkurangnya tenaga kerja pertanian seiring transformasi bermigrasi ke sektor industri dan jasa.

"Bila mengolah tanah secara manual memerlukan 20 orang per hari kerja per hektar dan biaya Rp2,5 juta per hektar, tapi dengan menggunakan traktor maka satu orang mampu menyelesaikan tiga hektar per hari dengan biaya Rp1,8 juta per hektar," kata Mentan.

Pada APBN tahun 2016, pemerintah telah mendistribusikan 45.440 unit traktor roda dua dan roda empat dan 19.518 unit pompa air kepada kelompok-kelompok tani (Poktan) di seluruh Indonesia.

Surabaya, East Java (B2B) - Indonesian Agriculture Ministry invites Surabaya's Airlangga University support the achievement of food self-sufficiency, as targeted by the Joko Widodo administration, because university play an important role to contribute ideas, research, and technological innovation for the progress of the national agriculture.

The statement was stated by Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman as a keynote speech at the Dies Natalis of Surabaya's Airlangga University of 62nd in capital city of East Java province on Thursday (11.10.16)  also attended by Vice Chairman of Anti-graft Commission (KPK) Laode Muhammad Syarif who attended as keynote speaker at the annual event led by the Rector Prof Muhammad Nasih.

"I congratulate you on the 62nd anniversary of this, 62 years showed a mature age, the university has produced many scholars and scientific works are remarkable," Minister Sulaiman said his scientific oration.

He said his ministry cooperated with Bogor Agricultural University and has been supporting the government through the development of rice varieties IPB 3S with an average production of 9.4 tons per hectare. President Widodo has been reviewed trial planting of 500 hectares in Karawang District of West Java Province in late September 2015.

"Let us holding hands to work together, Lampung University and Yogyakarta's Gajah Mada University has now become our partners. I expecting support of technological innovation, food self-sufficiency is difficult to achieve with no support of technological innovation," Mr Sulaiman said.

Minister Sulaiman also promised royalties to researchers of Surabaya's Airlangga University as it has been accepted by researchers at his ministry who receive a royalty of 2.6 billion to 10 billions rupiah a year.

He then recalls talked to a professor of Airlangga before the anniversary ceremony, and he asked the female professor was standing. Mr. Sulaiman then asked the Secretary of the Agency for Agricultural Extension and Human Resources Development ((BPPSDMP) Momon Rusmono sat between the guests to stand to be recognized.

"Shaking hands from afar, know each other's first, meaning that the MoU can be acted upon immediately.  I do not want just the MoU as much going on in the ministry but with no results. That memorandum of understanding, but what happens is the memorandum of misunderstanding or MOM," Minister Sulaiman said.

Appropriate Technology
Earlier, the Rector Prof Muhammad Nasih in his speech stated that scientists have become a key driver for the performance of research on campus. Until now there are over 290 lecturers who have published scientific works in journals indexed Scopus, expected the number will reach nearly 1,000 in 2020.

"The culture of research has grown and become a major preoccupation of the lecturers besides giving a lecture," Prof Nasih said.

We recommended that the results of university research to prioritize innovation appropriate technology to support food self-sufficiency, because modern agriculture requires the use of high yielding varieties supported agricultural mechanization.

Minister Sulaiman added, agricultural modernization through agricultural mechanization is an efficient solution replaces the manual pattern, and also a solution to overcome the lack of farm labor.

"To work on the farm with the manual method requires 20 people working per hectare per day and costs 2.5 million rupiah per hectare, but using the tractor so everyone was able to complete three hectares per day at a cost of 1.8 million rupiah per hectare," he said.

In the State Budget 2016, the government has distributed 45,440 tractor unit two wheels and four wheels, 19 518 units of water pumps to farmers' groups across the country.