Hari Santri yang Dicanangkan Presiden Jokowi Didukung MUI

Indonesian Ulema Council Supports `Madrassa Students Day` Idea by President Widodo

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Hari Santri yang Dicanangkan Presiden Jokowi Didukung MUI
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin (Foto: republika.co.id)

Jakarta (B2B) - Rencana pencanangan Hari Santri oleh Presiden RI Joko Widodo yang dilontarkan saat kampanye Pemilu Presiden 2014 mendapat dukungan dari Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin yang akan ditetapkan bertepatan dengan  peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1346 Hijriah.

“Saya mendukung saja rencana pencanangan hari santri, itu adalah langkah yang bagus,” kata Din Syamsuddin di Jakarta, Sabtu (25/10/2014).

Menurut dia, pencanangan ini tidak harus pada tanggal 1 Muharram, tetapi bisa pada tanggal kapan saja, yang terpenting adalah esensinya.

“Acara besok [Minggu] di GBK adalah bukan terkait isu hari santri, tetapi perayaan tahun baru Islam,” ujarnya.

Ia menjelaskan pada acara perayaan Minggu itu Presiden Jokowi juga belum tentu datang, walau pun sudah konfirmasi kehadiran secara langsung.

“Saya mendapat kabar dari Sekretariat Negara beliau belum tentu hadir, karena kesibukan penyusunan kabinet,” katanya.

Din menjelaskan Presiden sebelumnya ingin dan antusias hadir pada acara ini, namun masih sibuk.

Sementara itu, ia mengatakan hari santri adalah bukan isu terkait MUI pada janji Presiden Jokowi ketika berkampanye, tetapi mendukung langkah tersebut jika memang akan dicanangkan.

Acara perayaan Tahun Baru Islam, Minggu (26/10/2014), akan dimulai pada pukul 08.00 WIB, dengan dimeriahkan oleh para artis dan band nasional di Gelora Bung Karno, Jakarta.

Mulai tahun baru ini, MUI akan merayakannya secara meriah untuk menyambut 1 Muharam dengan berbagai kegiatan.

Jakarta (B2B) - Indonesian Muslim leader, Din Syamsuddin supported the declaration of Santri (madrassa students) Day by President Joko Widodo in honor of the Islamic new year 1346 Hijra.

"I support any plan of launching of Santri Day, it is a good effort," said Din Syamsuddin is also the chairman of the Indonesian Ulema Council (MUI) here on Saturday.

According to Din Syamsuddin, the declaration does not need to be on the 1st of Muharram, but could be any time. The most important part of the declaration was its essence.

"The event tomorrow (Sunday) at the GBK is not related to the issue of Santri Day, but the Islamic new year celebration," he said.

He pointed out that President Joko Widodo may not arrive during the Islamic new year celebration on Sunday (October 26).

"I was received information from the Secretary of State, he will not necessarily be present due to forming the cabinet," he emphasized.

He stated that President Joko Widodo wanted to attend the celebration, but he was still busy forming the cabinet.

Meanwhile, he noted that the Santri Day was not an issue related to the MUI from when the President was campaigning.

In celebration of the Islamic new year, the event will begin at 08.00 p.m. local time with musicians and celebrities at Gelora Bung Karno (GBK) Stadium in Senayan sports complex, Central Jakarta.

The MUI will celebrate the Islamic new year with a variety of activities.