Petani Sragen `Curhat` pada Mentan, Kepala Dinas Pertanian Jateng Kok ......

Indonesian Farmers Complained of Grain Prices to the Minister



IRING-IRINGAN rombongan dari Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman melaju kencang dari kota Solo menuju Kabupaten Sragen yang berjarak sekitar 30 km pada Rabu siang pekan lalu. Mentan dijadwalkan menghadiri panen raya perdana 2015 di Desa Tangkil, Kecamatan Sragen bersama Bupati Agus Fathurrahman setelah AAS menghadiri Apel Penyuluh Pertanian di kota Solo pada Rabu pagi.

Mobil voorijder yang memimpin rombongan menteri mendadak berhenti di tengah jalan, yang membelah lahan persawahan yang sangat luas di Kecamatan Sragen. Ternyata hal itu adalah perintah Menteri Amran untuk menyambangi sejumlah petani yang sedang mengumpulkan gabah.

Rombongan pejabat dan tim Humas dari Kementerian Pertanian di Jakarta serta para wartawan menyaksikan pemandangan langka, ketika seorang pejabat setingkat menteri bercakap dengan rakyatnya tanpa dibatasi status dengan mereka yang mengaku sebagai buruh tani dan pengumpul gabah.

Mereka pun 'curhat' kepada menteri tentang nasib mereka khususnya harga gabah yang dirasa tidak adil ketika harga beras melambung. "Minta naik sama-sama. Petani nggak rugi... buruh nggak rugi... pegawai nggak rugi... Semua untung...," kata wanita pengumpul gabah.

Mata Mentan tampak berkaca-kaca mendengar suara hati mereka. "Inilah nasib petani kita. Bahasa ibu ini mewakili suara sebagian besar rakyat yang menuntut keadilan. Kalau cinta negara ini maka cintailah petaninya...."

Ada yang aneh di mata para wartawan, kenapa Kepala Dinas Pertanian Jawa Tengah, Suryo Banendro tidak jengah mendapati fakta tersebut. "Aneh mestinya dia malu.... kok malah bisa santai..." celetuk seorang wartawan. (Foto2: B2B/M. Achsan Atjo)

A CONVOY ENTOURAGE of Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman drove from Solo city to Sragen district of about 30 km on Wednesday afternoon last week. Minister is scheduled attend the prime of rice harvest in 2015 in Tangkil village, Sragen sub-district with Sragen Regent, Agus Amran Fatchurrahman after Mr Sulaiman attended a meeting with agricultural extension workers in Solo, Central Java province on Wednesday morning.

Police patrol car that was in front of entourage suddenly to stop in the middle of the road, which divides the rice fields in the Sragen sub-district. Minister ordered to stop to meet a number of farmers who were collecting grain in the roadside.

Officials and public relations team of Indonesian Agriculture ministry from Jakarta and journalists saw a rare sight, when a minister talk with the farmers without being limited status, seemed familiar and relaxed.

They also complain about their fate, especially grain prices that is considered unfair when the price of rice increased. "We want fairness. Farmers not lose ... workers not lose ... civil servants not lose ... Everybody gets hit ...," said collector grain.

Minister looks teary eyes hear their screams. "This is the fate of our farmers. The words represent the voice of the people demanding fairness. If you love this country, love them ...."

There are strange for journalists, why Head of Agriculture of Central Java, Suryo Banendro not embarrassed to find that fact. "It's strange he should be ashamed .... why even get relaxed ..." chirps a journalist.
(Pictures of B2B/M. Achsan Atjo)