Mentan Amran Sulaiman Bukan Tipe Pejabat `ABS`

40,000 Acres of Cornfield in Dompu, Indonesia Ready to Harvest



MENTERI PERTANIAN Andi Amran Sulaiman bukan tergolong pejabat tinggi yang menerapkan prinsip 'asal bos senang' yang lazim dilakukan sebagian besar petinggi di negeri ini.

Pengusaha sukses asal Sulawesi Selatan ini membuktikan hal itu ketika Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Iriana akan melakukan panen raya jagung di Desa Kampasimeci, Kecamatan Manggalewa, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu siang (11/4).

Amran Sulaiman adalah menteri yang mendapat dispensasi khusus dari Presiden Jokowi untuk tidak selalu hadir di rapat kabinet, kecuali 'sangat mendesak' ini memanfaatkan waktu beberapa jam sebelum sang bos tiba di lokasi panen jagung. Saat yang bersamaan, Presiden Jokowi tengah menghadiri acara puncak kegiatan 'Tambora Menyapa Dunia' dan peresmian Taman Nasional Gunung Tambora.

"Luasnya hamparan jagung siap panen di sini sekitar tujuh ribu hektar, dan di seluruh Kabupaten Dompu ada 40 ribu hektar ladang jagung siap panen saat ini. Saya sudah cek langsung dan mendapati kendala peningkatan produksi khususnya pupuk dan alat mesin pertanian," kata Amran Sulaiman saat tiba di puncak bukit dari ladang jagung didampingi para penyuluh pertanian dan para petani jagung. (Foto2: Humas Kementan/Abiyadun)

AGRICULTURE MINISTER Andi Amran Sulaiman not classified as high-ranking officials who apply the principle 'boss must be happy' is commonly done most of the officials in Indonesia.

Successful entrepreneurs of South Sulawesi is proved that when Indonesian President Joko Widodo with First Lady Iriana have doing corn harvest in Kampasimeci village, Manggalewa sub-district, Dompu district of West Nusa Tenggara province on Saturday afternoon (11/4).

Mr Sulaiman one of the few ministers who received special dispensation of the President Widodo to 'absent' in the cabinet meeting, except for 'urgent' is utilizing a few hours before the boss arrives. At the same time, President Widodo attended at the commemoration eruption of Mount Tambora in 1815 and inauguration of Mount Tambora National Park.

"The corn is ready for harvest here about seven thousand acres, and in the whole Dompu District there are 40 thousand hectares of corn field ready for harvest. I've check directly and find constraints increase in production, especially fertilizers and agricultural machinery," said Sulaiman when arriving at the top of the hill, accompanied by agricultural extension workers and corn farmers. (Pictures of Indonesian Agriculture Ministry PR/Abiyadun)