Muhammadiyah Serukan Warga Indonesia Boikot Starbucks Disorot Media Asing
Muslim Leader has Called for Indonesians to Boycott Starbucks

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Senin, 03 Juli 2017
Ketua pengurus pusat Muhammadiyah Anwar Abbas (Foto: MailOnline)

KETUA pengurus pusat Muhammadiyah menyerukan boikot terhadap jaringan kedai kopi global Starbucks lantaran dianggap mendukung pernikahan homoseksual dan komunitas Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) yang dinilai 'tidak sejalan' dengan syariah Islam.

Anwar Abbas, pimpinan Muhammadiyah, ormas Islam yang beranggotakan 30 juta orang di seluruh Indonesia, mengatakan dukungan Starbucks terhadap kaum homoseksual mengancam kehidupan 'beragama' dan 'budaya' di Indonesia sebagai bagian dari negara-negara di Asia Tenggara.

"Kalau Starbucks hanya berbisnis, tidak masalah. Namun jangan membawa ideologi di sini,' kata Anwar Abbas kepada Reuters pada Sabtu.

Anwar juga menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk mencabut izin operasi Starbucks.

Ketika ditanya mengapa dirinya menyeraukan boikot terhadap Starbucks, Anwar mengatakan bahwa pihaknya menyikapi pernyataan eksekutif senior Starbucks Howard Schultz yang menyatakan mendukung kaum LGBT.

Ketika seorang pemegang saham Starbucks mengeluh pada 2013 bahwa perusahaan tersebut kehilangan pelanggan karena dukungannya terhadap pernikahan sesama jenis, Schultz mengatakan Starbucks mendukung keberagaman dan 'tidak setiap keputusan adalah keputusan ekonomi.'

PT Sari Coffee Indonesia, yang memegang lisensi untuk menjalankan jaringan Starbucks, adalah badan hukum yang mengklaim 'selalu mematuhi peraturan yang berlaku dan menghargai nilai budaya di Indonesia'.

"Kami juga menghargai latar belakang religius para pelanggan dan karyawan kami," kata Fetty Kwartati,  direktur di PT MAP Boga Adiperkasa Tbk, pemegang lisensi waralaba Starbucks di Indonesia.

Namun, penggerebekan polisi terhadap komunitas LGBT) disebut meningkat di negara Muslim terpadat di dunia seperti dilansir MailOnline.


A  PROMINENT Muslim leader has called for a boycott of international coffee brand Starbucks because its support for gay marriage is 'not in line' with Islamic law.

Anwar Abbas, the leader of Muhammadiyah, a 30 million-strong group in Indonesia, said Starbucks' pro-gay stance threatened the 'religious and cultured' core of the Southeast Asian nation.

'If Starbucks only does business, then fine. But don't bring ideology here,' Abbas told Reuters on Saturday. 

Abbas also called on the Indonesian government to revoke Starbucks' operating licence.

Asked why he took a stand against Starbucks, Abbas said he was prompted to speak out after company senior executive Howard Schultz made a pro-LGBT comment.

When a Starbucks shareholder complained in 2013 that the company had lost customers because of its support for gay marriage, Schultz said Starbucks embraced diversity and 'not every decision is an economic decision'.

PT Sari Coffee Indonesia, which holds the licence to run the Starbucks chain, is a legal entity that claims to 'always obeys the prevailing regulations and appreciates the cultural values in Indonesia'.

'We also value the religious background of our customers and employees,' Fetty Kwartati, a director at PT MAP Boga Adiperkasa Tbk, said.

With the exception of the ultra-conservative Aceh province, homosexuality is legal in Indonesia.

But police raids on the lesbian, gay, bisexual and transgender (LGBT) community have climbed in the world's most populous Muslim country.

TERKAIT - RELATED