Hanya di Bandung, Anak Punk Shalat Lima Waktu dan Rajin Mengaji
In Indonesia, Pious `Punks` Promote Islam

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Rabu, 12 April 2017
Anak punk di Bandung sedang mengumandangkan adzan shalat (Foto: istimewa)

"NABI MUHAMMAD forever," itulah penggalan lirik yang dinyanyikan sejumlah remaja Muslim. Namun mereka bukan melakukannya di mesjid, para remaja Muslim itu menyanyikannya pada festival musik outdoor yang digelar oleh kelompok Punk Muslim pertama di Indonesia.

Kegiatan tersebut merupakan yang pertama terjadi di Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, dan kelompok punk ini memiliki ratusan anggota yang tersebar di Jakarta, Surabaya dan Bandung.

Model rambut Mohawks, jaket kulit dan celana jeans ketat, anggota kelompok 'Punk Muslim' mengklaim bahwa mereka, seperti halnya rocker punk di Inggris, masih dikaitkan dengan pemberontakan dan ideologi anti kemapanan. Namun mereka mengungkapkannya dengan menyenandungkan shalawat, dan lagu-lagu pujian kepada Allah SWT (Asmaul Husna), kemerdekaan Palestina, dan isu-isu sosial tentang komunitas Muslim global.

Ahmad Zaki, salah satu pendiri gerakan punk tersebut, memahami bahwa genre punk kerap dikaitkan dengan 'kecenderungan perilaku tidak baik' tapi dia ingin mengubah anggapan tersebut.

"Kami dapat mengubah perilaku menjadi lebih baik, hal -hal yang lebih positif," katanya.

Banyak dari anggota Punk Muslim awalnya adalah musisi jalanan, dan mereka mengaku berubah drastik sejak bergabung dengan kelompok tersebut. Mereka kini terdorong untuk membentuk bank dan menulis lagu mereka sendiri.

Reza Purnama, anggota dan mantan peminum alkohol, mengaku seperti anggota lainya kini secara bertahap meninggalkan minuman alkohol dan lirik lagu mereka menjadi lebih positif.

"Orang-orang tidak lagi meremehkan kami," katanya, mengacu pada stigma terhadap punk di masyarakat Indonesia yang masih dipandang sebelah mata.

Setiap kali setelah konser, para penonton menundukkan kepala mereka untuk berdoa dan mendengarkan khotbah - yang diyakini oleh mereka sebagai cara untuk mengarahkan anggota kelompok punk untuk menjadi Muslim yang takwa.

Penganut Muslim di Indonesia hampir mencapai 90 persen dari 250 juta penduduk Indonesia dan sebagian besar dari mereka mempraktikkan bentuk moderat Islam seperti dikutip Reuters yang dilansir MailOnline.


"PROPHET MOHAMMAD forever," chant the young Indonesian Muslim musicians. But instead of a mosque, the men are singing at an outdoor concert with a mosh pit full of followers of the country's first Islamic punk movement.

The movement is the first of its kind in the world's largest Muslim-majority nation, and has hundreds of members in three of the country's biggest cities - Jakarta, Surabaya, and Bandung.

Sporting mohawks, leather jackets and baggy jeans, members of the "Punk Muslim" group claim that they, like the original British punk rockers, are still defined by rebellion and an anti-establishment ideology. But they express it by singing about Islamic values, freedom for Palestine, and other social issues facing the global Muslim community.

Ahmad Zaki, one of the movement's founders, believes the genre of punk is often associated with a "tendency towards misbehaviour" but he wants to change that.

"We can redirect ourselves to better, more positive things," he said.

Many of the group's members used to be street performers, and say they have changed drastically since joining the movement. They are now encouraged to form their own bands and write their own songs.

Reza Purnama, a member and a former alcoholic, says others like him are slowly quitting alcohol and their lyrics are becoming more positive.

"People aren't looking down on us anymore," he said, referring to a stigma against punks in Indonesia's largely conservative society.

After every concert, the head-banging audience bow their heads in prayer and listen to sermons - something the movement's founders hope will redirect their fans on to a more pious path.

Muslims make up nearly 90 percent of Indonesia's 250 million people and the vast majority of them practise a moderate form of Islam.

TERKAIT - RELATED