Pengunjuk Rasa 4 November Bentrok dengan Polisi di Depan Istana Presiden
Police, Protesters Clash in Indonesian Capital

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Jum'at, 04 November 2016
Foto: MailOnline

POLISI bentrok dengan pengunjuk rasa yang menolak untuk membubarkan diri setelah unjuk rasa besar-besaran pada Jumat untuk menuntut penangkapan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) karena dugaan penistaan agama.

Tayangan televisi menunjukkan polisi di depan Istana Presiden di Jakarta Pusat menembakkan gas air mata dan meriam air saat mereka berhadapan dengan pengunjuk rasa yang meminta bertemua dengan Presiden RI Joko Widodo.

Siaran langsung di televisi menunjukkan seorang personel polisi yang terluka dibawa ke ambulans dan kendaraan terbakar.

Mencegah tindakan anarkis, polisi mengerahkan kekuatan penuh untuk mengendalikan massa, didukung anggota TNI dan petugas Satpol PP, sementara beberapa kantor kedutaan besar ditutup, begitu pula pada toko-toko dan jalan-jalan di dekat lokasi unjuk rasa yang biasanya macet ternyata nyaris lengang.

Puluhan ribu demonstran yang didominasi kaum pria, sebagian besar mengenakan kemeja baju koko dan peci putih, berkumpul di Masjid Istiqlal untuk melakukan unjuk rasa setelah shalat Jumat dan berbaris menuju Istana Presiden. Protes serupa juga terjadi di provinsi lain termasuk Medan di Sumatera Utara, Makassar di Sulawesi Selatan dan Malang di Jawa Timur.

Di tengah pengunjuk rasa terlihat beberapa pengunjuk rasa melemparkan botol plastik air mineral dan benda-benda lain kepada polisi anti huru hara, namun umumnya para pengunjuk rasa sudah meninggalkan lokasi demo tanpa terjadi insiden di siang hari.

Dugaan penistaan agama oleh Gubernur Ahok, warga keturunan China yang merupakan wakil gubernur Jakarta saat Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta, berhasil mengungguli lawan-lawan politiknya dalam jajak pendapat di negara mayoritas Muslim berpenduduk 250 juta.

Front Pembela Islam, menuntut penangkapan Ahok setelah video beredar secara online di mana ia mengatakan kepada audiens tentang salah satu ayat AlQuran Quran yang dapat ditafsirkan sebagai melarang Muslim untuk memilih pemimpin dari kelompok non-Muslim sebagai pemimpin. Gubernur Ahok telah meminta maaf atas komentar dan bertemu dengan polisi untuk dimintai keterangan atas kasus tersebut seperti dikutip Associated Press yang dilansir MailOnline.


POLICE in the Indonesian capital clashed with hard-line Muslim protesters refusing to disperse after a massive protest Friday to demand the arrest of the city's minority-Christian governor for alleged blasphemy.

Television footage showed police near the presidential palace in central Jakarta firing tear gas and water cannons as they faced off with protesters angry that President Joko "Jokowi" Widodo had not met with them.

The video showed an injured officer being taken to an ambulance and a vehicle on fire.

Fearing violence, police had put on a show of force for the protest, supported by soldiers and public order officers, while embassies closed, some shops were shuttered and Jakarta's normally traffic-clogged streets were nearly empty of cars.

The tens of thousands of predominantly male demonstrators, most wearing white shirts and skull caps, had massed at the Istiqlal Mosque for the protest following weekly Friday prayers and marched on the nearby presidential palace. Large protests also took place in other cities including Medan on Sumatra, Makassar in Sulawesi and Malang in East Java.

Associated Press reporters witnessed members of an Islamic student group throwing plastic water bottles and other objects at riot police, but generally the massive demonstration appeared to have gone off without any major incident during the day.

The accusation of blasphemy against Jakarta Gov. Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, an ethnic Chinese and minority Christian who is an ally of the president, has galvanized his political opponents in the Muslim-majority nation of 250 million, and given a notorious group of hard-liners a national stage.

The Islamic Defenders Front, a vigilante group that wants to impose Shariah law, is demanding Ahok's arrest after a video circulated online in which he joked to an audience about a passage in the Quran that could be interpreted as prohibiting Muslims from accepting non-Muslims as leaders. The governor has apologized for the comment and met with police.

TERKAIT - RELATED