Pelajar Indonesia Tolak Perayaan Hari Valentine Disorot Dunia
Indonesian Muslim School Students Protest Valentine`s Day

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Selasa, 14 Februari 2017
Foto: MailOnline

PARA pelajar sekolah siswa sekolah Islam di Indonesia pada Senin menggelar aksi protes terhadap peringatan Hari Valentine, mereka mengecam hal itu sebagai budaya Barat yang mendorong seks bebas.

Sementara remaja di banyak negara memperlakukan 'hari kasih sayang' sebagai kesempatan untuk menyatakan cinta kepada teman sekelas mereka, di kota-kota Indonesia seperti di Surabaya menggelar kegiatan berbeda untuk menolaknya dengan unjuk rasa berbisik.

"Katakan tidak pada Valentine!" kata para siswa, yang berusia antara 13 dan 15 tahun dan sebagian besar pelajar putri mengenakan jilbab.

Itulah sikap penolakan terhadap Hari Valentine di negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, ketika ulama dan warga Muslim menuding Valentine sebagai dekadensi moral a la Barat.

"Protes ini dilakukan karena melihat pada tayangan televisi bahwa perayaan Hari Valentine cenderung dikaitkan dengan seks bebas," kata Pandu Satria, koordinator unjuk rasa yang dihadiri oleh puluhan pelajar. "Dampaknya yang membuat kami khawatir."

Ida Indahwati Waliulu, kepala sekolah dari sekolah Islam yang dikelola oleh sebuah organisasi Islam, menambahkan: "Ada kebanggaan tertentu tentang demo ini sebagai tindakan positif oleh para pelajar."
Beberapa kota di Indonesia juga melarang kaum muda merayakan Valentine Day.

Di negara tetangga Malaysia, dengan penduduk mayoritas Muslim mayoritas, kelompok yang disebut The National Association Muslim Youth mendesak kaum wanita menghindari penggunaan emoticon dan segala hal yang terkait dengan perayaan hari kasih sayang tersebut.

Kelompok ini juga membuat semacam pedoman tentang bagaimana menghindari perayaan tahunan tentang asmara dengan membuat poster anti-Valentine dan tidak mengenakan pakaian bertema Valentine.

Meskipun banyak yang menolak, tetap saja ada sejumlah orang terutama di kota-kota besar dengan membeli kartu dan coklat bertema Valentine.

Pada 2015, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengancam akan mengeluarkan fatwa terhadap penjualan kondom menyusul laporan meningkatnya penjualannya untuk menandai Hari Valentine seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.


INDONESIAN Muslim school students staged a protest against Valentine's Day on Monday, denouncing what they said was a Western celebration that encourages casual sex.

While teenagers in many countries treat the day as an occasion to declare love for their classmates, in the Indonesian city of Surabaya it was a different story as students from one school held a noisy demonstration.

"Say no to Valentine!" chanted the students, who were aged between 13 and 15 and included many girls wearing headscarves.

It was the latest expression of anger at Valentine's Day in the world's most populous Muslim-majority country, where Islamic clerics and some pious Muslims typically use the occasion to target what they see as Western decadence.

"This protest was organised as we have seen on television that Valentine's Day tends to be associated with free sex," said Pandu Satria, organiser of the demonstration that was attended by scores of students. "That makes us afraid."

Ida Indahwati Waliulu, headmaster of the school which is run by an Islamic organisation, added: "There is a certain pride about this positive action carried out by the students."

Several cities across the country also banned people from celebrating the occasion.

In neighbouring Malaysia, which is also a muslim-majority country, a group called The National Muslim Youth Association urged females to avoid using emoticons and an excessive amount of fragrance in a pre-Valentine's Day message.

The group also set out guidelines about how people could reject the annual celebration of romance by making anti-Valentine posters and not wearing Valentine-themed outfits.

Despite some objections, many in Indonesia and Malaysia mark the occasion, particularly in major cities where cards and chocolates are widely available.

In 2015, Indonesia's Islamic clerical body threatened to issue a fatwa against the sale of condoms following reports they were being sold together with chocolate to mark Valentine's Day.

TERKAIT - RELATED