Bosozuku, Geng Motor Cewek yang Ditakuti Polisi Jepang (Mereka Bukan Cabe-cabean)
Japan`s Bosozoku Gang Girls where the Women are Just as Bad Ass as the Men

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Selasa, 06 Oktober 2015
Gaya khas cewek anggota geng motor Bosozuku berikut tato mereka (Foto2: MailOnline)

MEREKA memiliki tato, seragam dan sepeda motor berkecepatan tinggi yang menjadi syarat untuk menjadi anggota geng motor cewek.

Namun cewek-cewek motor ini tetap tampil modis meski tampak sangar ketika berada di di atas sepeda motor dan menghiasnya dengan bunga dan warna-warni menyolok yang disukai kaum wanita.

Faktanya, cewek-cewek Bozosuku dari Jepang menggelorakan kembali sub-budaya sejak dekade 80-an.

Bosozuku beranggotakan cewek geng motor yang memberontak terhadap aturan ketat budaya Jepang yang menabukan kehidupan wanita jalanan, seperti dilansir MailOnline.

Geng yang juga dikenal sebagai 'kaminari zoku' berawal dari dekade 50-an, kelompok yang ingin mengganggu lalu lintas dengan berbagai cara termasuk menerobos lampu merah, mengendarai sepeda motor seenaknya dan melawan arus lalu lintas, dan secara ilegal memodifikasi sepeda motor mereka dan mengabaikan pembatasan kebisingan.

Anggota geng motor secara tradisional ditandai dengan sepeda motor yang dimodifikasi dengan unsur-unsur khas dari helikopter Amerika dan gaya sepeda motor Inggris, serta kostum khusus.

Biasanya, pakaian tradisional menyerupai kamikaze atau gaya samurai jumpsuits, dengan nama geng, motto dan simbol mendefinisikan siapa mereka dan gambar  di punggung mereka.

Termasuk, sepatu boot retro, mantel panjang dan celana yang merujuk pada model dekade 70p-an, yang merupakan kombinasi seragam pilot kamikaze Jepang dan angkatan laut AS.

Cewek-cewek motor ini ingin membuktikan bahwa subkultur mereka belum punah, meskipun Badan Kepolisian Nasional Jepang melaporkan bahwa jumlah Bozosuku di seluruh Jepang, diperkirakan sekitar 7.297 pada 2012.

Jumlah ini menurun dari catatan jumlah anggota hingga 42.500 orang pada 1982, menurut Japan Times.

Penurunan jumlah anggota dianggap akibat dari tindakan keras polisi dan revisi aturan lalu lintas pada 2004, yang memberikan wewenang lebih banyak pada polisi.


THEY HAVE tattoos, uniforms and the obligatory high-powered machines which mark them out as members of a biker gang.

But these women are as likely to show off their brilliantly coloured talons as their tats and favour bikes festooned with flowers and painted an attractive shade of pink.

In fact, the Bosozoku girls of Japan have rejuvenated a sub-culture that has been in rapid decline since the 1980s.

Bosozuku ('violent run tribe') consists of biker gangs which rebel against the strict rules of Japanese cultural in favour of a life on the road.

Also known as the 'kaminari zoku' (thunder tribes) when it began in the 1950s, the group focuses on disrupting traffic in any way possible including running red lights, driving recklessly including speeding and traffic weaving, illegally modifying their bikes and ignoring noise restrictions.

Members are traditionally characterised by their modified motorcycles which often include elements from American choppers and British café racer style bikes, as well as their elaborate costumes.

Typically, traditional outfits resemble kamikaze or samurai style jumpsuits, with gang names, mottos and defining symbols and pictures embellished on the back.

Otherwise, retro pilot boots, long overcoats and matching pants style which were a custom of the 70s Bosozoku fashion, derived from a combination of old kamikaze and  US Navy uniforms.

The girls are also out to prove that the subculture is not a dying one, despite Japanese National Police Agency reports stating that the number of recognized Bosozoku members nationwide, hit a record low of 7,297 in 2012.

This is down from the recorded 42,500 members at the subculture’s peak in 1982, according to the Japan Times.

The reduction in member numbers is considered to be a result of a police crackdown and subsequent road traffic law revisions in 2004, which gave more power to police.

TERKAIT - RELATED