Kakao Andalan Ekspor, Wapres dan Mentan Koordinasi dengan Gubernur Sultra
Southeast Sulawesi is the Centers of Cocoa Production in Indonesia

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Minggu, 20 Desember 2015
Wapres JK dan Mentan Amran Sulaiman saat menghadiri Hari Pangan Sedunia (HPS) di Palembang, Sumsel, belum lama ini (Foto2: Humas Kementan/Abiyadun)

Kendari, Sulawesi Tenggara (B2B) - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) dan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman pagi ini, Minggu (20/12) dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Kendari, Sulawesi Tenggara.

Keduanya akan melakukan pertemuan dengan Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam di kantor gubernur untuk membahas peningkatan produksi kakao dan pengembangannya sebagai produk andalan ekspor dari subsektor perkebunan.

Wapres JK dan Mentan Amran Sulaiman dijadwalkan bertolak dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Minggu (20/12) pukul 07:30 WIB langsung menuju ke Bandara Haluoleo, Kendari, ibukota Sulawesi Tenggara.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Kementerian Pertanian RI, Marihot H Panggabean mengatakan Wapres JK dan Mentan Amran Sulaiman bersama Gubernur Nur Alam akan membahas potensi provinsi Sulawesi Tenggara sebagai salah satu sentra produksi kakao di Indonesia.

Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan produksi biji kakao. Namun sayang, sampai saat ini proses pengolahan kakao ini belum dilakukan secara maksimal padahal ketersediaan bahan cukup melimpah.

Sebagaimana diberitakan, Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara HM Saleh Lasata mengatakan bahwa produksi tanaman kakao di Sultra setiap tahun cukup banyak, yakni rata-rata mencapai 157.537 ton.

“Produksi tanaman kakao sebanyak itu dapat  memenuhi kebutuhan bahan baku industri kakao, apabila setiap industri membutuhkan bahan baku sebanyak 5.000 ton kakao per tahun maka produksi kakao Sultra bisa memenuhi kebutuhan industri kakao sebanyak kurang lebih 30 industri,” katanya.

Menurutnya, belum adanya industri kakao di provinsinya mengakibatkan produksi kakao Sultra hanya diperjualbelikan melalui perdagangan antarpulau, dengan daerah tujuan terbesar adalah Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.


Kendari, Sulawesi Tenggara (B2B) - Indonesian Vice President (VP) Jusuf Kalla and Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman this morning, Sunday (12/20) was scheduled held a working visit to Kendari, Southeast Sulawesi.

Both will have a meeting with Southeast Sulawesi Governor Nur Alam in the governor´s office to discuss the improvement of cocoa production and export development as a mainstay product of the plantation subsector.

VP Kalla and Minister Sulaiman was scheduled to depart from Halim Perdanakusuma Air Force Base in Jakarta on Sunday (20/12) at 7:30 am beeline to the Haluoleo Airport of Kendari, Southeast Sulawesi capital.

The Head of Public Relation of Agriculture Ministry, Marihot H Panggabean said VP Kalla and Minister Sulaiman with Governor Nur Alam will discuss the potential of Southeast Sulawesi province as one of the centers of cocoa production in Indonesia.

As reported, Deputy Governor of Southeast Sulawesi HM Saleh Lasata said that cocoa production in his province each year reached an average of 157,537 tonnes.

Southeast Sulawesi province is one of the centers of cocoa production in Indonesia but until now there has been processing cocoa maximum despite abundant in cocoa production.

"The production of the cocoa plant to meet the needs of industrial raw materials, if any industry requires raw materials as much as 5,000 tons of cocoa per year, then our cocoa production can meet industry needs as much as approximately 30 cocoa industry," Mr Lasata said.

According to him, there is no cocoa industry in the province led to cocoa production only traded through inter-island trade to South Sulawesi and East Java.

TERKAIT - RELATED