Daging Sapi Terpaksa Diimpor selama 2013 untuk Penuhi Kebutuhan Nasional
Indonesian Govt was Forced to Imported Meat during 2013 to Meet its Needs

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Senin, 30 Desember 2013
Mentan Suswono (tengah) didampingi Wamentan Rusman Heriawan (kiri) dan Sekjen Kementan Hari Priyono (Foto: B2B/Mya)

Jakarta (B2B) - Produksi daging sapi nasional pada 2013 mencapai 430 ribu ton atau naik dibandingkan 2012 sebesar 420 ribu ton. Namun pencapaian tersebut tidak mampu mengimbangi kebutuhan daging sapi nasional selama 2013 yang mencapai 549 ribu ton.

Menteri Pertanian Suswono menegaskan kekurangan pasokan daging sapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri selama 2013, terpaksa diatasi melalui impor walaupun sudah ada peningkatan produksi daging nasional.

"Memang masih ada defisit ketersediaan daging sapi sepanjang tahun 2013, karena kebutuhan nasional melebihi produksi di dalam negeri, sehingga pemerintah terpaksa mengatasi kekurangan tersebut melalui impor sapi dan daging beku" kata Suswono ketika memaparkan Pangan dan Pertanian Indonesia: Refleksi 2013 dan Prospek 2014 di Jakarta, Senin (30/12).

Dia menambahkan, meskipun pemerintah telah membuka keran impor daging sapi maupun ternak sapi untuk menambah pasokan dalam negeri, ternyata harga daging sapi dalam negeri tidak mengalami penurunan secara nyata. Harga daging sapi di dalam negeri masih tinggi berkisar Rp90 ribu hingga Rp100 ribu per kg.

Suswono menengarai fenomena mahalnya harga daging sapi bukan hanya akibat produksi yang belum mencukupi maupun suplai ke pasar, tetapi pada masalah perdagangan.

"Kondisi harga tinggi tersebut juga sulit diakses peternak akibat kendala sarana angkutan dan distribusi sapi yang belum memadai," ungkap Suswono yang didampingi Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan dan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono.

Mentan menambahkan, persoalan distribusi dan infrastruktur pendukungnya akan menjadi prioritas program mendatang dan masih memerlukan waktu untuk menyelesaikannya.

Turut hadir Dirjen Tanaman Pangan, Udhoro Kasih Anggoro; Dirjen Hortikultura, Hasanuddin Ibrahim; Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto; Dirjen Pengolahan dan Pengembangan Hasil Pertanian, Yusni Emilia Harahap; Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Ahmad Suryana; Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Haryono.


Jakarta (B2B) - Indonesia meat production this year increased to 430 thousand tons from 420 thousand in 2012, but the countrys need for meat this year has also increased reached 549,700 tons.

Suswono, Agriculture Minister stated that during 2013 Indonesia imported meat to meet its needs because national production was still lower than its needs.

"With the deficit of meat production, the price of meat at home increased and to overcome the problem, the government allowed the import of live cattle and frozen beef," Suswono said in in a 2013 Reflection on Food and Agriculture and Prospect in 2014, in Jakarta today.

He added, though frozen beef and live cattle imports was opened by the government to meet domestic needs, the price remained high ranged Rp90 thousand to Rp 100 thousand per kg.

Suswono suggests, the phenomenon of the price of beef is expensive not only because of inadequate production or lack of supply to the market, but on the issue of trade.

Suswono suggests price of beef is considered expensive because of trade issues, not only because of insufficient production or lack of supply to the market.

"Breeders also had difficulty accessing markets due to transportation constraints and inadequate distribution of imported meat," Suswono said who was accompanied by Rusman Heriawan, Deputy Agriculture Minister and Hari Priyono, Secretary General of Agriculture Ministry.

Agriculture Minister added that the issue of distribution and its supporting infrastructure will be a priority program of the government.

Also attended Udhoro Kasih Unggoro, Director General of Food Crops; Hasanuddin Ibrahim, Director General of Horticulture; Sumarjo Gatot Irianto, Director General Agriculture Infrastructure and Facilities; Yusni Emilia Harahap, Director General of Agricultural Products Processing and Development; Ahmad Suryana, Head of Food Security; Banun Harpini , Head of Indonesia Agricultural Quarantine Agency and Haryono, Head of Indonesian Agency for Agricultural Research and Development Ministry of Agriculture (IAARD).

TERKAIT - RELATED