KP3 Daerah Akan Periksa Pupuk NPK Palsu yang Beredar di Daerah
Indonesian Agriculture Ministry Suspect has been Circulated Fake Fertilizer for the Cocoa

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Kamis, 14 Januari 2016
Pupuk NPK, Direktur Pupuk dan Pestisida, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Muhrizal Sarwani (inset kanan) dan Irjen Kementan, Justan Riduan Siahaan (inset ke-2 kanan) Foto2: istimewa

Jakarta (B2B) - Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) akan menurunkan tim ke daerah untuk memantau dan memeriksa dugaan adanya pupuk NPK yang diduga palsu dan beredar di daerah. Pupuk NPK adalah pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur hara: nitrogen, phosfat dan kalium.

“Saya sudah ingatkan kepada mereka (KP3 daerah) bahwa ada informasi dugaan pupuk palsu. Informasi ini sudah disampaikan kepada masing-masing provinsi,” kata Direktur Pupuk dan Pestisida, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Muhrizal Sarwani kepada pers di Jakarta, Rabu.

Muhrizal menambahkan, pihak terkait di provinsi atau kabupaten akan melakukan koordinasi dengan dinas pertanian setempat agar KP3 dapat diterjunkan ke lapangan/lokasi yang diduga ada pupuk NPK palsu beredar untuk kegiatan tanaman kakao.

Sebelumnya, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian juga menurunkan tim untuk mengusut hal yang sama. “Paling lambat minggu kedua bulan ini tim Irjen Pertanian, akan turun ke lapangan,” kata Irjen Kementan, Justan Riduan Siahaan, kepada wartawan usai menyaksikan teken kontrak pengadaan barang dan jasa di Kementerian Pertanian RI, belum lama ini.

Ketika dihubungi melalui pesan singkat untuk konfirmasi apakah tim dari Irjen Kementan sudah diturunkan ke lapangan, Justan Riduan tidak menjawab namun membenarkan ada pertemuan di kantor Irjen Jakarta pekan lalu.

Menurut Justan, pertemuan antara pihaknya dengan beberapa kepala dinas pertanian di Sulawesi, juga dihadiri pihak dari direktorat jenderal perkebunan. “Itu baru pengumpulan data umum dan baru sepihak. Jadi belum bisa dipegang.”

Seperti diberitakan, pupuk NPK yang disalurkan pemerintah melalui program Gerakan Peningkatan Mutu dan Produksi Nasional (Gernas Kakao) ke sejumlah petani di Sulawesi Selatan diduga pupuk palsu, dan pemerintah pusat diminta menindak tegas produsen.

Di Kabupaten Luwu, Sulsel misalnya, petani yang menerima pupuk bantuan tersebut merasa ragu menggunakannya karena warna pupuk setelah diuji dengan air ternyata tidak larut, yang  mengindikasikan pupuk tersebut palsu.

“Pupuk yang warna tanah tidak larut dalam air,” kata Darlis, pengurus Kelompok Tani Suka Makmur 1, Desa Kamanre, Kecamatan Kamanre, Kabupaten Luwuk, Sulsel.

Menurut dia, pupuk tersebut sudah disalurkannya kepada anggota Kelompok Tani Suka Makmur 1 yang tahun ini menerima bantuan pupuk NPK sekitar 200 karung pupuk Gernas Kakao dengan kemasan 25 kilogram/karung yang di produksi PT Bunga Tani, Jawa Timur.

Dugaan palsu karena pupuk ini tidak larut dalam air, warnanya seperti tanah. Selain itu, fisik karung agak aneh. ”Setelah kami timbang lagi, ternyata benar, beratnya kurang dari 25 kg/karung. Ini namanya penipuan dan pemalsuan,” tegasnya.

Hal yang sama juga ditemukan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Petani kakao yang terima bantuan pupuk tidak mau menggunakan pupuk tersebut karena diduga palsu.

Informasi dari pengurus Kelompok Tani di Desa Tadangpalie, Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone, mengatakan kelompok taninya mendapatkan bantuan pupuk NPK untuk kakao sekitar 10 ton.

Pupuk tersebut, katanya, diterima beberapa hari terakhir dalam bentuk karung yang disegel. "Saya tidak berani pakai, karena pupuk ini berbeda, terlihat seperti tanah, baunya juga seperti tanah. Kalau tidak percaya, di rumah saya masih ada 10 sak pupuk. Belum saya pakai," kata pengurus Kelompok Tani di Desa Tadangpalie, Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone, Sulsel.

Muhrizal mengatakan pihaknya sudah mengunjungi beberapa daerah pada Desember 2015, untuk melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan pupuk di Jawa Timur, Jawa Barat dan lainnya sekaligus mengambil sampelnya.

“Sekarang ini sampel sedang diuji di laboratorium tanah Bogor. Kami masih tunggu hasilnya,” katanya.

Khusus untuk kasus pupuk NPK palsu yang diproduksi PT Bunga Tani, Muhrizal menyebutkan KP3 Sulawesi Selatan, sudah turun ke lapangan kemudian langsung ke pabrik PT Bunga Tani, di Jawa Timur.

Menurut dia, tindakan KP3 antara lain melakukan koordinasi dengan instansi terkait, meminta/ambil sampel pupuk dan jika dari sampel yang diambil itu ternyata palsu, maka KP3 dapat memproses atau melaporkan kepada pusat hasil dugaan palsu tersebut.

“Laporan itu kami proses untuk cabut izin. Sedangkan untuk pemalsuan atau penipuan, PPNS atau polisi dapat memproses untuk tindakan hukum,” tegasnya.


Jakarta (B2B) - Indonesia´s Fertilizer and Pesticide Supervisory Commission, called the KP3, will deploy a team to the regions for monitoring and examine alleged false NPK fertilizer. NPK fertilizer as compound fertilizer which contain three nutrients: nitrogen, phosphate and potassium, according to Indonesian senior official.

"I´ve informed them to the KP3 in the region about alleged fake fertilizer. This information has been conveyed to the relevant parties in some provinces," said Director of Fertilizers and Pesticides in Directorate General of Agriculture Infrastructure, Muhrizal Sarwani here on Wednesday.

Mr Sarwani added, related parties in the province or district will coordinate with the local agriculture department that can the KP3
monitors to areas where the circulation of fake fertilizer to cocoa.

Earlier, the Agriculture Ministry´s Inspectorate General also deployed a team to investigate alleged violations. "At least the second week of this month our team will go to the field," Inspector General of Ministry of Agriculture, Justan Riduan Siahaan told reporters here recently.

When being contacted via text message to confirm it, Justan Riduan did not answer, but he confirmed there was a meeting in his office last week related to it.

According to Mr. Siahaan, subordinates meeting with the heads of department of agriculture in Sulawesi was also attended by officials from the directorate general of plantations. "It was to collect general data and still one-sided.

As reported, the NPK fertilizers provided by the central government through a program of quality improvement movement and the national production of cocoa to a number of farmers in South Sulawesi is suspected fake fertilizer, and urged the central government to take action against the manufacturers.

In Luwu district of South Sulawesi province, for example, farmers who got assitance from the government even hesitated to use it, because fertilizer is not soluble in water, it indicates fake fertilizer.

"Fertilizer not soluble in water," said Darlis who was administrators of Suka Makmur 1 farmer groups in Kamanre village of Kamanre sub-district in Luwuk regency.

According to him, the fertilizers has been distributed to members of farmers who this year got 200 sacks of fertilizer for cocoa in packs of 25 kilograms per sack was produced by Bunga Tani Corp., in East Java.

Fertilizers allegedly fake because it does not dissolve in water, color like the soil, and shape of a bag was suspicious. "After weighed out, weigh less than 25 kg per sack. It´s called fraud and forgery," he said.

The same thing was found in Bone district of South Sulawesi province. Cocoa farmers do not want to use it because the fertilizer allegedly fake.

Information from farmer groups in Tadang Palie village of Ulaweng sub-district in Bone regency, claimed to get assitance of NPK fertilizer for cocoa about 10 tons.

According to him, fertilizer he got a few days ago in the form of a sealed bag. "I do not want to use because suspicious, looks like soil, it smells like soil. If you want to prove, there are 10 sacks in my house, because I have not used," said board of farmer groups in the village.

Mr Sarwani added, it has been visited several regions in December 2015, to conduct an examination of a fertilizer company in the province of East Java, West Java and other provinces to take samples.

"At this time the sample is being tested by a soil laboratory in Bogor. We are still waiting for the results," he said.

Especially for cases of fake fertilizer are produced by Bunga Tani Corp., Mr. Sarwani said the KP3 of South Sulawesi has been monitor and then to the fertilizer factory of Bunga Tani Corp., in East Java.

According to him, the KP3 will coordinate with relevant agencies, requesting or taking samples of fertilizer, and if the sample was found to be fake, the KP3 will report to the relevant in the ministry.

"The report we process to revoke contract of employment. While evidence of forgery or fraud, investigators of civil servants or the police will proceed legally," he said.

TERKAIT - RELATED