Legislator Ajak Semua Pihak Dukung Distribusi Ternak via Tol Laut
Indonesian MPs Called on All Parties Supporting Cattle Ship

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Minggu, 13 Desember 2015
Presiden RI Joko Widodo berbicara kepada pers usai meninjau kapal ternak di Pelabuhan Tanjung Priok didampingi Mentan Andi Amran Sulaiman, Menhub Ignasius Jonan, Gubernur DKI Basuki T Purnama (Foto: B2B/M. Achsan Atjo)

Jakarta (B2B) - Semua pihak diajak untuk mendukung pencapaian kedaulatan pangan khususnya swasembada daging melalui distribusi hewan ternak dengan biaya angkut murah, harga daging terjangkau konsumen dan meningkatkan kesejahteraan para peternak sehingga dapat mengembangbiakkan sapi unggulan sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan kapal ternak KM Camara Nusantara 1.

Seruan tersebut dikemukakan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron; Anggota Komisi IV Almuzzammil Yusuf; Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman; Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Benny A Litelnoni; Direktur Utama Puskud NTT, Benny Subagio; dan Kepala Dinas Peternakan NTT Dani Suhadi.

"Ini program (kapal ternak) bagus dan saya memberikan apresiasi kepada Mentan, setelah melanjutkan program yang dirintis pada Pemerintahan SBY, dan bagi Presiden Jokowi ini juga relevan dengan konsep Tol Laut," kata Herman Khaeron, politisi Partai Demokrat melalui pesan singkat pada Minggu sore (13/12).

Dia mensyukuri pengoperasian kapal ternak oleh menteri pertanian saat ini. "Artinya program ini memberi manfaat besar pada sistem perdagangan sapi, selain masa kirim yang lebih cepat dan kuantitas banyak karena dapat mengangkut 500 ekor sapi."

Sementara politisi dari Partai Keadilan Sosial (PKS) Almuzzammil Yusuf menyerukan kepada pihak-pihak tertentu ´yang ingin bermain di air keruh´ untuk tidak memanfaatkan kapal ternak sebagai ajang untuk mencari keuntungan tanpa mempedulikan nasib para peternak dan kesulitan masyarakat mendapat pasokan gizi dari daging sapi yang dijual dengan harga terjangkau.

“Mari kita sukseskan terobosan kapal ternak ini. Ini adalah bagian dari upaya kita untuk mewujudkan kedaulatan pangan yang merupakan bagian dari kedaulatan kita sebagai bangsa dan negara," kata Almuzzammil melalui pernyataan tertulis.

Sementara di tempat terpisah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengingatkan pihak-pihak tertentu yang mengatasnamakan petani padahal penyediaan kapal ternak memiliki empat tujuan: mengubah struktur pasar, menerapkan biaya distribusi yang terjangkau, mempersingkat waktu tempuh, dan mengantisipasi penurunan bobot sapi.

"Jangan main-main atas nama petani... Jangan sampai kita dikendalikan orang-orang tertentu. Kebijakan ini untuk kepentingan rakyat, jangan mengatasnamakan petani padahal dia bisa saja bagian dari mafia," kata Mentan kepada pers di Manado pada Minggu malam (13/12).

Benny A Litelnoni menambahkan kapal ternak tersebut dapat menangkal aksi para tengkulak yang merangsek hingga ke pelosok desa untuk membeli sapi dengan harga murah, namun mereka sulit menolak lantaran para peternak harus menafkahi keluarganya dan dibebani biaya pemeliharaan sapi.

"Kalau ada pihak-pihak yang menolak kapal ternak, jangan-jangan mereka perpanjangan tangan dari para tengkulak karena mereka kini yang paling dirugikan, dan kini mereka terpaksa membeli sapi dengan harga pasaran dari peternak daripada memilih bangkrut," kata Benny, mantan Bupati Timor Tengah Selatan sebelum mendampingi Gubernur Frans Leburaya.

Pernyataan senada dikemukakan Benny Subagio bahwa kapal ternak menjadi solusi terbaik bagi pemasaran sapi di NTT, yang selama ini mengalami kendala dalam mengangkut sapi dari sentra produksi di NTT ke daerah konsumsi di Jakarta dan sekitarnya.

"Langkah Presiden Jokowi dan implementasinya oleh Mentan Amran Sulaiman sangat positif bagi peternak dan pemanfaatan kapal khusus ternak yang menghubungkan antar pulau atau yang disebut tol laut ini, diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan sapi di daerah konsumsi oleh daerah sentra produksi," kata Benny Subagio yang dihubungi B2B via telepon seluler pada Sabtu sore (12/12).

Sedangkan Dani Suhadi menyoroti peningkatan kesejahteraan para peternak. karena dapat memasarkan ternak dengan biaya angkut yang layak sesuai kemampuan para peternak, karena selama ini ekonomi biaya tinggi tersebut dibebankan kepada konsumen dan akibatnya sapi lokal kalah bersaing dengan sapi impor.

KM Camara Nusantara 1
Kapal ternak KM Camara Nusantara 1 dibangun oleh galangan kapal PT Adiluhung Saranasegara Indonesia di Bangkalan, Madura, Jawa Timur dengan biaya Rp58,6 miliar yang dirancang khusus sebagai kapal pengangkut ternak, mengusung konsep ´animal welfare´ (kesejahteraan hewan) dan ´five freedom´ yaitu bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari panas, bebas dari luka atau penyakit, bebas berperilaku, dan bebas dari rasa takut.

Panjang kapal 69.78 meter, lebar kapal 13.60 meter, tinggi kapal 4.30 meter, bobot kapal 2.000 GT, daya1100 HP/1450 RPM, kecepatan 13 knot, kapasitas 500 ekor sapi dan jumlah crew 32 orang.

KM Camara Nusantara 1 didukung sistem pembuangan kotoran atau sewage system, sistem penyediaan pakan secara manual (feeding  system), penyediaan air cukup (water system), ruang medis dan karantina yang ditangani dokter hewan.

Sementara penempatan dan pengoperasian kapal ternak ditempatkan di Pelabuhan Tenau, Kupang sebagai pelabuhan pangkal dengan kode trayek RT - 1 untuk melayari rute Kupang - Bima - Tanjung Perak - Tanjung Emas - Cirebon - Tanjung Emas - Tanjung Perak - Bima - Kupang.


Jakarta (B2B) - All parties are encouraged to support the achievement of food sovereignty especially meat self-sufficiency through the distribution of livestock with low transport costs, the price of meat is affordable for consumers and improve the welfare of farmers so that they can to breed superior cattle.

It was said by Indonesian parliament members, Herman Khaeron and Almuzzammil Yusuf; Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman; Deputy Governor of East Nusa Tenggara (NTT) Benny A Litelnoni; President Director of Center Village Cooperative Unit called Puskud, Benny Subagio and Head of Livestock Department in East Nusa Tenggara province, Dani Suhadi.

"This program (cattle ship) was nice and I gave appreciation to Agriculture Minister continue the program initiated by Susilo Bambang Yudhoyono administration and for President Joko Widodo relevant to implement the Toll Sea concept," said Herman Khaeron, politicians of the Democratic Party through a short message on Sunday afternoon (13/12).

He was support operation of the cattle ship by agriculture minister are now. "This means that the program is beneficial to the cattle trade system, faster travel time and a loading capacity 500 head of cattle."

While politician of the Social Justice Party (PKS) Almuzzammil Yusuf called on the parties not to abuse certain to cattle ship to achieve a profit regardless the fate of the farmers and the difficulties of society gets nutrient supply of beef because it is expensive.

"Let us support this breakthrough. This part of our efforts to achieve food sovereignty as part of national sovereignty," Mr Yusuf said through a written statement.

While elsewhere, Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman warned certain parties on behalf of the farmers, whereas the supply of cattle ship aims to change the market structure, implementing affordable distribution costs, shorten travel time, and anticipates a decrease in the weight of the cattle.

"Do not always in the name of the farmers ... Let us not controlled by certain people. This policy for the people, not on behalf of the farmer when he was part of the mafia," Mr Sulaiman told reporters in Manado city of North Sulawesi province on Sunday night (12/13).

Benny A Litelnoni added, the cattle ship can counteract the middlemen who go to remote villages to buy cattle at low prices, but farmers can not refuse to sell the cows because they have to support a family, and burdened with the cost of raising cattle.

"If there are those who refuse cattle ship, maybe they´re part of a network of middlemen, because they are the most disadvantaged, and now they are forced to buy cattle at market price from farmers rather than bankruptcy," said deputy governor Litelnoni who was former East Central South regent.

Similar statement was said by Benny Subagio, that the the cattle ship is the best solution for the distribution cattle from NTT, which have experienced problems in transporting cattle from production centers in the province to consumption areas in Jakarta and surrounding areas.

"The policy of President Widodo and implementation by Minister Sulaiman is very positive for the farmer, to take advantage of cattle ship as inter-island transportation or called sea toll, is expected to help meet the needs cattle in the area of consumption by production center," said Benny Subagio who was contacted by the B2B via cellphone on Saturday afternoon (12/12).

While Dani Suhadi added, the central government is very supportive measures improving the welfare of farmers in NTT, to distribute their livestock at an affordable cost, because so far the high economic costs charged to consumers, and push local cattle prices are more expensive than imported cattle.

KM Camara Nusantara 1
Cattle ship of KM Camara Nusantara 1 was built by the shipyard of Adiluhung Saranasegara Indonesia in Bangkalan, Madura of East Java at a cost of 58.6 billion rupiah designed specifically as cattle transport vessels, carrying the concept of ´animal welfare´ and ´five freedom´ that is free of hunger and thirst, freedom from heat, free from injury or illness, are free to behave, and free from fear.

Vessel length 69.78 meters, width 13.60 meters, height of 4:30 meters, weighs 2,000 GT, power 1100 HP / 1450 RPM, speed of 13 knots, capacity of 500 head of cattle and 32 crew.

KM Camara Nusantara 1 supported the sewage system, manually feed supply system, provision of sufficient water, medical room, and quarantine plus veterinarian.

While the placement and operation of the cattle ship in the Port Tenau, port of Kupang as a base to stretch code RT - 1 route Kupang - Bima - Tanjung Perak - Tanjung Emas - Cirebon - Tanjung Emas - Tanjung Perak - Bima - Kupang.

TERKAIT - RELATED