Kakao, Harga Melambung karena Stok Terbatas
Cocoa Futures Climb Most In 16 Months as Global Inventory Ebbs

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Jum'at, 24 Januari 2014
Wamentan Rusman Heriawan dan Wamendag Bayu Krisnamurti dalam peringatan Hari Kakao Indonesia (Foto: B2B/Mya)

Jakarta (B2B) - Kontrak kakao melejit ke level tertinggi sejak lebih dari 16 bulan akibat merosotnya cadangan komoditas itu di pasar global menyusul tingginya permintaan.

Stok kakao global turun 17% dalam 12 bulan yang berakhir pada 30 September tahun lalu, menurut dokumen yang dikeluarkan Organisasi Kakao Internasional di London.

Selama musim yang dimulai 1 Oktober, produksi global tidak mampu memenuhi permintaan sebanyak 105.000 metrik ton, menurut Kona Haque, analis komoditas pada Macquarie Group Ltd. di London. Dia memperkirakan defisit pada musim mendatang akan mencapai 74.000 ton.

Harga kakao naik 26% dalam 12 bulan terakhir dan stok yang terbatas membuat biaya produksi produk makanan yang berasal dari bahan dasar produk cokelat naik.

“Pasar beraksi terhadap stok kakao karena komoditas itu mengalami penurunan kuantitas dalam jumlah besar,” ujar Judy Ganes Chase, presiden J. Ganes Consulting di Panama City sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (24/1/2014).

Kontrak kakao untuk pengiriman Maret naik 3,5% dan ditutup pada posisi US$2.791 per ton di bursa ICE Futures New York. Kenaikan itu merupakan yang tertinggi sejak September 2012.


Jakarta (B2B) - Cocoa futures surged the most in more than 16 months on signs of dwindling world reserves as demand rises.

Global stockpiles of the main ingredient to make chocolate slid 17 percent in the 12 months that ended Sept. 30, according to a document from the London-based International Cocoa Organization obtained by Bloomberg.

In the season started Oct. 1, world production will trail demand by 105,000 metric tons, according to Kona Haque, a commodities analyst at Macquarie Group Ltd. in London. The deficit next season will be 74,000 tons, she forecasts.

Prices have increased 26 percent in the past 12 months, trailing only natural gas within the 24 raw materials tracked by the Standard & Poor’s GSCI Spot Index.

“The market is reacting to the stockpiles data because it reinforces ideas about back-to-back shortages,” Judy Ganes Chase, president of J. Ganes Consulting in Panama City, Panama, said today in a telephone interview. “That’s a huge number,” she said referring to the inventory drop.

Cocoa for March delivery climbed 3.5 percent to close at $2,791 a ton on ICE Futures U.S. in New York, the largest gain since September 2012.

TERKAIT - RELATED