Ditjen Perkebunan Anggarkan Rp28 Miliar untuk Peremajaan Tanaman Kelapa
Indonesian Govt Provide 28b Rupiahs for Revitalization of Coconut Plants

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Senin, 09 Januari 2017
Dirjen Perkebunan Kementan, Bambang (ke-3 kiri) pada kunjungan ke perkebunan kelapa di daerah (Foto: istimewa)

Jakarta (B2B) - Pemerintah RI menyediakan anggaran Rp28,1 miliar peremajaan tanaman kelapa di 20 provinsi pada lahan 16.725 hektar, saat ini diperkirakan 2,6 juta hektar perkebunan kelapa rusak dari total 3,63 juta hektar sehingga harus dilakukan peremajaan untuk meningkatkan produktivitasnya, sementara nilai perdagangan secara nasional mencapai Rp15,8 triliun.

Dirjen Perkebunan Bambang mengatakan Kementerian Pertanian RI menetapkan kelapa merupakan komoditas perkebunan unggulan nasional, total luas lahan kelapa pada 2014 mencapai 3,63 juta hektar terdiri atas 3,57 juta hektar perkebunan milik rakyat, milik swasta 4.053 hektar dan sisanya dikuasai perusahaan besar.

"Dari total luas perkebunan kelapa maka sekitar 2,6 juta hektar dalam kondisi rusak dan sekitar 462.407 pohon dalam kondisi tua sehingga memerlukan peremajaan untuk meningkatkan produktivitasnya," kata Bambang kepada pers di Jakarta pada Jumat (9/1).

Ke-20 provinsi dimaksud adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kalteng, Sulut, Sulteng, Sulbar, Bali, NTB, NTT, Papua, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat.

Langkah tersebut menurut Bambang dilakukan dengan melakukan pendataan tanaman kelapa yang melakukan kerusakan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan pemangku kepentingan lainnya.

Produk Olahan
Ditjen Perkebunan menilai saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan peremajaan tanaman kelapa mengingat harga komoditas tersebut sedang bagus seperti di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, harga kelapa di tingkat petani di kisaran Rp3.000 hingga Rp5.000 per butir sehingga petani bergairah mengembangkan komoditas perkebunan tersebut.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Ditjen Perkebunan, Dedi Junaedi mengatakan Nilai perdagangan kelapa secara nasional mencapai Rp15,8 triliun dengan meningkatnya kebutuhan kelapa untuk produk olahan seperti gula kelapa, gula semut, kopra, sabut kelapa, minuman kelapa (nata de coco), minyak kelapa murni dan tempurung kelapa.

Kendati begitu industri pengolahan kelapa masih terfokus di Jawa dan Sumatera, Dirjen Bambang mengharapkan dapat mendekati sentra-sentra produksi kelapa di Kalimantan dan Sulawesi.

Tampak hadir Sekretaris Ditjen Perkebunan, Irmijati Rachmi Nurbahar; Direktur Perlindungan Perkebunan, Dudi Gunadi; Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Agus Wahyudi; Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Ali Jamil.


Jakarta (B2B) - The Indonesian government provide funds for revitalization of coconut plants in 20 provinces in 16,725 hectares should be revitalized to increase productivity, while the value of coconut national trade reached 15.8 trillion rupiah.

Director General of Plantation Bambang said the Agriculture Ministry sets coconut into a major agricultural commodities, the total land area in 2014 reached 3.63 million hectares, 3.57 million hectares owned by the people, 4,053 hectares owned by private companies and the rest is controlled by large corporations.

"The total area of 2.6 million hectares of coconut plantation require revitalization of of plants to improve the productivity," said Bambang, who goes by one name, like many Indonesians, here on Friday (1.9.17).

20 provinces are West Java, Central Java, Yogyakarta, East Java, Aceh, West Sumatra, Riau, Kalimantan, North Sulawesi, Central Sulawesi, West Sulawesi, Bali, West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara, Papua, Maluku, North Maluku and West Papua.

The revitalization, according to Bambang, was undertaken with plant data collection are supported by universities and stakeholders.

Processed Products
He considered this time is the right time to revitalize the coconut, because prices are good as Sambas, West Kalimantan, oil prices at the farm level to 3,000 rupiah to 5,000 rupiah.

Director of Processing and Marketing, Dedi Junaidi said the national coconut trade value reached 15.8 trillion rupiah in line with increasing demand for processed products such as sugar, copra, coconut fiber, drink, coconut oil, and coconut shell.

According to him, coconut processing industry still focused on Java and Sumatra, Bambang expects to approach the coconut production centers in Kalimantan and Sulawesi.

It was attended by Secretary of Directorate General of Plantation, Irmijati Rachmi Nurbahar; Protection Director, Dudi Gunadi; Director of Seasonal Plants and Spices, Agus Wahyudi; Director of Perennial Plants, Ali Jamil.

TERKAIT - RELATED