Mentan Akui Geram pada Penyebar Benih Sawit Palsu di Sumbar
Fake Palm Seed Traders Unsettling the Farmers in Indonesia`s West Sumatra

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Sabtu, 28 Mei 2016
Mentan Andi Amran Sulaiman berdialog dengan bintara pembina desa (Babinsa) yang mendukung peningkatan produksi pangan (Foto: Humas Kementan/Makmur Hutagalung)

Padang, Sumbar (B2B) - Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengakui geram pada ulah para penyebar benih kelapa sawit palsu yang sangat merugikan para petani sawit di Pasaman Barat, Sumatera Barat, setelah Bupati Syahiran mengungkap fakta bahwa dari 101.853 hektar lahan kelapa sawit di wilayahnya diperkirakan 50.000 hektar menggunakan benih palsu.

"Saya minta aparat keamanan dari TNI dan Polri setempat memburu para penyebar benih palsu. Tangkap dan penjarakan mereka," kata Mentan usai panen jagung di lahan kelapa sawit di Nagari Koto Baru, Kecamatan Luhak Nanduo, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat pada Jumat (27/5).

Menurutnya, kepentingan petani kelapa sawit harus dilindungi dan mengharapkan dukungan aparat keamanan untuk segera bertindak, karena dari total 340.000 hektar lahan kelapa sawit di Sumatera Barat dan diperkirakan 30% menggunakan benih palsu bisa dibayangkan berapa besar kerugian yang diderita para petani.

"Masuk nerakalah para pedagang yang menjual benih palsu kepada petani," kata Mentan Amran Sulaiman.

Bupati Syahiran menguraikan akibat benih sawit palsu, produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit tidak optimal, bahkan banyak kelapa sawit tidak menghasilkan TBS sama sekali.

"Jumlah produksi kelapa sawit normal di Pasaman adalah dua ton TBS per bulan, sementara produksi dari benih palsu hanya 800 kg TBS per hektar atau kerugian sekitar 1.200 kg TBS per hektar," kata Syahiran.

Dia memperkirakan kerugian petani sawit mencapai miliaran rupiah setiap kali masa panen, dengan perkiraan harga TBS sawit Rp1.000 per kg maka total kehilangan mencapai Rp720 miliar per tahun atau 60% dari nilai APBD Pasaman Barat yang mencapai Rp1,2 triliun.


West Pasaman, West Sumatera (B2B) - Indonesian Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman stated upset over the actions of the traders of fake palm oil seed, because it harms the farmers in West Pasaman regency of West Sumatra province, after the Regent Syahiran reveals that out of 101,853 hectares of palm oil, he estimates 50,000 hectares using fake seeds.

"I asked the army and local police hunt them down. Catch and imprisoned them," Minister Sulaiman said after the corn harvest in palm oil land in Nagari Koto Baru of Luhak Nanduo district in West Pasaman regency of West Sumatra province on Friday (27/5).

According to him, palm oil farmers´ interests must be protected and expect the support of the army and police to take action, because out of total of 340,000 hectares of palm oil land in West Sumatra and an estimated 30% using fake seeds, which are very detrimental to the farmers.

"I pray for them go to hell who sell fake seeds to farmers," Mr Sulaiman said.

Regent Syahiran reveal as false seed, fresh fruit bunch production is not optimal, even many palm oil does not produce of fruit.

"The number of normal production in Pasaman is two tons per month, while the production of fake seeds only 800 kg per hectare or a loss of about 1,200 kg per hectare," Syahiran said.

He was estimated the loss of palm oil farmers billions of rupiah each harvest, with an estimated price of 1,000 rupiah palm fruits per kg, and the total loss reached 720 billion rupiah per year, or 60% out of the West Pasaman budget who was reached 1.2 trillion rupiah.

TERKAIT - RELATED