Chappy Hakim Lepas Jabatan Presdir PT Freeport Indonesia
Freeport Indonesia CEO Resigns after Force Majeure on Copper Exports
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
CHAPPY Hakim, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia menyatakan mundur dari jabatannya, seperti disebutkan dalam pernyataan resmi perusahaan, setelah perusahaan induknya menyatakan force majeure terkait pengiriman konsentrat tembaga dari tambang Grasberg di Papua.
Chappy, mantan kepala staf angkatan udara (Kasau), hanya beberapa bulan setelah menduduki posisi tersebut. Dia ditunjuk dalam upaya Freeport mengatasi ketidakpastian regulasi Indonesia.
"Saya telah memutuskan mundur untuk kepentingan terbaik bagi Freeport Indonesia dan keluarga saya untuk mundur dari tugas saya sebagai presiden direktur sambil terus mendukung perusahaan dalam posisi penasihat perusahaan," kata Hakim seperti disebutkan dalam siaran pers tersebut.
Freeport, yang telah melakukan negosiasi dengan Pemerintah RI setelah menghentikan ekspor sesuai ketentuan UU Mineral dan Batu Bara (Minerba) Nomor 4/2009, Jumat mengatakan tidak dapat memenuhi kewajiban kontrak pengiriman konstrat tembaga dari Grasberg menyusul larangan ekspor seperti dilansir Reuters yang dikutip MailOnline.
CHAPPY Hakim, the chief executive of Freeport-McMoran Inc´s Indonesian unit, has resigned, the firm said in a statement on Saturday, after its parent company declared force majeure on copper concentrate shipments from its giant Grasberg mine in Papua.
Hakim, a former air force chief, had only been in the job for a few months. He was appointed to use his connections to guide Freeport Indonesia through regulatory uncertainty.
"I have decided it is in the best interests of PTFI (Freeport Indonesia) and my family to step down from my duties as president director while continuing to support the company in an advisory role," Hakim was cited as saying in the statement.
Freeport, which has been negotiating with the Indonesian government after halting exports following the introduction of new mining rules, said on Friday it could not meet contractual obligations for copper concentrate shipments from Grasberg following a five-week export ban.