Kesalahan Manusia Penyebab Kecelakaan Sukhoi di Gunung Salak
Human Errors Lead to Sukhoi Passenger Plane Crash in Mount Salak
Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Komite Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT) mengungkapkan, Selasa, penyebab kecelakaan pesawat penumpang Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Jawa Barat pada Mei lalu.
Ketua KNKT, Tatang Kurniadi mengatakan kecelakaan yang menewaskan 45 penumpang pesawat, sebagian besar akibat kesalahan manusia, karena kontrol panel penerbangan di pesawat berfungsi baik selama 'joy flight' pada 9 Mei lalu.
Dia mengatakan, pilot sebenarnya sudah diperingatkan oleh sistem peringatan pesawat atau Terrain Awareness Warning System (TAWS) yang mengeluarkan peringatan suara "Terrain Ahead, Pull Up" 38 detik sebelum kecelakaan terjadi.
"Hasil dari simulasi yang dilakukan setelah kecelakaan menunjukkan bahwa TAWS itu berfungsi dengan baik dan memberikan peringatan yang benar," kata Tatang dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta.
Dia menambahkan bahwa dampak mematikan antara pesawat dan tebing Gunung Salak itu dapat dihindari pilot dengan melakukan manuver hingga 24 detik setelah peringatan dini dikeluarkan oleh TAWS.
Faktor lain adalah tidak adanya peringatan untuk membuat 'vektor' (perintah untuk mengubah arah dari otoritas penerbangan).
Faktor ketiga adalah gangguan yang menyebabkan ketidaksadaran pilot dalam mengendalikan pesawat. Ini tampak dari percakapan di antara kru yang tidak berkaitan dengan penerbangan pada saat itu, sehingga pilot tidak bertindak ketika jalur penerbangan itu keluar dari rute terbangnya.
Seluruh 45 penumpang di pesawat tewas seketika dalam kecelakaan itu saat pesawat buatan Rusia menabrak tebing Gunung Salak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pesawat tersebut melakukan misi demonstrasi untuk menarik minat maskapai penerbangan di Indonesia.
Jakarta (B2B) - Indonesia's National Transportation Safety Agency (KNKT) disclosed on Tuesday the factors contributed to the crash of passenger plane Sukhoi Superjet 100 in Indonesia's province of West Java in May this year.
Tatang Kurniadi, head of KNKT, said the crash that killed 45 people onboard the plane was mostly caused by human errors as flight panel controls in the plane were functioning properly during the ill-fated "joy flight" held on May 9 this year.
He said that the pilot was actually already warned by the plane' s Terrain Awareness Warning System (TAWS) that issued voice warning saying "Terrain Ahead, Pull Up" 38 seconds prior to the crash.
"Results of simulation conducted after the crash showed that TAWS was functioning well and gave the correct warning," Tatang told a press conference held in the country's transportation ministry here.
He added that the deadly impact between the plane and Mount Salak wall was avoidable should the pilot made maneuver to do so until 24 seconds after the initial warning issued by the TAWS.
Another factor was the absence of warning to make a "vector" ( an order to change the direction from flight authority).
The third factor was the persistence of distraction that led to pilot's unawareness in controlling the plane's flight. It showed conversations among crews that were not related to the flight at that time. That made the pilot did not do anything when the plane' s flight path was unintentionally out of its orbit.
All 45 people onboard the plane perished instantly in the crash as the Russian-made passenger plane hit the wall of Mount Salak in Bogor regency, West Java. The plane was in demonstration flight duty to attract potential customers in Indonesia.