KLB Putuskan Aklamasi Pilih Ketua Umum, Demokrat Ingkari Demokrasi
KLB Deciding Choosing Chairman by Acclamation, Democrats Deny Democracy
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Taswin Bahar
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Keinginan sejumlah petinggi Partai Demokrat untuk memilih ketua umum secara aklamasi, dengan ´mengharamkan´ kompetisi maka langkah tersebut dinilai kontra produktif dengan paham demokrasi.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai, pemilihan ketua umum partai yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan kemunduran dalam sistem demokrasi dan kontradiktif dengan nama partai tersebut.
"Publik akan melihat adanya keanehan, karena seorang kandidat muncul lalu mendapat KTA (kartu tanda anggota) dalam hitungan jam tiba-tiba dapat menjadi ketua umum," kata Siti Zuhro usai diskusi ´RUU Pemilukada di Jakarta, Rabu (13/3).
Hal itu membuktikan, katanya lagi, kader-kader utama Demokrat gagal mengelola partai melalui pendekatan demokratis. Seharusnya kandidat ketua umum berasal dari kader dan bukan tokoh hasil cangkokan," katanya lagi.
Jakarta (B2B) - Will of the some senior Democrats to elect chairman by acclamation, to ´proscribe´ competition, the step is assessed counter-productive to the principles of democracy.
Political observers Indonesian Institute of Sciences (LIPI) Siti Zuhro assess, chairman election party founded by Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) is a setback in the democratic system and contradictory with the name of the party.
"The public will see any weirdness, because a candidate appears and gets KTA (membership card) a few hours can suddenly become chairman," said Siti Zuhro after the discussion ´the General Election Draft Law in Jakarta, Wednesday (13/3).
That would prove, she said, the main cadre of Democrats fail to manage the party through a democratic approach. Chairman candidate should come from the cadre and not a figure the grafts," he said.