Peluang dan Tantangan Pemanfaatan Panas Bumi Wayang Windu
Indonesia Struggles to Tap Volcano Power
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
![Peluang dan Tantangan Pemanfaatan Panas Bumi Wayang Windu](https://www.berita2bahasa.com/images/articles/20169251 geothermal energy - editan.jpg)
DENGAN letak geografis Indonesia yang berada pada jalur gunung api, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang melimpah, yang dapat dimanfaatkan sebagai energi terbarukan penghasil listrik.
Guna memenuhi kebutuhan tersebut, Indonesia mengandalkan berbagai sumber energi seperti batu bara, minyak bumi dan hidro. Selain itu negeri khatulistiwa ini juga memanfaatkan energi terbarukan: panas bumi sebagai sumber energi pembangkit listrik di Wayang Windu di Pengalengan, Jawa Barat.
Sebagai negara yang memiliki potensi panas bumi tidak kurang dari 40 persen cadangan panas bumi dunia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi panas bumi terbesar sebagai sumber energi terbarukan.
Indonesia, rantai pulau seismik aktif bertabur dengan skor gunung berapi, memegang sekitar 40 persen dari cadangan panas bumi dunia, namun telah lama tertinggal di belakang dalam penggunaan sumber daya terbarukan.
Kini Pemerintah RI sedang mendorong untuk memperluas potensi panas bumi lima kali lipat dalam dekade berikutnya, meskipun tantangan besar beban birokrasi, proyek-proyek besar sering tertunda dan target yang tidak tercapai.
"Potensinya sangat besar," kata Rully Wirawan, manajer lapangan di Wayang Windu. "Pemerintah saat ini sedang mencoba untuk mengatasi tantangan jadi saya percaya perkembangan sektor ini akan lebih baik di masa depan."
Panas bumi, sumber energi bersih yang tidak menghasilkan gas rumah kaca, tidak seperti pembakaran bahan bakar fosil yang mencemari lingkungan, sebagian besar ditemukan di daerah seismik aktif di sekitar lempeng tektonik.
Energi panas bumi membutuhkan pemboran sumur-sumur ke dalam perut bumi, yang dapat mencapai kedalaman hingga empat kilometer. Energi di dalam perut bumi kemudian dialirkan ke permukaan untuk menggerakkan turbin dan kemudian menghasilkan energi listrik yang salah satunya digunakan sebagai sumber listrik untuk ribuan rumah seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.
Bahan Bakar Fosil
Mayoritas listrik di Indonesia dihasilkan dari cadangan melimpah dari batubara dan minyak.
Saat ini telah terpasang kapasitas untuk memproduksi sekitar 1.400 megawatt listrik dari panas bumi, cukup sebagai sumber listrik bagi 1,4 juta rumah tangga di negara berpenduduk 255 juta.
Namun demikian Indonesia baru memanfaatkan 5% dari perkiraan potensi panas bumi dan lebih kecil dari dua produsen terkemuka di dunia yang memanfaatkan panas bumi, Amerika Serikat dan Filipina.
Namun Pemerintah RI berniat untuk meningkatkan kapasitas pembangkit Indonesia hingga 7.200 megawatt pada 2025, sebagai bagian dari rencana yang lebih luas untuk meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, yang akan menempatkan Indonesia sebagai produsen utama panas bumi.
Sebelumnya, aktivitas pemanfaatan energi panas bumi dikategorikan sebagai aktivitas pertambangan sehingga segala aktivitas eksplorasi dan pengeboran pada area tersebut dilarang dilakukan.
Sementara regulasi yang baru telah membedakan antara aktivitas panas bumi dan pertambangan, sehingga menciptakan berbagai kesempatan baru.
Pemerintah juga berusaha untuk memperbaiki komunikasi dan kerjasama dengan pemerintah daerah - yang kadang-kadang menolak pembangunan fasilitas panas bumi - dengan menawarkan satu persen pendapatan dari pembangkit panas bumi yang terpasang.
Abadi Poernomo, Kepala Asosiasi Panas Bumi Indonesia, yang mewakili perusahaan yang terlibat di sektor ini, optimis tentang masa depan sektor ini: "Banyak investor dari luar negeri yang datang ke Indonesia dengan maksud untuk mengembangkan panas bumi".
COLUMNS of steam shoot from the ground at an Indonesian power plant sitting in the shadow of an active volcano, as energy is tapped from the red-hot underbelly of the archipelago.
Pipes zig-zag up rugged mountainsides covered in tea plantations, carrying steam from the Earth's core to power enormous, electricity-generating turbines at the Wayang Windu facility on Java island.
Indonesia, a seismically-active island chain studded with scores of volcanoes, holds an estimated 40 percent of the world's geothermal energy reserves, but has long lagged behind in its use of the renewable power source.
Now the government is pushing to expand the sector five-fold in the next decade, although the challenges are huge in a country where the burden of red tape remains onerous, big projects are often delayed and targets missed.
"The potential is tremendous," said Rully Wirawan, field manager at Wayang Windu. "The current government is trying to tackle the challenges so I believe the development of the sector will be better in future."
Geothermal, a clean energy source which releases negligible amounts of greenhouse gases, unlike burning dirty fossil fuels, is mostly found in seismically-active areas around tectonic plate boundaries.
The Earth's heat emanating through the faultlines warms underground reservoirs, and the resulting steam can be channelled to geothermal energy plants.
Fossil fuel addiction
The majority of Indonesia's power is generated from its abundant reserves of coal and oil.
It currently has installed capacity to produce about 1,400 megawatts of electricity from geothermal, enough to provide power to just 1.4 million households in the country off 255 million.
That is less than five percent of geothermal's estimated potential and behind the world's two leading producers of the energy source, the United States and the Philippines.
But the government is aiming to increase Indonesia's generating capacity to around 7,200 megawatts by 2025, as part of a broader plan to boost the renewables sector, which would likely make it the world's top producer of the power source.
A major part of the drive is a law passed two years ago that means geothermal exploration is no longer considered mining activity, as it was previously.
The old definition had held up the industry as mining cannot be carried out in the country's vast tracts of protected forests, believed to contain about two-thirds of Indonesia's geothermal reserves.
The government is also seeking to sweeten local administrations -- which had sometimes resisted the construction of the steam-belching facilities -- by offering them up to one percent of revenue from any geothermal plant in their area.
Abadi Poernomo, chief of the Indonesian Geothermal Association, which represents companies involved in the sector, is upbeat about future prospects: "A lot of investors from abroad are coming to Indonesia with the intent to develop geothermal".