KSPI: Buruh Tuntut UMP Naik 30% pada 2015
The Confederation of Indonesian Workers Union Demands Wage Rise by 30 Percent in 2015
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan melakukan unjuk rasa pada peringatan Hari Buruh Sedunia pada 1 Mei 2014. Mereka akan melakukan aksi long march dari Bundaran HI menuju istana negara. Tuntutan yang disuarakan pun masih sama.
’’Akan ada sepuluh poin tuntutan yang akan disampaikan oleh para buruh kepada pemerintah," kata Presiden KSPI, Said Iqbal kepada pers di Jakarta, Minggu.
Menurutnya, pada 2015 mulai berlaku pasar tunggal ASEAN, dalam mekanisme pasar tunggal, negara wajib melindungi kesejahteraan kaum buruhnya disamping tentunya mengatur mekanisme pasar tunggal ASEAN.
Said menambahkan, upah minimum buruh di Indonesia sangat tertinggal jauh dengan upah minimum buruh di Thailand, Filipina dan Malaysia. Padahal, produktivitas buruh Indonesia tidak kalah baiknya dibandingkan buruh di negara ASEAN lainnya.
"Misalnya, UMP DKI yang hanya sebesar Rp2,4 Juta, sedangkan di Thailand Rp3,2 Juta, di Malaysia Rp3,2 juta dan Filipina Rp3,6 juta. Padahal, biaya hidup di semua negara ini sama besarnya dengan di Indonesia," katanya lagi.
Terlebih tahun ini merupakan tahun penting bagi Indonesia yang akan mendapat pemimpin baru. Kesempatan itu akan dimanfaatkan para buruh untuk lebih menggaungkan tuntutan mereka.
Jakarta (B2B) - The Confederation of Indonesian Workers Union (KSPI) demanded a wage rise by 30 percent in the year 2015, the organizations president Said Iqbal said here on Sunday.
"We will bring this agenda in our rally next May 1, coinciding with International Workers Day," Said said.
According to him, a wage rise in Indonesia is necessary as the country will soon join ASEAN Single Market in 2015.
Said argued the minimum wage standard in Indonesia is far behind other ASEAN countries such as Thailand, the Philippines and Malaysia while the productivity in Indonesia is as good as other ASEAN countries.
"Minimum wage in Jakarta is Rp2.4 million (US$210), in Thailand its US$280, and the Philippines US$315 whilst the average cost of living in those countries is the same," Said added.
He also criticized the members of parliament because they very rarely brought up the issues for discussion.