Robert Kelvin Ellis Dihabisi Pembunuh Bayaran yang Disewa Istrinya
Wife Accused of Arranging the Murder of Her Husband, Robert Kelvin Ellis in Bali
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi

SEORANG wanita dituduh mengatur pembunuhan suaminya, pengusaha asal Australia di Bali bakal menghadapi dakwaan berat berupa hukuman mati. Perkembangan kasus pembunuhan warga asing di Bali ini terungkap setelah putra korban yang bermukim di Perth, Australia tiba di Bali untuk mengurus jenazah ayahnya.
Mayat pria berusia 60 tahun itu ditemukan terbungkus dalam plastik dan dibuang di selokan di sawah dekat Desa Sedang, Selasa. Ia dibantai di dapur rumahnya di Bali oleh lima orang pelaku yang menggorok lehernya seperti ´membunuh seekor babi´, kata polisi.
Istrinya yang berusia 20 tahunan, warga Indonesia bernama Julaikah Noor Aini, atau dikenal dengan panggilan Noor Ellis, yang dituduh sebagai dalang pembunuhan karena kesal dituding menggelapkan uang dan korban kerap berselingkuh.
"Motif utama karena istrinya merasa sakit hati dengan korban," kata Kapolres Badung, Kombes Komang Suartana kepada News Corp seperti dilansir MailOnline.
´Motifnya banyak. Istrinya juga menuding suaminya Dia mengatakan bahwa suaminya sering selingkuh. "
Polisi menduga istri korban menyewa Arli (juga dikenal sebagai Adrianus Ngongo atau Ariel), pacar pembantunya yang dikenal sebagai ´F´, dengan bayaran hampir Rp150 jutaan ($14.000) untuk membunuh Ellis, suaminya, yang dilunasi setelah korban dipastikan tewas.
Kadiv Humas Polda Bali Kombes Hery Wiyanto mengatakan istri korban, Arli, ´F´ dan ´Y´ yang juga pembantu dari istri korban terancam hukuman berat.
F dituduh membantu pembunuhan dengan ´mengangkat dan membuang´ mayat korban´, sedangkan Y kebagian tugas membersihkan bercak darah di dapur.
Hery mengatakan, polisi akan menyangkakan dua pasal - pembunuhan, dengan ancaman hukuman sampai 15 tahun penjara, dan pembunuhan berencana - yang ancamannya hukuman mati. Empat pelaku lainnya masih dicari karena membantu Arli, katanya.
"Beberapa telah melarikan diri dari Bali dan beberapa masih bersembunyi di Bali," katanya. "Kami mendesak mereka untuk menyerah. Dimanapun mereka berada, kami akan memburu mereka."
Kedua anak korban, Jon dan Peter Ellis, keduanya pelajar di Perth, tiba di Bali pada Kamis. Mereka menyatakan pada Rabu bahwa mendiang ayah mereka memberi pengaruh yang sangat besar dalam hidup mereka.
Mereka ´benar-benar terpukul´ oleh kematian sang ayah, kata mereka. "Kami bersyukur karena didukung oleh teman-teman dan keluarga."
Pihak kepolisian menyatakan korban, yang sebelumnya bermukim di Australia, memiliki paspor Inggris, dan diyakini pindah ke sebuah kawasan di pantai Sanur, Bali dengan istrinya.
Seorang teman mengatakan kepada Fairfax Media bahwa korban lebih banyak menghabiskan waktunya di Jakarta, di mana ia memiliki sebuah apartemen. "Dia ke Jakarta setiap pekan dan kerap ditemani wanita-wanita muda," kata sang teman kepada Fairfax.
Polisi Bali mengatakan bahwa korban ditemukan dengan tangan dan kaki terikat, dan bed cover diletakkan di atas tubuhnya.
´Tidak ada keraguan ini adalah pembunuhan gaya eksekusi," kata seorang perwira senior polisi di Denpasar, Bali.
Ida Bagus Putu Alit, yang mengepalai tim forensik, menyatakan bahwa tenggorokan korban tiga kali digorok oleh para pelaku.
"Salah satu luka di tenggorokan sangat fatal, juga beberapa memar di sekitar kepalanya, menunjukkan korban jatuh terjerembab ke lantai sebelum lehernya digorok," kata Putu.
Sebuah ponsel dan tikar besar ditemukan di dekat mayat, kata polisi. Mayat korban diyakini berada di parit selama beberapa hari hingga membusuk sebelum ditemukan. Areal persawahan di mana mayat itu ditemukan terletak di antara wilayah pesisir Kuta dan kota bukit Ubud. "Ada luka menganga di leher yang hampir membuat putus kepala korban dari tubuhnya," kata Wisnu.
Polisi memperkirakan tikar yang ditemukan di selokan itu digunakan untuk membungkus mayat dan membawanya ke sawah untuk menghilangkan jejak.
Hal ini dimengerti bahwa korban dinyatakan hilang pada dini hari Minggu pagi lalu. Ada memar di sekitar mulut dan pipi kanannya, serta pada kedua lengan atasnya, menunjukkan ia diikat.
Sebagaimana diketahui, korban bersama istrinya bermukim di Emerald Villas, sebuah kompleks perumahan mewah di kawasan pantai Bali Sanur. Meskipun sebagian besar vila disewakan kepada turis, media setempat mengatakan bahwa Mr Ellis dan istrinya diyakini telah membeli salah satu vila di kawasan tersebut.
A WOMAN accused of arranging the murder of her Australian businessman husband in Bali could face charges carrying the death penalty. The development in the case comes as the couple´s Perth-based sons arrive in Bali to mourn their father, Robert Kelvin Ellis.
The body of the 60 years old was found wrapped in plastic and dumped in a ditch in the rice field near Sedang Village on Tuesday. He was set upon in his own Bali kitchen by five killers who slashed his throat ´like killing a pig´, police say.
His wife of around 20 years, Indonesian Julaikah Noor Aini, known as Noor Ellis, is accused of ordering the crime while furious over money and infidelity.
´The motive is because his wife felt embittered with the victim,´ Badung police chief Komang Suartana told News Corp.
´Because of many things. She said that her husband is often cheating on her.´
Police will allege she paid Arli (also known as Adrianus Ngongo or Ariel), the boyfriend of her maid known as ´F´, $14,000 to kill Mr Ellis, most of it to be paid after the crime.
Police spokesman Hery Wiyanto says the wife, Arli, ´F´ and a second maid known as ´Y´ will be charged.
F is accused of ´lifting and dumping´ Mr Ellis´ body, while Y apparently cleaned up the bloody kitchen.
Mr Hery said two charges were being weighed - murder, carrying up to 15 years jail, and premeditated murder - which carries a maximum penalty of death. Four others were still wanted for assisting Arli, he said.
´Some have fled out of Bali and some are still hiding in Bali,´ he said. ´We urge them to surrender. Wherever they are, we will hunt them down.´
The couple´s sons Jon and Peter Ellis, both Perth-based students, arrived in Bali on Thursday. They released a statement on Wednesday saying their father was a huge influence in their lives.
They were ´completely devastated´ by his death, they said. ´We are fortunately surrounded by friends and family.´
Officials confirmed that Mr Ellis, who had been living in Australia, had a UK passport, and is believed to have moved to the seaside area of Sanur, Bali with his wife.
A friend told Fairfax Media that Mr Ellis spent a lot of his time in the Indonesian capital, Jakarta, where he had an apartment. ´He used to go up there every week and was rooting every girl that runs around town,´ the friend told Fairfax.
Bali police said Mr Ellis´ was found with his hands and feet tied, and a bed cover had been put over his body.
´There is no doubt this was an execution-style murder,´ said a senior police officer in the Bali capital, Denpasar.
Mr Ida Bagus Putu Alit, who heads the district´s forensic team, said Mr Ellis´ throat had been slashed three times.
´One of the wounds to the throat was fatal, but he also had several bruises around his head, suggesting he had been knocked to the ground before receiving the fatal throat wound,´ said Mr Putu.
A mobile phone and a large mat was found in close proximity to the body, local authorities said. Detective Wisnu Wardana said the body is believed to have been lying in the ditch for several days as it was in a state of decay. The rice paddy where the body was found lies between the popular coastal area of Kuta and the hillside town of Ubud. ´There was a deep wound to the neck that had almost completely cut the head,´ said Detective Wisnu.
Police believe the mat found in the ditch was used to wrap the body and carry it to the rice paddy to be dumped.
It is understood Mr Ellis went missing in the early hours of last Sunday morning. There were bruises around his mouth and his right cheek, as well as on both his upper arms, suggesting he had been restrained.
It is understood that Mr Ellis and his wife had been living in the Emerald Villas, a luxury complex in the Balinese seaside district of Sanur. Although the villas are for rent by holidaymakers, local media said that Mr Ellis and his wife were believed to have purchased one of the villas.