Marsekal Hadi Tjahjanto Kandidat Tunggal Pengganti Gatot Nurmantyo
Indonesia President Nominates Air Chief to Replace Controversial Military Head
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
PRESIDEN RI Joko Widodo menunjuk Kepala Staf TNI AU (Kasau) sebagai kandidat tunggal untuk menggantikan Panglima TNI, yang akan memasuki masa pensiun pada April 2018.
Marsekal Udara Hadi Tjahjanto diketahui memiliki hubungan dekat dengan presiden, mengingat jabatannya sebagai Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Adisumarmo di Solo, Jwa Tengah, ketika Jokowi menjabat sebagai walikota Solo.
Sejak saat itu, Hadi Tjahjanto telah dipromosikan beberapa kali termasuk menjadi inspektur jenderal kementerian pertahanan dan sekretaris militer presiden.
"Marsekal Hadi Tjahjanto dinilai mampu dan berkualitas untuk menjadi Panglima TNI," kata juru bicara kepresidenan Johan Budi kepada pers, Senin, setelah mengonfirmasikan pencalonan tersebut.
Usulan Presiden Jokowi telah dikirim ke DPR RI, untuk menunggu pengesahan, katanya.
Abdul Kharis Almasyhari, Ketua Komisi I DPR yang terkait dengan pertahanan dan keamanan, mengatakan bahwa pihaknya akan
ketua komisi parlemen dengan pengawasan pertahanan dan keamanan, mengatakan bahwa komisi tersebut akan melakukan penilaian layak dan tepat atas pencalonan tersebut, yang diharapkan dapat diselesaikan pada masa reses DPR, 14 Desember.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, yang akan memasuki masa pensiun pada April tahun depan, dituding kerap bertindak dan berpendapat kontroversial dan banyak pihak menilai hal itu sebagai politik praktis.
Pada Oktober, Presiden Jokowi mengatakan bahwa militer harus menjauhi politik praktis dan memastikan kesetiaan mereka hanya kepada negara dan pemerintah - sebuah pernyataan yang banyak dipercaya merujuk pada tindakan Gatot Nurmantyo.
Ada spekulasi bahwa Gatot akan mencalonkan diri sebagai wakil presiden atau bahkan presiden pada 2019 seperti dikutip Reuters yang dilansir MailOnline.
Gatot belum mengakui bahwa punya ambisi politik. Dia mengatakan pada HUT TNI 5 Oktober lalu bahwa militer "netral dari politik praktis".
INDONESIAN President Joko Widodo has nominated the chief of staff of the air force to be the new head of the armed forces (TNI), to replace a controversial general who is due to retire in April.
Air Chief Marshal Hadi Tjahjanto has close ties to the president and was previously in charge of an air base in the city of Solo, on the island of Java, when Widodo was its mayor.
Since then, Tjahjanto has been promoted a number of times including to inspector general of the defence ministry and the president's military secretary.
"Marshal Hadi Tjahjanto is considered capable and qualified to become TNI commander," presidential spokesman Johan Budi told reporters on Monday after confirming the nomination.
The proposal had been sent to the parliament, which needs to approve it, he said.
Abdul Kharis Almasyhari, chairman of a parliamentary commission with oversight of defence and security, said the commission would do a "fit and proper" assessment of the nomination, which hopefully could be completed by a Dec. 14 recess.
The outgoing armed forces chef, General Gatot Nurmantyo, who will step down at the end of his term in April, has often courted controversy over what analysts see as his political ambitions.
He has been accused of whipping up nationalist sentiment by promoting the notion that Indonesia is besieged by "proxy wars" waged by foreign states looking to undermine it.
In October, Widodo said the armed forces should stay out of politics and ensure their loyalty was only to the state and the government - a statement many believed referred to Nurmantyo's actions.
There has been speculation that Nurmantyo would seek to run for vice president or even president in 2019.
Nurmantyo has not confirmed any political ambitions. He told a briefing in October the military was "neutral in practical politics".