Thomas Djamaluddin: Satelit Lapan-A2/Orari Berfungsi Maksimal di Orbitnya

Indonesia`s Lapan-A2/Orari Satellite Function Properly in Its Orbit

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Thomas Djamaluddin: Satelit Lapan-A2/Orari Berfungsi Maksimal di Orbitnya
Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin menjadi pembicara utama talkshow (utama) dan menjelaskan peluncuran Satelit Lapan-A2/Orari kepada Presiden RI Joko Widodo (kiri atas) Foto2: B2B/Mya

Jakarta (B2B) - Misi Satelit Lapan-A2/Orari yang diluncurkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pada 28 September 2015 berfungsi dengan baik, kata Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin, yang menunjukkan kemapanan dan kemandirian Indonesia dalam pengusaan teknologi satelit.

"Kita mampu mandiri dalam teknologi satelit yang misinya bisa kita tentukan sendiri meskipun ini adalah satelit mikro," kata Thomas di Jakarta pada talkshow dengan topik 'Kemajuan dan Hasil Pengujian Lapan-A2 pada Senin (23/11).

Satelit Lapan-A2 diluncurkan di Shriharikota, India dengan menumpang roket PSLT C30 milik India, dengan misi utama satelit Astrosat, sementara satelit milik Lapan mengusung misi komunikasi amatir, pemantauan kapal laut, dan pengamatan bumi.

Menurutnya, Lapan telah meluncurkan Lapan-A1 untuk pemantauan wilayah, dan misi Lapan-A2 ditambah dengan kapal laut juga radio amatir yang mengorbit di ekuatorial.

"Dalam satu hari, Satelit Lapan-A2 melintasi wilayah Indonesia selama 14 kali, dan ketika terjadi bencana biasanya komunikasi konvensional terganggu maka satelit radio amatir ini akan berfungsi," kata Thomas.

Dia menambahkan, khusus sistem pemantauan kapal laut di perairan Indonesia, Lapan bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, memanfaatkan data Automatic Identification System (AIS) untuk mengidentifikasi keberadaan kapal asing pencuri ikan yang dikenali dengan sifat khususnya.

"Satelit dapat memantau ketika kapal bergerak zigzag atau melakukan manuver, bisa diketahui dan diidentifikasi," katanya lagi.

Thomas menambahkan, saat ini ada dua teknologi yang mengikat manusia modern yakni antariksa dan informasi sehingga mutlak kita kuasai. "Jangan berani bilang kita bangsa mandiri apabila kita tidak menguasai teknologi satelit."

Jakarta (B2B) - The mission of Lapan-A2/Orari Satellite launched by the Indonesian Institute of Aviation and Space or Lapan on September 28, 2015 is functioning properly according to the Head of Lapan, Thomas Djamaluddin, which shows the reliability and independence of Indonesia in satellite technology.

"We are able to be independent in satellite technology, which we can set its own mission, although these micro satellite," Mr Djamaluddin said here on the talkshow on Monday (11/23).

Lapan-A2/Orari Satellite was launched in Sriharikota, India with PSLT C30 rocket of India, with the primary mission to launched Astrosat Satellite, while Lapan satellite for or amateur communication, monitoring of ships, and earth observation.

According to him, Lapan-A1 has been launched to monitor Indonesian territory, and Lapan-A2 orbiting in the equatorial, its mission is to monitor the ships and amateur radio.

"In one day, Lapan-A2/Orari Satellite across the territory of Indonesia for 14 times, and when a disaster occurs usually conventional communication is interrupted, the amateur radio satellite which will displace its function," he said.

He added, related to the monitoring system in the waters of Indonesia, Lapan cooperation with Indonesian Marine Affairs and Fisheries Ministry, which utilize data from the Automatic Identification System (AIS) to identify the presence of foreign-owned fishing boats.

"The satellite can monitor the ship when moving zig zag or maneuvers, can be known and identified," he said.

Mr Djamaluddin added, that modern humans tergatung on space technology and information, so that Indonesia is absolutely able to master. "Do not you dare say we are an independent nation if we are not able to control the satellite technology."