KRI Diponegoro dan KRI Lambung Mangkurat Amankan Perairan Nusakambangan
Indonesian Warships Patrolling Central Java`s Cilacap Waters
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani

Cilacap, Jawa Tengah (B2B) - Meski pelaksanaan eksekusi tahap II bagi terpidana mati masih belum jelas, namun pihak TNI terus mempersiapkan diri melakukan pengamanan. Langkah ini, antara lain dilakukan dengan mengirim dua kapal perang di laut selatan sekitar Nusakambangan.
Dua KRI, yakni KRI Diponegoro dan KRI Lambung Mangkurat, Senin (9/3), merapat di Dermaga Induk Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap. Dari pantauan, KRI Diponegoro merapat terlebih dahulu sekitar pukul 10.00 WIB, kemudian disusul KRI Lambung Mangkurat sekitar pukul 10.44 WIB.
Komandan KRI Diponegoro Letnan Kolonel Laut (P) Daru Cahyo Sumirat mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari satuan tugas operasi Perisai Nusa yang dilaksanakan TNI.
''Operasi ini adalah operasi siaga tempur laut yang bertugas menjaga seluruh perbatasan laut wilayah NKRI. Untuk perairan Bali hingga Cilacap Jawa Tengah ditempatkan dua KRI, masing-masing KRI Diponegoro dan KRI Lambung Mangkurat," ucapnya.
Keberadaan dua kapal perang yang melintas di perairan selat Nusakambangan antara dermaga Wijayapura Cilacap dengan dermaga Sodong Nusakambangan ini, cukup menarik perhatian karena baru pertama kali dua kapal sekelas KRI singgah di perairan tersebut. Terlebih di tengah rencana pelaksanaan eksekusi tahap II di Pulau Nusakambangan, dimana dalam pelaksanaan eksekusi ini mendapat sorotan tajam dari pemerintah Australia.
Letkol (pelaut) Daru Cahyo Sumirat, mengaku kesinggahalan dua kapal KRI di dermaga Tanjung Intan ini, antara lain untuk mengambil perbekalan kebutuhan logistik dan bahan bakar. Namun dia menyatakan, setelah mengambil perbekalan, dua KRI tersebut untuk sementara memang akan beroperasi di perairan sekitar Cilacap.
''Sejauh ini tidak ada perintah untuk mengamankan pelaksanaan eksekusi. Namun kita memang diminta untuk sementara berpatroli di wilayah perairan Cilacap sampai ada perintah baru dari pimpinan TNI,'' jelas Daru didampingi Komandam KRI Lambung Mangkurat Mayor (pelaut) Mukhlis.
Dia mengatakan, KRI Diponegoro mememiliki ABK sebanyak 90 personel, sedangkan KRI Lambung Mangkurat sebanyak 60 personel. Sedangkan persenjataan yang dimiliki KRI Diponegoro, terdiri dari meriam kaliber 76 milimeter buatan Italia, rudal permukaan dengan jarak jangkau 100 kilometer, radar antipesawat udara, serta dua unit meriam kaliber 20 milimeter kanan dan kiri. (Ant)
Cilacap, Central Java (B2B) - The Indonesian warships KRI Diponegoro-365 and KRI Lambung Mangkurat-374 are currently on stand-by in the waters of Cilacap in Central Java ahead of the planned executions of the death convicts.
The two ships anchored at Pier I of Tanjung Intan port in Cilacap, on Monday, to collect supplies before returning to patrol the southern waters between Central Java and Bali.
KRI Diponegoro Commander Lt Col Daru Cahyo Sumirat stated that the two ships conducted patrolling between the Cilacap waters and Denpasar as part of the Perisai Nusa (Archipelago Shield) operation.
"A Perisai Nusa operation is a sea combat-ready operation to protect the borders especially under the control of the Eastern Fleet starting from Cilacap to Papua," he noted.
He explained that KRI Diponegoro and KRI Lambung Mangkurat had arrived at Tanjung Intan to collect logistics and fuel before returning to conduct operations in the waters around Cilacap until further orders from their commanders.
When questioned about the connection of the arrivals of the ships and the planned executions of the death row drug convicts, he revealed that the operations were carried out according to the sectors and were not specifically aimed at securing the executions, and their main purpose was securing the borders.
"If we are ordered to carry out additional tasks such as providing security during the planned executions, we are ready. For the time being, our position is in Cilacap, and we are waiting for further orders with regard to the execution plan, which may come in the next one or two days time," he remarked.
Daru said KRI Diponegoro has 90 personnel on board, while KRI Lambung Mangkurat is carrying 60 personnel with the required arms and equipment.
He noted that the Perisai Nusa operation in the Eastern Indonesian waters stretched from Cilacap to Papua.
"We have been assigned to patrol between Cilacap and Denpasar. The operation is carried out every day, and soon after refueling is done, we are back in the sea," he stated.
He said KRI Diponegoro carries weapons including a 76-millimeter caliber cannon manufactured in Italy with a range of 100 kilometers, anti-aircraft radar, and two 20-millimeter caliber cannons.