SKK Migas: Lifting Migas Gagal Capai Target APBN-P 2013

Indonesian Oil Production Below Target in 2013 State Budget

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


SKK Migas: Lifting Migas Gagal Capai Target APBN-P 2013
Foto: telegraph.co.uk

Jakarta (B2B) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat pencapaian produksi atau lifting minyak dan gas bumi (migas) di bawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013.

Pelaksana tugas SKK Migas, Johanes Widjonarko, mengatakan lifting minyak bumi berdasarkan pencapaian Kinerja Pengelolaan Industri SKK Migas per 31 Desember 2013 sebesar 825.000 barel per hari (BOPD) atau di bawah target APBN-P 2013 sebesar 840.000 BOPD (98,3% dari target).

Begitu juga pencapaian lifting gas bumi yang di bawah target karena hanya terealisasi 98,4%. Tercatat, lifting gas bumi terealisasi 1.218.000 BOEPD dari target 1.240.000 BOEPD.

Menurut Johanes Widjonarko, hal tersebut menyebabkan penerimaan negara sebesar US$31,4 miliar atau 99% dari target yang ditetapkan oleh APBN 2013 sebesar US$31,7 miliar.

"Kendala yang dihadapi utamanya pembebasan lahan dan pengadaan," kata Johanes dalam paparannya di Rapat Dengar Pendapat SKK Migas dengan Komisi VII DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta, Senin.

Ia menambahkan, cuaca juga menyebabkan produksi tidak mencapai target. "Hampir 19.000 barel hilang. Itu karena satu storage terlepas dari mooringnya (Mooring hawser atau tali pengikat Floating Storage and Offloading Cinta Natomas di lepas pantai Tuban, Jawa Timur, putus akibat cuaca buruk), satu lagi karena ada kebocoran dan waktu perbaikan tidak bisa dilakukan karena cuaca," jelasnya.

Berdasarkan paparan Johanes, potensi produksi yang tidak terealisasi tahun 2013 akibat masalah operasional antara lain, kendala teknis di lapangan (opportunity lost 1.000 BOPD), penundaan dalam kegiatan lifting dengan total 47 kejadian terutama masalah dengan kapal (1.400 BOPD), keterlambatan pengadaan fasilitas dan peralatan produksi (2.500 BOPD), kendala perizinan di lapangan (800 BOPD).

"Selain itu gangguan pencurian dan keamanan serta illegal tapping yang mencapai sekitar 2100 kejadian di tahun 2013 dengan opportunity lost 1.100 BOPD," jelasnya.

Kendala lainnya disebabkan selama tahun 2013 terdapat empat proyek di hulu minyak dan gas bumi yang mengalami kemunduran jadwal onstream (Blok Karang, Lapangan Gundih, Tarakan Offshore, Lapangan NDD-13), serta kendala subsurface di mana decline rate (penurunan alamiah) di lapangan eksisting yang rata-rata mencapai 4,1 persen dan 16-00 kejadian yang menyebabkan unplanned shutdown. 

Jakarta (B2B) - The Upstream Oil and Gas Regulator (SKK Migas) said the countrys oil production in 2013, averaged 825,000 barrels per day falling short or 98.3 percent of the target of 840,000 barrels set in the state budget.

Production of gas also was below target reaching only 1,218,000 BOEPD or 98.4 percent of the target of 1,240,000 BOEPD, acting chief of SKK Migas Johanes Widjonarko said.

As a result state revenues from the oil and gas sector totaled only US$31.4 billion or 99 percent of the target of US$31.7 billion set in the state budget for 2013, Johanes said.

"The main hurdles faced is land clearing and procurement," he said at a hearing with the Commission VII of the House of Representatives here on Monday.

He said extreme climate also contributed to failure in reaching the targets.

There was a loss of almost 19,000 barrels of crude oil when the mooring hawser of floating storage and offloading of Cinta Mas off Tuban, East Java broke and was cut off , he cited.

There were also leaks and repair could not be made immediately because of the weather condition, he added.

In addition, there were more than 2,000 cases of stealing and illegal tapping causing an opportunity loss of 1,100 BOPD, he said.

He also said there were delays in a number of oil block coming on stream.