Pondok Dayung, Ledakannya tidak Separah Gudang Amunisi di Cilandak pada 1984
Indonesian Naval Ammunition Depot Blast not as Severe as in Cilandak on 1984
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Jakarta (B2B) - Ledakan di gudang amunisi Komando Pasukan Katak, Pondok Dayung, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, tidak separah ledakan gudang amunisi Marinir TNI AL di Cilandak pada 30 Oktober 1984.
"Kasusnya sama, ada ladakan beruntun, namun ini berbeda efek ledakannya dan tak sebesar ledakan di Cilandak," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati kepada pers di dermaga penyeberangan Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu.
Menurut dia, ledakan di Cilandak lebih dahsyat karena gudang di sana lebih besar, terlebih jenis amunisi yang disimpan di sana lebih lengkap mulai dari amunisi kaliber besar hingga mortir.
"Kalau amunisi di Pondok Dayung ini hanya ada amunisi senjata senjata khusus milik Kopaska (Komando Pasukan Katak). Rata-rata senjata ringan seperti pistol dan sejata laras panjang," katanya.
Dalam kesempatan itu, Untung menjelaskan kronologis peristiwa ledakan di gudang amunisi Kopaska tersebut, bahwa peristiwa itu bermula ketika pukul 09.05 terlihat dan tercium bau asap di dalam gudang amunisi.
"Melihat kepulan asap hitam tersebut, anggota jaga langsung mengambil alat pemadam kebakaran dan disemprotkan. Waktu terus bergulir, kemudian sekitar pukul 09.25 WIB terdengar suara ledakan kecil yang membuat anggota jaga dan anggota di lainnya panik. Tak berlangsung lama, ledakan besar pun terdengar hingga menyebbakan puluhan personil TNI AL mengalami luka-luka," kata Untung.
Padahal, lanjut dia, pada pukul 08.15 WIB saat anggota jaga melakukan pengecekan rutin di gudang amunisi tak terjadi apa-apa. Mereka mengecek kebersihan gudang, kelengkapan jumlah senjata dan aspek lainnya.
"Pada jam itulah, gudang amunisi dinyatakan aman," katanya.
Ia mengaku pihaknya masih menyelidiki penyebab ledakan tersebut. Ia membantah adanya sabotase karena daerah Pondok Dayung merupakan daerah yang steril dari masyarakat sipil.
"Pondok dayung merupakan daerah terbatas. Tak sembarang orang bisa masuk ke dalam tanpa ijin.
Daerah ini sangat terisolir dan aman dari lalu lintas masyarakat biasa," kata Untung.
Ledakan di gudang amunisi menyebabkan berbagai pecahan dan proyektil amunisi bertebaran ke udara, menerjang orang-orang di dekat lokasi. Orang yang paling banyak terkena pecahan adalah mereka yang berjarak 100-200 meter dari titik ledakan.
Ia juga memastikan, pascaledakan itu tak ada efek lanjutan dari amunisi yang terbang.
Jakarta (B2B) - Commodore Untung Suropati, the Indonesian Naval chief of information division said Wednesday´s blast at the Naval ammunition depot in Tanjung Priok, North Jakarta, Indonesia was not as severe as the depot explosion in Cilandak in 1984.
"The (ammunition) cases are similar, but the effects are different and the ammunition explosion in Pondok Dayung, Tanjung Priok was not as large as in Cilandak (on October 30, 1984)," Surapati said here on Wednesday.
According to him, the explosion in Cilandak was more powerful because the Naval warehouse there is larger, and the type of ammunition stored there included large-caliber ammunition.
"The ammunition stored in Pondok Dayung was for special weapons belonging to Kopaska (frogmen unit) members, including light weapons such as handguns and long-barreled weapons," Surapati disclosed.
Meanwhile, Naval Chief of Staff Admiral Marsetio announced that the Navy is investigating the cause of the explosion at its depot in Tanjung Priok.
"We are still investigating it. We have just received a report about it," he noted at Merak port in Banten province on Wednesday.
Admiral Marsetio was at Merak port to accompany President Susilo Yudhoyono during a roll call of the National Search and Rescue (SAR) Board held to mark its 42nd anniversary.
He pointed out that the explosion will not disrupt the Navy´s operations. "This is only part of the ammunition at the depot," he explained.
The ammunition kept at the depot was for light weapons, he added.
The ammunition depot of the Western Indonesian Fleet Command´s frogmen unit in Tanjung Priok, North Jakarta, exploded at around 10 a.m. on Wednesday, causing dozens of injuries.