Unilever Indonesia Kembangkan Konsep Industri Manufaktur Berkelanjutan

Unilever Indonesia Develop Sustainable Manufacturing Industry Concept

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Unilever Indonesia Kembangkan Konsep Industri Manufaktur Berkelanjutan

Jakarta (B2B) - Unilever Indonesia mengembangkan konsep yang terintegrasi dimana sustainable manufacturing atau industri manufaktur yang berkelanjutan merupakan salah satu hal yang diperhatikan.

External Relations Director dan Corporate Secretary Unilever Indonesia, Sancoyo Antarikso mengatakan kesadaran akan pentingnya pengelolaan masalah lingkungan ini, mendorong Unilever sejak 2003 secara sukarela mengikuti program Proper.

"Sebuah program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup, yang bertujuan mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan atau environmental excellency," kata Sancoyo kepada pers di Jakarta saat membuka diskusi industri manufaktur yang berkelanjutan di Jakarta.

Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Bambang Rudito menilai pentingnya  perusahaan khususnya industri manufaktur dalam menjaga lingkungan bukan hanya semata karena ingin melaksanakan kewajiban tanggung-jawab sosialnya saja.

"Hal ini justru merupakan nilai tambah untuk perusahaan karena dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dan berbagai produk yang diproduksinya," ungkap Bambang.

Sancoyo Antarikso menambahkan, kepedulian Unilever Indonesia terhadap kualitas lingkungan diwujudkan dengan mengikutsertakan dua lokasi pabrik, yang berada di Cikarang dan Rungkut, dalam program Proper.

"Setelah beberapa kali masuk kategori hijau, tahun ini, pabrik Rungkut berhasil masuk dalam predikat Gold. Penerimaan predikat Gold ini merupakan sebuah kebanggaan bagi kami karena ini adalah yang pertama kalinya menerima penghargaan ini,” sambung Sancoyo.

Anggota Dewan Pertimbangan Proper 2012, Darwina Wijayanti mengatakan penilaian Green dan Gold Proper diberikan berdasarkan pencapaian lebih (beyond compliance) dari standar terhadap aspek-aspek penilaian yang ada.

Aspek yang dinilai adalah sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi yang digunakan, penurunan emisi dari kegiatan operasi pabrik, pengurangan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun), konservasi air, perlindungan keanekaragaman hayati serta pemberdayaan masyarakat.”

Jakarta (B2B) - Unilever Indonesia to develop an integrated concept where sustainable manufacturing or sustainable manufacturing industry is one of the points to consider.

External Relations Director and Corporate Secretary of Unilever Indonesia, Sancoyo Antarikso said awareness of the importance of managing these environmental issues, encourage Unilever since 2003 voluntarily follow Proper program.

"An assessment of program performance rating companies in environmental management, which aims to encourage companies to adhere to environmental regulations and achieve environmental excellence or environmental Excellency," Sancoyo told reporters in Jakarta while opening the discussion of sustainable manufacturing industry in Jakarta.

Academics Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Bambang Rudito assess the importance of the manufacturing industry in particular enterprise in protecting the environment is not just simply because they want to implement social responsibility obligations only.

"This is actually a plus for the company because it can increase consumer confidence in the company and the range of products they produce," said Bambang.

Sancoyo Antarikso added concern Unilever Indonesia's environmental quality is realized by including two manufacturing site, located in Cikarang and Rungkut in Proper program.

"After some time in the category of green, this year, the Rungkut factory made it into the predicate Gold. Acceptance predicate Gold is a pride for us as this is the first time receiving this award," said Sancoyo.

Proper Advisory Board Member 2012, Darwina Wijayanti said Green and Gold Proper assessment is given based on the achievement of more (beyond compliance) of standards on aspects of existing assessments.

Aspects of existing assessments considered are environmental management systems, energy use efficiency, reducing emissions from plant operations, waste reduction B3 (hazardous materials), water conservation, biodiversity protection and community empowerment."