Roger Federer Catat Rekor Juara Tunggal Putra Wimbledon Delapan Kali
Roger Federer becomes the First Man to Win Eight Wimbledon Men`s Singles Titles
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
ROGER FEDERER mencatat rekor prestasi baru di Wimbledon setelah dia meraih kemenangan dengan memecahkan rekor untuk menempatkannya jauh lebih hebat dari legenda lain, yang masih hidup atau para mendiang.
Petenis berusia 35 tahun dari Swiss itu meraih gelar kedelapan All England Club dengan menundukkan Marin Cilic dengan kemenangan mudah, menang 6-3 6-1 6-4 dalam waktu satu jam 41 menit.
Kemenangan tersebut prestasi Grand Slam kesembilan belas dan dalam capaiannya maka dia menjadi petenis pertama dunia yang memenangkan gelar tanpa kalah satu set pun sejak Bjorn Borg pada 1976.
Cilic tampak tenang, tapi di pertengahan set kedua dia tampak menangis terisak-isak di balik handuknya saat tukar lapangan. Tidak diketahui apakah itu karena tekanan emosional atau kaki yang melepuh atau keduanya.
Atas situasi tersebut, dia akhirnya kesulitan mengatasi groundstroke pukulan keras dari Federer atau servis yang bekerja efektif, melakukan kesalahan di lebih dari tujuh dari 10 servis pertama.
Pada akhirnya, ini adalah final yang mengecewakan, meski hal wajar dalam sebuah kompetisi, namun kemenangan tersebut sekaligus mengecewakan setelah mengetahui bahwa mereka tidak akan melihat Federer lagi. Luar biasa, setelah menjalani musim 2016 setelah masalah lutut pasca-Wimbledon dia kini meraih gelar juara Australia Terbuka dan Wimbledon seperti dilansir MailOnline.
ROGER FEDERER scaled new heights of greatness at Wimbledon when he duly collected a record breaking win to put him further ahead of other legends, living and dead.
The 35-year-old Swiss took an eighth All England Club title by hammering a troubled Marin Cilic with ruthless ease, winning 6-3 6-1 6-4 in an hour and 41 minutes.
It was his nineteenth Grand Slam victory and in achieving it he became the first player to win the title without dropping a set since Bjorn Borg in 1976.
Cilic began brightly, but by the middle of the second set he was sobbing into his towel at the changeover. It was not immediately clear if that was due to emotional distress or a blistered foot or both.
Either way, he ultimately had no answer to the rasping groundstrokes of Federer or a serve that functioned beautifully, pinging in more than seven out of 10 first serves.
Ultimately it was a disappointing final, purely in terms of a contest, but those present would be consoled by knowing that they will not see the like of Federer again. Incredibly, having packed in his 2016 season after knee problems post-Wimbledon he now holds both the Australian Open and Wimbledon titles.