Konser Rolling Stones di Kuba Tidak Disambut Antusias Meskipun Gratis
Rolling Stones Make History as They Touch Down for First Ever Gig in Cuba
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
THE ROLLING STONES akhirnya berkunjung ke Kuba untuk menggelar konser pertamanya di negara komunis tersebut.
Terbang ke Havana pada Kamis waktu setempat, para rocker gaek itu tampak gembira saat mereka melambaikan tangan pada kerumunan warga Kuba yang selama ini hanya mendengar kesuksesan musik rock mereka dari kejauhan.
Stones akan menggelar konser gratis pada Jumat malam, tiga hari setelah kunjungan bersejarah Presiden AS Barack Obama ke Havana, yang bukan sekadar konser musik rock 'n roll di Kuba.
Beberapa, setengah bercanda, konser itu menandainya sebagai peristiwa bersejarah.
Lebih dari setengah juta orang diperkirakan akan menjejali stadion - dan sebagian besar berada di luar stadion akibat keterbatasan daya tampung.
Kembali pada dekade 1980-an, penggemar musik rock Ricardo Gutierrez mendengarkan musik Stones secara rahasia.
"Anda harus pergi ke sebuah ruangan dan menutup pintu. Kemudian Anda memutar volume yang sangat rendah," kata Gutierrez, 48, seorang mantan perwira militer yang kini bekerja sebagai sopir taksi di ibukota Kuba. "Jangan sampai orang lain mengetahui musik apa yang Anda dengar."
Penguasa komunis melarang musik asing diperdengarkan pada dekade 1960-90, yang dituding sebagai aksi subversif, sarana imperialis Yankees, julukan untuk warga kulit putih AS.
Dan meskipun masa-masa pembatasan sudah lama berlalu, Kuba tetap tertinggal jauh dibanding negara lain di dunia - dalam hal musik modern.
Kini, banyak yang melihat kedatangan Stones sebagai kesempatan bagi pulau yang terisolasi menjadi lebih terbuka bagi warganya.
'Rolling Stones konser di Havana? Ini mimpi," kata Eddie Escobar, 45, yang mendirikan salah satu dari beberapa klub musik rock di Havana, Yellow Submarine, dan masih teringat pada aksi diam-diam mencari frekuensi radio komersial Amerika sehingga ia bisa mendengar Stones, Led Zeppelin, Deep Purple dan sejenisnya.
'Musik rock, saya harap, akan membuka jalan bagi yang lain - politik, ekonomi, dan internet. Kami mutlak berada 20 tahun di belakang dari semuanya," kata Escobar, yang mengenakan giwang dan rambut ekor kuda. 'Musik bagaikan sebuah pintu, menjadi pintu menuju perubahan."
Stones tidak mengenakan biaya tiket untuk menonton konser mereka pada Jumat. Pasalnya, tidak banyak warga Kuba yang mampu membayar tiket konser mereka.
Diperkirakan sekitar 500.000 orang akan memadati kompleks olahraga Ciudad Deportivo, dan sebagian lagi berada di jalan-jalan sehingga jumlahnya diperkirakan mencapai satu juta orang, atau satu dari setiap 11 warga Kuba.
Penyelenggara konser mengatakan kepada majalah industri musik Billboard bahwa konser Stones di stadion membutuhkan dukungan 61 kontainer laut, satu pesawat Boeing 747, dan 350 kru.
Jadi bayangkan bagaimana komitmen Stones untuk menggelar konser gratis di Kuba.
"Kami mendapat banyak kesulitan mendapatkan peralatan," kata David Yabor, vokalis 33 tahun dari sebuah kelompok yang disebut Aire Libre, saat bersiap tampil di Yellow Submarine.
"Kami tidak memiliki akses ke peralatan profesional. Kami tidak memiliki toko di mana kita dapat membeli peralatan seperti gitar atau bass amplifier atau mikrofon berkualitas," katanya.
Bahkan mendapatkan rekaman musik sederhana bukanlah hal mudah melakukannya di Kuba.
Berbelanja di iTunes atau toko online lainnya? Lupakan saja: minimnya akses internet di Kuba dan blokade AS, nyaris mustahil untuk Kuba untuk membeli sesuatu secara online atau bahkan mengunduh aplikasi.
Toko musik milik negara, seperti La Havana Si, hanya menjual musik Kuba, sisa-sisa peninggalan dari permusuhan tua terhadap invasi rock 'n roll.
Akibatnya warga Kuba memilih membeli rekaman musik bajakan, seperti Calle L, yang dijual seharga Rp13 ribuan untuk mendapatkan CD bajakan dari katalog lagu di toko, bahkan hari-hari ini lebih banyak permintaan pada musik dansa Latin dan reggae ketimbang musik jadul.
Meskipun konser telah dipromosikan di televisi negara, tidak ada poster di sekitar Havana dan AFP melaporkan seperti dikutip MailOnline hanya menemukan satu toko dengan merchandise: gantungan kunci Rolling Stones.
Namun, tidak perlu untuk susah payah untuk mendapatkan perhatian para penggemar musik rock di Kuba - pria setengah baya seperti Eduardo Gonzalez, 51, yang ingat ketika ia mempertaruhkan keselamatannya untuk mendapatkan rekaman musik Barat di antara teman-temannya.
Ditanya mana lebih penting apakah kunjungan Obama atau konser Stones, Gonzalez, seorang penerjemah yang berada di Calle L untuk berbelanja lagu bajakan, menunjuk tangannya: "Apa yang lebih penting - jari ini atau jari itu?"
Dan sementara pemuda Kuba memiliki minat yang terbatas kepada sebuah band yang memiliki tiga anggota di tahun 70-an dan satu di akhir 60-an, mereka juga diharapkan untuk berduyun-duyun datang ke Ciudad Deportivo.
"Ini generasi orang tua kita," kata mahasiswa kedokteran Jose Antonio Gonzalez, 22, yang mendengarkan Adele dan grup hip-hop C.I.A. "Saya pasti datang. Kuba suka musik dan berpesta!'
Mantan tentara Gutierrez mengatakan, bagaimanapun caranya, ia akan datang untuk menyaksikan konser Stones.
Namun dia begitu mencintai rock 'n roll, penampilan empat superstar gaek Inggris di tanah airnya ia kembali teringat sejarah awal Stones pada dekade 60-an yang mengingatkan dia betapa tertinggalnya Kuba pada peradaban musik modern.
"Sudah terlambat," katanya getir.
"Itu tidak berarti apa-apa bagi saya lagi. Mereka memberi kami Rolling Stones tua sekarang, tapi ketika mereka masih muda dan mempesona dunia kami tidak boleh mendengar dan menyaksikan mereka," katanya.
"Kami ketinggalan kereta."
THE ROLLING STONES have touched down for their first ever gig in Cuba.
Flying in to Havana on Thursday, the ageing rockers screeched as they waved at crowds who only experienced the rock royalty's decades of success at a distance.
The Stones' free concert tomorrow night, three days after a groundbreaking visit to Havana by US President Barack Obama, is about much more than rock 'n roll for Cuba.
Some, only half jokingly, question which event is the more historic.
More than half a million people are expected to cram into the stadium - with many more pouring out into the streets.
Back in the 1980s, fan Ricardo Gutierrez listened to their music a little differently: in secret.
'You had to go in a room and close the door. Then you turned the volume really low,' said Gutierrez, 48, a former military officer who gets by as a taxi driver in the Cuban capital. 'You couldn't let anyone hear you.'
The communist authorities repressed foreign music to varying degrees from the 1960s-90s, branding it subversive, a tool of the imperialist Yankees.
And although those restrictions are long gone, Cuba remains lost in time in rock terms - just as in many other ways.
Now, many see the Stones' arrival as a chance for the isolated island finally to join the rest of the world's party.
'A Rolling Stones concert in Havana? It's a dream,' said Eddie Escobar, 45, who founded one of Havana's few clubs for live rock music, the Yellow Submarine, and who remembers secretly searching for US commercial radio frequencies so that he could hear the Stones, Led Zeppelin, Deep Purple and the like.
'Rock music, I hope, will open everything else - politics, the economy, the Internet. We're 20 years behind absolutely everything,' said Escobar, sporting a silver earring and pony tail. 'Music's a door, an open door to change.'
The Stones are not charging for tickets to Friday's gig. Few Cubans would be able to pay.
Estimates are that 500,000 people will cram into the Ciudad Deportivo sports complex, with the overflow crowd in surrounding streets possibly adding up to a million, or one out of every 11 Cubans.
Organizers told music industry magazine Billboard that the stadium-level production for the Stones meant importing 61 sea containers, a packed Boeing 747, and 350 crew.
So imagine the complications facing struggling Cuban rockers.
'We have a lot of trouble getting equipment,' said David Yabor, the 33-year-old lead singer of a group called Aire Libre, gearing up to play at the Yellow Submarine.
'We don't have access to professional equipment. We don't have stores where we can buy things like guitars or bass amplifiers or quality microphones,' he said.
Even getting simple music recordings is a typically complex Cuban experience.
Shop on iTunes or other online stores? Forget it: between Cuba's lack of Internet access and the US blockade, it's almost impossible for Cubans to purchase anything online or even download the apps.
State-run music stores, like La Havana Si, sell only Cuban music, a leftover perhaps of the old hostility toward the rock 'n roll invaders.
So Cubans go to shops openly selling pirated music, like Calle L, where for about $1 you can get a CD burned with songs from the store's catalogue, even if these days Latino dance and reggaeton are requested far more than the golden oldies.
Although the concert has been promoted on state television, there are no posters around Havana and AFP found only one store with merchandising: Rolling Stones key rings.
Still, there's no need to fire up the core fan base - middle-aged Cubans like Eduardo Gonzalez, 51, who recalls when he risked getting in trouble for passing vinyl records and cassettes between friends.
Asked whether the Obama visit or the concert was more important, Gonzalez, a translator who was in Calle L to shop for pirated tunes, pointed to his hand: 'What's more important - this finger or that finger?'
And while Cuban youth have limited interest in a band that has three members in their 70s and one in his late 60s, they too are expected to flock to the Ciudad Deportivo.
'It's the generation of our parents,' said medical student Jose Antonio Gonzalez, 22, who listens to Adele and hip-hop group C.I.A. 'I'm definitely going, though. Cubans love music and partying!'
Former army officer Gutierrez said, however, that he'll be sitting the concert out.
However much he loved rock 'n roll, the appearance of the four elderly British superstars playing music dating in some cases from the 1960s only reminds him how much has passed Cuba by.
'It's too late,' he said bitterly.
'It doesn't mean anything to me anymore. They give us the old Rolling Stones now, but when they were really the Rolling Stones we weren't allowed them,' he said.
'We missed the train.'