"Saya akan Bantu Suriah jika Diserang AS," kata Putin
"I`ll Help Syria if the U.S. Attacks, Says Putin
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
!["Saya akan Bantu Suriah jika Diserang AS," kata Putin](https://www.berita2bahasa.com/images/articles/20130908I ll help Syria if the US attacks says putin - editan (dailymail) b.jpg)
RUSIA mengeluarkan ancaman mengerikan untuk membantu Suriah jika AS nekat untuk memimpin serangan militer terhadap rezim dibencinya.
Pertemuan puncak para pemimpin dunia yang bergabung dalam G20 berakhir suram, Vladimir Putin menyatakan secara terbuka bahwa dia sudah memasok senjata ke Suriah untuk Bashar Assad dan bersumpah untuk meningkatkan dukungan terhadap Suriah jika serangan rudal akan dilakukan AS, seperti dilansir Mail Online.
Dengan napas terengah-engah, Presiden Rusia memberi sambutannya setelah ditanya bagaimana reaksi Suriah jika Barack Obama akan melanjutkan rencanannya menyerang Suriah untuk menghentikan penggunaan senjata kimia.
"Apakah kami akan membantu Suriah? Ya kami akan lakukan. Dan kita sudah membantu, kami mengirim senjata, kami bekerja sama di bidang ekonomi," tegas Putin.
Di tengah tanda-tanda tindakan AS memimpin serangan ke Suriah tertunda selama dua minggu, Presiden Barack Obama tengah berupaya meraih persetujuan Kongres, Rusia Jumat malam mengirim kapal perang keempat dengan ´muatan yang tidak diketahui´ ke Mediterania timur.
Sementara beberapa pengamat memperkirakan Putin akan menyebarkan pasukannya untuk menyikapi serangan rudal pimpinan AS pada Damaskus, pernyataan Putin menunjukkan ia bertekad untuk mendukung pemerintahan Assad.
Dia telah menunjukkan bahwa ia bisa memperbaharui kontrak baru yang ditangguhkan untuk memasok Suriah dengan perisai rudal canggih.
Meskipun apa yang Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Uni Eropa kembali mengatakan tindakan serangan mengantisipasi bukti serangan gas Assad yang menewaskan hampir 1.500 warga sipil, termasuk 500 anak-anak, bulan lalu, pemimpin Rusia bersikeras pasukan pemberontak yang berusaha menggulingkan pemimpin Suriah yang melakukan tindakan biadab tersebut.
Dia mengatakan itu adalah ´provokasi oleh militan Suriah yang mengharapkan bantuan´ dan bersikeras bahwa aksi militer tanpa persetujuan dari Dewan Keamanan PBB akan ´melanggar hukum internasional´.
Dia bersikeras kebanyakan orang di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara lain menyerukan tidak mendukung intervensi militer - dan Paus juga mengisyaratkan ´penolakan´ terhadap langkah tersebut.
RUSSIA last night issued a chilling threat to assist Syria if the US leads military strikes against its hated regime.
As a summit of world leaders broke up in acrimony, Vladimir Putin declared openly that he is already supplying arms to Syrian tyrant Bashar Assad and vowed to step up support if a planned missile attack goes ahead.
There were gasps as the Russian President made his remarks after being asked how he would react if Barack Obama proceeds with an attack in response to Syria’s used of chemical weapons.
‘Will we help Syria? We will. And we are already helping, we send arms, we cooperate in the economics sphere,’ Mr Putin declared.
Amid signs any US-led action could be delayed for as long as a fortnight, with President Barack Obama battling to win the approval of Congress, Russia last night sent a fourth warship with ‘unspecified cargo’ to the eastern Mediterranean.
While few observers expect Mr Putin to deploy his forces in the event of a US-led missile strike on Damascus, Mr Putin’s remarks suggest he is determined to prop up Assad’s rule.
He has already suggested he could renew a suspended contract to supply Syria with a sophisticated missile shield.
Despite what the US, the UK and EU countries again said was conclusive evidence Assad was behind a sarin attack that killed almost 1,500 civilians, including 500 children, last month, the Russian leader insisted rebel forces trying to overthrow the Syrian leader had staged the incident.
He said it was a ‘provocation by militants expecting aid’ and insisted that military action without the approval of the United Nations Security Council would ‘violate international law’.
He insisted most people in the US, UK and other countries calling for military intervention did not support it - and also pointed out the Pope had made clear the ‘inadmissability’ of such a move.