Arab Saudi Siapkan 30 Ribu Tentara di Perbatasan Antisipasi Ancaman ISIS
Saudi Arabia Places 30,000 Soldiers On Its Border in the Wake of ISIS Threat
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
ARAB Saudi menempatkan 30 ribu tentara di perbatasan utaranya setelah 2.500 tentara Irak dilaporkan mengundurkan diri dari jabatan mereka, sehingga negara itu terbuka untuk ancaman serangan kilat oleh militan ISIS.
Raja Abdullah memerintahkan semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kerajaan terhadap potensi ´ancaman teroris´ dari kemungkinan ISIS menginvasi di Timur Tengah tampaknya kian mengkhawatirkan, seperti dilansir MailOnline.
Arab Saudi - yang merupakan eksportir minyak utama dunia - berbagi 500 mil perbatasan dengan Irak, di mana gerilyawan Sunni telah menduduki banyak kota dalam upayanya untuk mendirikan sebuah negara Islam yang dikutuk sebagai terlalu brutal bahkan oleh Al-Qaeda.
Pemerintah Irak kemudian membantah bahwa pasukannya telah meninggalkan pos mereka, mengklaim perbatasan beroperasi seperti biasa - meskipun muncul rekaman yang menunjukkan penjaga perbatasan berdalih meninggalkan posnya atas perintah dari pemerintahan Perdana Menteri Syiah Irak Nouri al-Maliki.
Kantor berita yang berbasis di Dubai, al-Arabiya mengatakan bahwa pasukan Saudi memasuki kawasan perbatasan setelah pasukan pemerintah Irak tampaknya kabur meninggalkan pos militer, yang mengakibatkan perbatasan Saudi tidak terlindungi.
ISIS terus merangsek ke kawasan-kawasan penting dan secara efektif menghapus garis perbatasan antara Suriah dan Irak seperti dilakukan Irak bulan lalu, mendorong kekhawatiran bahwa wilayah-wilayah Saudi Arabia bakal jatuh ke para militan.
Saluran satelit mengatakan telah memperoleh video yang menunjukkan sekitar 2.500 tentara Irak di daerah gurun sebelah timur dari kota Karbala telah mengundurkan diri dari perbatasan Saudi.
Seorang personel militer dalam video yang disiarkan oleh al-Arabiya mengatakan bahwa tentara telah diperintahkan untuk meninggalkan pos militer tanpa penjelasan atas perintah pemerintah Irak.
Keaslian rekaman tidak bisa segera diverifikasi, dan klaim itu kemudian dibantah oleh menteri dalam negeri Irak Brigadir Jenderal Saad Maan, yang mengatakan kepada BBC bahwa perbatasan beroperasi seperti biasa.
Pada hari Selasa, pemimpin ISIS menyerukan umat Islam untuk mengokupasi wilayah yang telah diduduki untuk mendukung membangun sebuah negara Islam, seraya menyatakan: ´Bumi ini milik Allah.´
Abu Bakr al-Baghdadi, yang kini menyebut diri sebagai Khalifah Ibrahim menyusul klaim ISIS ´telah mendirikan sebuah kekhalifahan di Timur Tengah, mengatakan dalam sebuah rekaman berdurasi 19 menit: ´Muslim, cepatlah rebut negara Anda. Ya, itu adalah negara Anda."
Dalam rekaman audio, yang diposting di situs militan yang digunakan oleh kelompok sebelumnya, pemimpin ISIS menyerukan khusus bagi mereka dengan keterampilan praktis - seperti ulama, hakim, dokter, insinyur dan orang-orang dengan keahlian militer dan administratif - untuk datang ´menjawab kepentingan umat Islam untuk mereka´.
Kaum muslim di seluruh dunia diajak bergabung ke Timur Tengah untuk mendirikan negara Islam, al-Baghdadi melanjutkan dengan mengatakan: ´Segeralah, karena Suriah tidak untuk Suriah dan Irak bukan untuk rakyat Irak.´
Dia juga menyerukan jihad untuk meningkatkan pertempuran di bulan suci Ramadhan, yang dimulai pada Minggu.
Dia berkata: "Dalam bulan suci ini atau bulan-bulan lainnya, tidak ada perbuatan yang lebih baik daripada jihad di jalan Allah, sehingga segeralah bergabunglah untuk berjuang sebagai jihad di jalan Allah."
"Persenjatai diri, mari mengangkat senjata, tentara Islam, lawan, lawan."
Rekaman itu dirilis secara online dua hari setelah organisasi secara sepihak mendeklarasikan berdirinya negara Islam, atau khilafah, di tanah yang dikendalikan, mengubah namanya menjadi Negara Islam.
Hal ini juga menyatakan al-Baghdadi khalifah - kepala negara dalam khilafah - dan menuntut agar semua umat Islam di seluruh dunia menyatakan kesetiaan kepadanya.
Suara itu mirip seperti rekaman audio lain yang dikatakan oleh al-Baghdadi, seorang militan Irak yang jarang difoto atau tampil di depan umum.
Berita bahwa ISIS telah menyatakan wilayah mereka khilafah digambarkan oleh pakar Timur Tengah Charles Lister sebagai ´perkembangan yang paling signifikan dalam jihadisme internasional sejak 9/11´.
Setelah menyatakan khilafah, militan Sunni menuntut kesetiaan dari umat Islam di seluruh dunia.
Dengan tindakan brutal, ISIS telah menginvasi sebagian besar wilayah yang secara efektif menghapus perbatasan antara Irak dan Suriah dan meletakkan dasar-dasar dari cikal bakal negara Islam.
Namun peta yang dirilis pada hari yang sama diakui untuk menunjukkan ambisius lima tahun rencana ekspansi ISIS ´- merinci ambisi untuk mengontrol seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara, serta India dan sebagian Cina di wilayah Timur, dan Spanyol dan Eropa Timur di Barat.
SAUDI Arabia has placed 30,000 soldiers on its northern border after 2,500 Iraqi soldiers reportedly quit their posts, leaving the country open to the threat of a lightning advance by ISIS militants.
King Abdullah ordered all necessary measures to protect the kingdom against potential ´terrorist threats´ as the possibility of ISIS taking yet more territory in the Middle East appeared to increase.
Saudi Arabia - which is the world´s top oil exporter - shares a 500-mile border with Iraq, where Sunni insurgents have seized numerous towns and cities in a campaign to establish an Islamic state which has been condemned as too brutal even by Al-Qaeda.
Iraq´s government later denied that its forces had abandoned their posts, claiming the border is operating as usual - despite the emergence of footage purporting to show border guards explaining they left on the orders from the administration of Iraq´s Shi´ite Prime Minister Nouri al-Maliki.
Dubai-based news organisation al-Arabiya said that Saudi troops fanned into the border region after Iraqi government forces apparently abandoned positions, leaving the Saudi frontiers unprotected.
ISIS gained huge tracts of land and effectively erased the border between Syria and Iraq in a similar Iraqi withdrawal last month, prompting fears that parts of Saudi Arabia could now fall to the militants.
The satellite channel said it had obtained a video showing some 2,500 Iraqi soldiers in the desert area east of the Iraqi city of Karbala after pulling back from the Saudi border.
An officer in the video aired by al-Arabiya said that the soldiers had been ordered to quit their posts without explanation on the orders of the Iraqi government.
The authenticity of the recording could not immediately be verified, and the claims were later denied by Iraq´s interior minister Brigadier General Saad Maan, who told the BBC that the border was operating as normal.
On Tuesday, the leader of ISIS called on Muslims to come to the territory his group has seized to help build an Islamic state, declaring: ´The earth is Allah´s.´
Abu Bakr al-Baghdadi, who now refers to himself as Caliph Ibrahim following ISIS´ claim it had established a caliphate in the Middle East, said in a 19-minute audiotape: ´Muslims, rush to your state. Yes, it is your state.´
In the audio, posted on militant websites which have been used by the group before, the leader makes a special call to those with practical skills - such as scholars, judges, doctors, engineers and people with military and administrative expertise - to come ´answer the dire need of the Muslims for them´.
Urging Muslims around the world to travel to the Middle East to join the Islamic state, al-Baghdadi goes on to say: ´Rush, because Syria is not for the Syrians and Iraq is not for the Iraqis´.
He also calls on jihadists to increase fighting in the holy month of Ramadan, which began on Sunday.
He said: ´In this virtuous month or in any other month, there is no deed better than jihad in the path of Allah, so take advantage of this opportunity and walk the path of you righteous predecessors.
´So to arms, to arms, soldiers of the Islamic, fight, fight.´
The tape was released online two days after the organisation unilaterally declared the establishment of an Islamic state, or caliphate, in the land it controls, changing its name to the Islamic State.
It also proclaimed al-Baghdadi the caliph - the head of state in a caliphate - and demanded that all Muslims around the world pledge allegiance to him.
The voice resembled that on other audiotapes said to be by al-Baghdadi, an Iraqi militant who has rarely been photographed or appeared in public.
News that ISIS had declared their territory a caliphate was described by Middle East expert Charles Lister as the ´most significant development in international jihadism since 9/11´.
Upon declaring a caliphate, the Sunni militants demanded allegiance from Muslims around the world.
With brutal efficiency, ISIS has carved out a large chunk of territory that has effectively erased the border between Iraq and Syria and laid the foundations of its proto-state.
However a map released later the same day purported to show ISIS´ ambitious five-year expansion plan - which detailed a desire to control all of the Middle East and North Africa, as well as India and parts of China in the East, and Spain and eastern Europe in the West.