Hacker Ungkap Jutaan Ponsel Android Rentan Diretas
Hacker Reveals: Millions of Android Devices Could be at Risk of Cyber Attacks
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
PAKAR keamanan menemukan lubang keamanan yang serius di ponsel Android yang mengakibatkan jutaan penggunanya rentan terhadap aksi peretasan (hacker).
Temuan ini diungkapkan seorang pakar yang mengatakan bahwa ponsel yang menjalankan enkripsi disk penuh (FDE) dan chip Qualcomm adalah yang paling berisiko.
Dari penyelidikan oleh analis keamanan Gal Beniamini dari Pasukan Pertahanan Israel mengungkapkan bahwa perangkat sangat rentan terhadap apa yang disebut 'serangan brute force' - di mana peretas membanjiri langkah-langkah keamanan sehingga mengakibatkan ponsel menjadi error.
Android mengoperasikan enkripsi disk penuh (FDE) pada semua perangkat dari Android 5.0, yang dibenamkan pada ponsel dengan master key 128-bit berdasarkan password pengguna.
Namun, cara menyimpan key based pada perangkat mengindikasikan berpotensi dapat dengan mudah ditembus oleh penjahat cyber dan bahkan lembaga penegak hukum.
Enkripsi telepon menjadi pusat dari kasus FBI baru-baru ini yang melibatkan Apple, di mana pihak berwenang mendesak perusahaan teknologi tersebut untuk memecahkan enkripsi dari iPhone yang digunakan oleh salah satu penyerang dalam tragedi penembakan San Bernardino di AS. Dalam hal ini, iPhone mengoperasikan 256-bit FDE, yang bahkan tidak mampu ditembus Apple.
Bagi pengguna Android, faktor kerentanan akibat banyak faktor.
Menurut Neowin, kelemahan utama bagaimana prosesor Qualcomm memverifikasi kernel keamanan dan Android - sistem operasi inti.
Pada posting blog yang menguraikan rincian teknis dari meretas Android, Beniamini menjelaskan bahwa Google dan pembuat chip diingatkan tentang kerentanan, pengguna mungkin memerlukan upgrade perangkat keras untuk memperbaiki masalah.
Dia menulis: "Saya sudah kontak Qualcomm mengenai masalah tersebut sebelum merilis posting ini, dan telah membiarkan mereka meninjau posting blog."
'Seperti biasa, mereka sangat membantu dan cepat untuk menanggapi. Sayangnya, tampaknya seolah-olah memperbaiki masalah ini tidak sederhana, dan mungkin memerlukan perubahan hardware.'
Unggahan tersebut menjelaskan bagaimana ponsel rentan dapat ditargetkan melalui kegiatan sehari-hari termasuk email, web browsing dan pesan teks.
Seorang juru bicara untuk Google mengatakan kepada MailOnline: "Kami menghargai temuan peneliti dan membayarnya untuk karyanya melalui Vulnerability Rewards Program. Kami meluncurkan patch untuk masalah ini awal tahun ini."
SECURITY experts have uncovered a serious security flaw in Android phones which could leave millions of users vulnerable to hackers.
The finding comes from an expert who says that phones running full disk encryption (FDE) and Qualcomm chips are most at risk.
An investigation by security analyst Gal Beniamini of the Israeli Defense Forces revealed that devices are particularly vulnerable to so called 'brute force attacks' – where hackers overwhelm security measures using a persistent trial and error approach.
Android rolled out full disk encryption (FDE) on all devices from Android 5.0, which involves the phone generating a 128-bit master key based on the user's password.
However, the way in which the key is stored on the device means it could potentially be easily cracked by cyber criminals and even law enforcement agencies.
Phone encryption was central to the recent FBI case involving Apple, in which authorities wanted the tech firm to break the encryption of an iPhone used by one of the attackers in the San Bernardino shootings in the US. In this case, the iPhone ran 256-bit FDE, which not even Apple could crack.
For Android users, the vulnerabilities are down to a combination of factors.
According to Neowin, these are namely flaws in how Qualcomm processors verify security and Android kernels – the core operating system.
On a blog post outlining the full technical details of the Android hack, Beniamini explains that while both Google and the chip-maker have been made aware of the vulnerabilities, users may require hardware upgrades to fix the issue.
He wrote: 'I've been in contact with Qualcomm regarding the issue prior to the release of this post, and have let them review the blog post.
'As always, they've been very helpful and fast to respond. Unfortunately, it seems as though fixing the issue is not simple, and might require hardware changes.'
The post explained how vulnerable phones could be targeted through everyday activities including email, web browsing and text messages.
A spokesperson for Google told MailOnline: 'We appreciate the researcher's findings and paid him for his work through our Vulnerability Rewards Program. We rolled out patches for these issues earlier this year.'