Demonstran Telanjang Dada `Rayakan` Mundurnya Paus di Paris
Topless Protesters `Celebrate` Pope`s Resignation in Paris
Editor : Heru S Winarno
Translator : Parulian Manalu
 b.jpg)
FEMINIS bertelanjang dada menyerbu masuk Katedral Notre Dame di Paris, Rabu, untuk ´merayakan´ pengunduran diri Paus.
Sembilan anggota kelompok Femen dari Ukraina menarik perhatian publik saat mereka berbaris melalui ibukota Prancis dengan tulisan ´Paus No More´ di dada telanjang mereka.
Para wanita - hanya mengenakan celana ketat dan Hotpants - kemudian memasuki gereja Katolik berusia 850 tahun lalu mengelilingi salah satu dari dua lonceng besar di dalam gereja, sebelum dibunyikan.
Keamanan gereja cepat tiba di tempat kejadian dan mengusir para pengunjuk rasa pergi, sebelum menendang mereka keluar dari katedral.
Para wanita, yang menggambarkan diri mereka sebagai "provokator", menolak untuk menjelaskan mengapa mereka menjadikan Paus Benediktus XVI - yang mengejutkan dunia ketika ia mundur pada hari Senin - sebagai target protes, seperti dikutip The Sun.
Tapi mereka mengatakan kepada orang yang lewat mereka juga berbaris mendukung pernikahan gay - yang dilegalkan di Prancis jika mendapat dukungan dari majelis rendah parlemen dalam pemungutan suara pekan ini.
FEMINISTS stripped topless and stormed the Notre Dame Cathedral in Paris yesterday to ´celebrate´ the Pope´s resignation.
Nine members of Ukrainian group Femen drew crowds as they marched through the French capital with ´Pope no more´ scrawled on their bare boobs.
The women - wearing just tights and hotpants - then entered the 850-year-old Catholic church and surrounded one of two huge bells on display, before ringing it.
Staff quickly arrived on the scene and pulled the protesters away, before kicking them out of the cathedral.
The women, who described themselves as "provocateurs", refused to explain why they targeted Pope Benedict XVI - who shocked the world when he stood down on Monday.
But they told passers-by they were also marching in support of gay marriage - which could be legalised in France if it gains the support of the lower house of Parliament in a vote this week.