Wanita Misterius Telepon Pilot MH370 Sebelum Lepas Landas

Mystery Woman Call to Doomed Jet Captain Before He Took Off in MH370

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Wanita Misterius Telepon Pilot MH370 Sebelum Lepas Landas
Penemuan ini menimbulkan kekhawatiran adanya hubungan antara Kapten Zaharie, 53, dan kelompok-kelompok teror yang para anggotanya secara rutin menggunakan kartu SIM yang sulit dilacak (Foto2: Mail Online)

KAPTEN pilot Malaysia Airlines MH370 yang sampai ini masih hilang, diduga menerima telepon dua menit, sesaat sebelum lepas landas dari seorang wanita misterius, memakai nomor ponsel yang diperoleh  dengan identitas palsu.

Itulah salah satu panggilan terakhir yang dibuat ke atau dari ponsel Kapten Zaharie Ahmad Shah beberapa jam sebelum pesawat Boeing 777 lepas landas dari Kuala Lumpur 16 hari yang lalu.

Para penyelidik memperlakukan kabar tersebut sebagai informasi penting, karena siapa pun pelaku yang membeli kartu SIM prabayar di Malaysia harus mengisi formulir dengan memberikan kartu identitas atau nomor paspor, seperti dilansir Mail Online.

Dalam upaya tindakan anti-terorisme setelah peristiwa 9/11, pendaftaran identitas untuk  memastikan bahwa setiap pemilik nomor seluler dapat dilacak kepada pemiliknya.

Namun dalam kasus ini polisi harus menelusuri nomor tersebut dari toko yang menjual kartu SIM di Kuala Lumpur.

Mereka menemukan fakta bahwa nomor ponsel itu baru-baru ini dibeli oleh seseorang yang menggunakan nama wanita - tapi identitasnya palsu.

Penemuan ini menimbulkan kekhawatiran adanya hubungan antara Kapten Zaharie, 53, dan kelompok-kelompok teror yang para anggotanya secara rutin menggunakan kartu SIM yang sulit dilacak.

Siapa pun yang berbicara dengan pilot di telepon beberapa jam sebelum MH370 lepas landas telah diwawancarai.

Dalam perkembangan terpisah, The Mail on Sunday telah meneliti bahwa para penyidik sedang bersiap untuk memeriksa istri kapten pilot Shah.

Mereka telah menunggu selama dua minggu sampai waktunya tepat, tapi langkah untuk mulai memeriksa secara resmi Faizah Khan menyusul tekanan dari agen FBI yang membantu penyelidikan.

Meskipun pasangan - yang memiliki tiga anak - telah pisah ranjang, mereka tetap hidup serumah.

Sebuah sumber mengatakan: "Faizah telah ditanyai oleh petugas penyelidik tapi belum bertanya secara rinci tentang perilaku dan kebiasaan suaminya pada hari-hari terakhir sebelum pesawat MH370 hilang.

"Penundaan ini karena alasan budaya. Hal ini dianggap tidak tepat di Malaysia untuk memeriksa intensif keluarga yang berkabung."

Pendekatan secara hati-hati menjadi tantangan bagi tim agen FBI bekerja sama dengan polisi Malaysia. Mereka memperkirakan bahwa istrinya memiliki petunjuk dan informasi ´penting´ terhadap kondisi mental Zaharie.

"Seluruh dunia sedang mencari pesawat yang hilang ini dan orang yang bisa dibilang paling tahu tentang keadaan pikiran orang yang menjadi kapten pesawat sedang ditinggal sendirian," kata sumber yang dekat dengan tim FBI.

Sumber itu menambahkan: "Jika kita ingin mengabaikan kapten pilot dari penyelidikan, kita harus memeriksa intensif istrinya untuk mengetahui bagaimana pikirannya."

Misteri penelepon muncul ketika peneliti Malaysia memeriksa catatan telepon dari Zaharie dan kopilot Fariq Abdul Hamid, 27.

Peneliti tertarik untuk melacak penelepon dan mewawancarai mereka, meskipun mereka  menekankan bahwa fakta tentang kartu SIM yang didaftarkan dengan kartu identitas tidak selalu menunjukkan koneksi kepada kriminal atau teroris.

Aktivis politik di Malaysia kadang-kadang menggunakan kartu SIM yang dibeli dengan kartu identitas palsu karena mereka khawatir bahwa ponsel mereka disadap oleh partai berkuasa di negera otoriter tersebut.

The Mail on Sunday mengungkapkan pekan lalu bahwa Zaharie adalah simpatisan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, sekaligus kerabatnya, dan diduga menghadiri sidang pengadilan yang kontroversial di mana Anwar divonis penjara selama lima tahun. Persidangan berlangsung hanya beberapa jam sebelum pesawat naas itu lepas landas.

Waktu berlangsungnya telepon mengintensifkan pengawasan dan memaksa penyidik berjuang untuk memastikan apakah dilakukan awak kokpit, kecelakaan atau pembajakan yang dituding menjadi penyebab hilangnya Flight MH370 itu.

THE captain of missing Malaysia Airlines flight MH370 received a two-minute call shortly before take-off from a mystery woman using a mobile phone number obtained under a false identity.

It was one of the last calls made to or from the mobile of Captain Zaharie Ahmad Shah in the hours before his Boeing 777 left Kuala Lumpur 16 days ago.

Investigators are treating it as potentially significant because anyone buying a pay-as-you-go SIM card in Malaysia has to fill out a form giving their identity card or passport number.

Introduced as an anti-terrorism measure following 9/11, this ensures that every number is registered to a traceable person.

But in this case police traced the number to a shop selling SIM cards in Kuala Lumpur.

They found that it had been bought ‘very recently’ by someone who gave a woman’s name – but was using a false identity.

The discovery raises fears of a possible link between Captain Zaharie, 53, and terror groups whose members routinely use untraceable SIM cards.

Everyone else who spoke to the pilot on his phone in the hours before the flight took off has already been interviewed.

In a separate development, The Mail on Sunday has learned that investigators are now poised to question Captain Shah’s estranged wife in detail.

They have waited two weeks out of respect, but will now begin formally interviewing Faizah Khan following pressure from FBI agents assisting the inquiry.

Although the couple – who have three children – were separated, they had been living under the same roof.

A source said: ‘Faizah has been spoken to gently by officers but she has not been questioned in detail to establish her husband’s behaviour and state of mind in the days leading to the incident.

‘This is partly for cultural reasons. It is not considered appropriate in Malaysia to subject people in situations of terrible bereavement to the stress of intensive questioning.’

The softly-softly approach has been challenged by the team of FBI agents working with Malaysian police. They have pointed out that she may hold ‘vital clues and information’ to Zaharie’s mental state.

‘The whole world is looking for this missing plane and the person who arguably knows most about the state of mind of the man who captained the plane is being left alone,’ said a source close to the FBI team.

The source added: ‘If we want to eliminate the chief pilot from the inquiry, we must interview her in detail to find out what his state of mind was.’

The mystery caller emerged when Malaysian investigators examined the phone records of both Zaharie and his co-pilot, 27-year-old Fariq Abdul Hamid.

Investigators were keen to trace the caller and interview them, although they have stressed that the fact the SIM card was registered to a non-existent ID card does not necessarily indicate a criminal or terrorist connection.

Political activists in Malaysia sometimes use SIM cards bought with bogus identity cards if they fear that their phones may be bugged by the country’s authoritarian ruling party.

The Mail on Sunday revealed last week that Zaharie is an avid supporter of opposition leader Anwar Ibrahim, a distant relative, and may have attended a controversial court hearing where Anwar was jailed for five years. It took place only a few hours before the flight.

The timing of the call has intensified scrutiny on Zaharie as investigators struggle to establish whether the cockpit crew, a catastrophic accident or hijackers are to blame for Flight MH370’s disappearance.