Tingkatkan Standar Pelayanan, Polbangtan Kementan Serap Aspirasi pada Public Hearing FKP

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Tingkatkan Standar Pelayanan, Polbangtan Kementan Serap Aspirasi pada Public Hearing FKP
POLBANGTAN BOGOR: Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto [kanan] pada kegiatan Forum Konsultasi Publik [FKP] berupa Public Hearing Standar Pelayanan yang dihadiri pimpinan Ombudsman RI.

Bogor, Jabar [B2B] - Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] yakni Polbangtan Bogor menyelenggarakan kegiatan Forum Konsultasi Publik [FKP] melalui kegiatan Public Hearing Standar Pelayanan di Hotel Permata, Bogor pada Jumat pekan lalu [11/10].
 
Kegiatan tersebut bertujuan menjaring aspirasi dan masukan dari berbagai stakeholders  terkait peningkatan kualitas layanan di Polbangtan Bogor.  
 
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman berulangkali menegaskan bahwa pelayanan publik menjadi kunci dalam keberhasilan bidang pertanian.
 
“Saya telah menginstruksikan seluruh pegawai Kementan, termasuk saya, untuk berperan sebagai pelayan rakyat. Sebab, pelayanan publik adalah kunci keberhasilan sektor pertanian,” katanya.

Senada hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Idha Widi Arsanti, mengatakan perlunya regenerasi dalam menyiapkan SDM yang unggul.

"Proses regenerasi petani merupakan upaya penting untuk memastikan keberlangsungan sektor pertanian di masa depan," kata Kabadan yang akrab disapa Santi.
 
Hadir membuka acara secara langsung Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah yang menegaskan bahwa bahwa Public Hearing merupakan kegiatan penting yang menjadi perhatian.

"Biasanya timbul masalah, karena ketidakpahaman terkait dengan substansi yang dikerjakan terutama yang berkaitan dengan pelayanan publik," katanya.

Melalui public hearing ini, kata Siti Munifah, Ombudsman dapat melakukan overview dan memberikan pandangan sehingga pelaksanaan layanan dapat terus meningkat.

"Lebih baik pencegahan dibandingkan dengan penindakan maladministrasi dalam persyaratan, mekanisme dan waktu layanan,” ungkapnya lagi.
 
Peserta yang hadir mencapai 75 orang, dari perwakilan dunia usaha dan dunia industri [DuDi], Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Polsek Bogor Barat, media massa, pimpinan dan tenaga pendidik Polbangtan Bogor, alumni, orang tua mahasiswa, serta elemen masyarakat lainnya.
 
Dalam kegiatan Public Hearing tersebut, Polbangtan Bogor turut menghadirkan Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya pada Divisi Pencegahan Maladministrasi, Olvi Lusianti Dewi, yang menguraikan tentang Standar Pelayanan Publik pada Undang-Undang Nomor 25/2009.
 
“Pelaksanaan pelayanan pendidikan beriringan dengan pelayanan publik. Pentingnya standar pelayanan sebagai tolak ukur pelayanan dan indikator penilaian kerja”, ujar Olvi
 
Berbeda dari penyelenggaraan Public Hearing sebelumnya, pada 2024, jumlah layanan di Polbangtan Bogor bertambah menjadi lima di antaranya penerimaan peserta didik, penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi pertanian, pengabdian masyarakat, administrasi pendidikan, dan pemanfaatan teknologi informasi/layanan pendukung.

Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto mengatakan bahwa layanan publik di Polbangtan Bogor terbagi menjadi lima jenis antara lain penerimaan mahasiswa/peserta didik, yang setiap tahunnya menjadi titik kritis.

"Terkait penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi pertanian lingkup Kementan, kecenderungannya melaksanakan tugas dan fungsi dari Kementan dengan program pembangunan pertanian," katanya.

Polbangtan Bogor, ungkap Yoyon, sebagai perguruan tinggi juga memegang mandat menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Layanan pengabdian masyarakat sesuai dengan Tridarma Perguruan Tinggi.

"Salah satunya, katanya lagi, adalah inovasi diseminasi yang dikembangkan kampus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga pengabdian masyarakat juga menjadi salah satu yang krusial,” pungkasnya. [sdr/wisda/timhumas polbangtanbogor]

Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.