Mentan Dialog dengan Mahasiswa IPB Paparkan Kebijakan Impor Jeroan Sapi
Indonesian Agriculture Minister Explain the Import Policy of Beef Offal to the IPB Students
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Kegiatan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman melakukan rapat koordinasi lintas eselon satu di Kementerian Pertanian RI (Kementan) sempat dihadang oleh sejumlah mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang mempertanyakan kebijakan pemerintah membuka kembali izin impor jeroan sapi pada Kamis (28/7).
Sebelum melakukan rapat koordinasi pejabat eselon satu hingga empat di Direktorat Jenderal Perkebunan, Mentan Amran Sulaiman melakukan audiensi dengan mahasiswa IPB yang diwakili oleh perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IPB di Gedung C Kementan di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.
Kepada mahasiswa IPB, Mentan mengatakan Pemerintah RI membuka peluang impor jeroan untuk memenuhi kebutuhan rakyat sekaligus mengendalikan harga jeroan di dalam negeri yang melambung hingga US$7 per kg (Rp90 ribuan) sementara di luar negeri hanya US$1 (Rp13.000) dan kebijakan impor dapat berubah lagi apabila harga jeroan terjangkau konsumen.
"Selain karena kebutuhan, impor jeroan bertujuan mengendalikan harga karena harga di dalam negeri lebih mahal daripada di luar negeri. Di luar negeri hanya satu dolar AS tapi di dalam negeri berkisar tujuh dolar AS per kg," kata Mentan Amran Sulaiman kepada perwakilan mahasiswa IPB.
Dia menampik tudingan tidak konsisten lantaran membuka peluang impor setelah menutup peluang impor tahun lalu, karena menteri sebagai pelayan rakyat harus mampu memenuhi kebutuhan rakyat meskipun harus mengubah kebijakan, karena dirinya konsisten pada ideologi daripada kata-kata yang dapat berubah ketika dibutuhkan rakyat.
"Saya konsisten pada ideologi bukan pada kata-kata, seperti halnya UUD 1945 yang diubah melalui amandemen sesuai keinginan rakyat, apalagi kebijakan saya melalui peraturan menteri yang berada di bawah UUD 1945 tentu bisa diubah sesuai keinginan rakyat," kata Mentan.
Menurutnya, kebijakan pemerintah ditentang oleh beberapa pihak lantaran kepentingan mereka terganggu oleh kebijakan pemerintah.
"Jadi saya pikir yang protes itu karena ada yang keuntungannya berkurang dengan kebijakan impor jeroan itu seperti halnya daging. Saya sebagai menteri harus konsisten memenuhi kebutuhan rakyat atas harga jeroan yang murah, bukan karena kepentingan pihak-pihak tertentu," kata Mentan Amran Sulaiman.
Terkait dengan kebutuhan daging sapi berdasarkan data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) dan hasil rapat koordinasi terbatas (Rakortas) pada 2016, kebutuhan daging sapi diperkirakan 651.424 ton dengan perkiraan produksi 441.761 ton maka diperlukan impor sapi sekitar 600.000 ekor dan daging sapi 89.687 ton.
"Karena untuk kepentingan rakyat maka peraturan menteri bisa diubah, bahkan peraturan presiden melalui Perpres pun dapat diubah asalkan untuk kepentingan rakyat," kata Amran Sulaiman.
Jakarta (B2B) - The activities Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman conduct coordination meetings with the first echelon cross the Agriculture Ministry was confronted by the students of Bogor Agriculture Institute (IPB) which questioned the government´s policy to reopen the import of beef offal on Thursday (Jul 28).
Prior to the office of the Directorate General of Plantation, Minister Sulaiman dialogue with the students of the IPB in C Building of the Agriculture Ministry in Ragunan area of South Jakarta.
He said the Indonesian government opened the import of beef offal to meet people´s needs, while controlling the prices in the country which soared to US $ 7 per kg while abroad only US $ 1, and the import policy may change if the price of beef offal affordable consumer.
"Besides the people´s needs, the import of beef offal aim to control prices in the country is more expensive than abroad. In other countries only a dollar but in the country seven dollars per kg," Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman told the students of Bogor Agriculture Institute here on Thursday (Jul 28).
He dismissed allegations are not consistent due to open beef offal imports after last year closed, a minister should be able to meet the needs of the people in spite of having to change the rules, because he was consistent on ideology rather than on the words, which can be changed for the sake of the people.
"I am consistently on ideology rather than on words, as amended 1945 Constitution through an amendment for the people, especially my policy by ministerial regulation could be changed because the people´s needs," Minister Sulaiman said.
According to him, government policies opposed by several parties because their interests are disturbed by the government´s policy.
"So I think that the protests for fear of reduced benefits to the import of beef offal policies such as beef. As a minister, I have to be consistent for the people and not because the interests of certain parties," he said.
Indonesian beef demand by the Central Bureau of Statistics, an estimated 651,424 tonnes while supply of 441,761 tonnes, so it takes 600,000 head of cattle and 89 687 tonnes of beef.
"Therefore, to the needs of the people, the ministerial regulation could be changed so did the presidential decree, for the sake of the people´s needs," Mr Sulaiman said.