Kedelai Butuh Lahan Baru 500 Ribu Hektar, kata Mentan Suswono

Soybeans Need 500 Thousand Hectares of New Land, MoA Suswono said

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Kedelai Butuh Lahan Baru 500 Ribu Hektar, kata Mentan Suswono
Mentan Suswono dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH M Zainul Majdi dan Dirjen Tanaman Pangan Udhoro K Unggoro (Foto2: ntb.litbang.deptan.go.id)

Yogyakarta (B2B) - Indonesia harus menambah lahan kedelai minimal 500 ribu hektar sehingga total lahan minimal 1,5 juta hektar, untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan konsumen dan meningkatnya harga kedelai di pasar internasional. Saat ini harga kedelai berkisar Rp9.000 per kg sehingga dapat menguntungkan petani.

"Apabila lahan kedelai tidak ditambah, saya khawatirkan justru banyak lahan jagung dialihkan untuk menanam kedelai. Kalau tidak nanti akan trade off dengan jagung ketika petani menganggap harga kedelai lebih menguntungkan," kata Menteri Pertanian Suswono setelah menghadiri pembukaan Pekan Flori dan Flora Nasional 2013 di Yogyakarta, Rabu (2/10).

Suswono mengkhawatirkan apabila tidak terjadi penambahan lahan kedelai, petani justru mengabaikan lahan jagung untuk beralih ke tanaman kedelai.

Sementara saat ini, kata Suswono, harga kedelai antara Rp8.000-Rp9.000 per kilogram (kg), kata dia, cukup menarik para petani untuk meningkatkan penanaman kedelai dibanding komoditas lainnya, sehingga perlu mengantisipasinya segera.

"Pokoknya asal di atas Rp7.000 per kg, petani sudah sangat tertarik," kata Suswono melalui pernyataan tertulis dari Humas Kementerian Pertanian.

Sementara itu, untuk merealisasikan rencana penambahan luas lahan kedelai, Kementerian Pertanian akan melakukan kerjasama dengan seluruh pemerintah daerah agar dapat membantu menyediakan lahan kedelai.

"Misalnya kemarin pemerintah daerah di Nusa Tenggara Timur telah menyatakan akan menambah 20 ribu hektar lahan kedelai," katanya.

Meski demikian, Suswono mengakui kebijakan impor kedelai masih tetap dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan nasional. "Mengacu kemampuan suplay lokal, untuk menutup kebutuhan dua pertiga kedelai kita memang tetap mengharuskan impor."

Yogyakarta (B2B) - Indonesia should increase soybeans of land a minimum of 500 thousand hectares for a total a minimum of 1.5 million hectares, to anticipate the surge in consumer needs and rising soybeans prices in the international market. Currently prices range from Rp 9,000 per kg soybeans that can benefit the farmers.

"If not add of land to soybeans, of land corn I fear many will turn to soybeans. Otherwise, there will be a trade off with corn, when farmers consider the price of soybeans is more profitable," Minister of Agriculture (MoA) Suswono after attended the opened of Flori and Flora National 2013 in Yogyakarta, Wednesday (2/10).

Suswono worrying if there is no additional land for soybeans, corn farmers will ignore of land and chose planting soybeans.

While at this time, Suswono said, soybeans prices between 8,000-Rp 9,000 per kilogram (kg), he said, is quite attractive for farmers to increase planting of soybeans compared to other commodities, so it is necessary to anticipate it soon.

"Anyway, as long as price is above 7,000 per kg, farmers will be interesting," said Suswono through a written statement from the Ministry of Agriculture Public Relations.

Meanwhile, to realize the plan to increase soybeans of land, the Ministry of Agriculture will conduct cooperation with local governments in order to help provide a soybeans of land.

"For example, yesterday the local government in East Nusa Tenggara has said it will add 20 thousand hectares of of soybean," he said.

However, the policy recognizes Suswono soybeans imports are needed to meet national needs. "Refers the ability of local supply, to cover the needs of two-thirds of our soybeans imports is still requiring."